Midji Ingin Jadi Orang Pertama di Kalbar yang Disuntik Vaksin Covid Tapi Terganjal Standar Vaksinasi
KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengaku ingin menjadi orang pertama di Kalbar yang menerima suntikan vaksin Covid-19. Hal ini dilakukan Midji untuk menciptakan kepercayaan publik bahwa vaksin Covid-19 aman. Namun, niatan itu terganjal Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tentang petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19. Di mana, ada standar vaksinasi Covid-19.
“Saya mau jadi yang pertama divaksin, kemudian setelah diteliti, saya ada autoimun. Kemudian saya pernah terpapar (Covid-19) dua kali. Nah, aturannya yang sudah pernah terpapar, tidak boleh. Sementara ini tidak boleh. Makanya saya periksa, karena saya mau jadi yang pertama divaksin. Tapi tidak boleh,” ujarnya kepada wartawan di Pontianak, Selasa (5/1/2020).
“Pak Wagub juga tidak boleh. Karena beliau sudah pernah terpapar covid. Juga ada penyakit bawaan lain. Kalau saya penyakit bawaan saya autoimun. Vitiligo. Tapi saya pernah positif covid, itu tidak boleh,” timpalnya.
Menurut Midji, keinginannya menjadi orang pertama di Kalbar yang menerima suntikan vaksin, selain untuk menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin, juga untuk membentuk kekebalan tubuhnya terhadap virus Covid-19.
“Karena ketika sudah divaksin, seseorang itu ruang geraknya lebih leluasa, karena dengan vaksin itu bisa membentuk kekebalan tubuh. Antibodinya terbentuk. Tapi tidak sembarangan. Harus memenuhi syarat. Yang jelas yang sudah pernah terpapar virus, tidak boleh. Kemudian ada beberapa penyakit, itu tidak divaksin. Yang usia di atas 59 tahun bukan tak boleh. Kalau tidak ada komorbid, bukan prioritas. Tapi (di tahap vaksinasi) berikutnya,” jelasnya.
Hari ini, kata Midji, vaksin Covid-19 jenis Sinovac sudah tiba di Kalbar. Ada sebanyak 10 ribu vial vaksin yang datang dari total 50 ribu vial vaksin yang dialokasikan untuk Kalbar.
“Tanggal 13 akan dimulai vaksinasi di tingkat nasional, tanggal 14 seremonialnya di daerah masing-masing. Kalbar mungkin antara 10-15 orang, itu bisa tokoh masyarakat, forkopimda, kita sudah kirim, tapi tidak sembarangan, harus memenuhi syarat,” jelas Midji.
Dirinya pun meminta masyarakat tak khawatir akan vaksin. Sebab, vaksin sudah dilakukan penelitian di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Vaksin itu sudah diteliti oleh lembaga BPOM. Kalau BPOM bilang oke, artinya sudah, dan bisa dipertanggungjawabkan melalui uji lab. Yang khawatir silahkan khawatir, tapi nanti lihat hasilnya,” pungkasnya.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…