KalbarOnline.com – WNI alumnus salah satu pondok pesantren di Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang meninggal dunia akibat tabrak lari di Kota Xianyang, Provinsi Shaanxi, Tiongkok, dimakamkan secara Islami di kompleks pemakaman masjid setempat, Kamis (7/1) siang.
“Pemakaman lebih cepat karena kedua orang tua korban sudah menyetujui untuk dimakamkan secara Islami dan menerima tawaran imam masjid di Xianyang,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Yaya Sutarya.
M Rendra Sampurna Wijayadi, 21, alumnus PP Mambaul Ulum, Paiton, yang sedang menempuh pendidikan S1 Jurusan Teknik Elektronik di Shaanxi Polytechnic Institute, Xianyang, meninggal dunia pada Selasa (5/1) sore di rumah sakit setempat akibat luka parah setelah ditabrak mobil pada 30 Desember 2020 dini hari.
Hatim, orang tua korban, yang tinggal di Desa Sukodadi, Kecamatan Paiton, sempat meminta jenazah anaknya dibawa pulang. Namun, mengingat situasi pandemi dan proses pengiriman jenazah ke Indonesia yang memakan waktu paling cepat tiga pekan, akhirnya Hatim bersedia menerima tawaran dari pihak masjid di Xianyang yang bersedia memberikan lahannya untuk pemakaman jenazah Rendra.
“Rendra dimakamkan di kompleks pemakaman masjid. Di sana ada makam tokoh Islam dan warga Muslim setempat,” kata Yaya.
Pihak masjid, menurut Yaya, mengajukan penawaran tersebut karena korban juga dikenal aktif beribadah di masjid itu bersama beberapa pelajar dari Indonesia lainnya. Pihak rumah sakit dan pemerintah di Xianyang juga mengaku kesulitan mengurus jenazah warga negara asing karena peristiwa tersebut baru pertama kali terjadi dalam 40 tahun terakhir.
“Empat puluh tahun yang lalu pemerintah sana pernah mendapati mahasiswa asing yang meninggal saat mendaki gunung. Dan, baru kali ini ada kasus orang asing meninggal sehingga para staf rumah sakit dan pemerintah tidak punya pengalaman mengirimkan jenazah ke luar negeri. Pada saat itulah muncul tawaran dari pihak masjid yang langsung kami sampaikan kepada orang tua Rendra,” ujar Yaya.
Peristiwa nahas itu bermula saat Rendra bersama teman sekampus yang sama-sama berasal dari Paiton mencari makan setelah mengerjakan tugas-tugas kuliahnya pada 30 Desember 2020 dini hari. Sekitar 100 meter dari gerbang kampus, datang mobil dari belakang. Mobil tersebut seharusnya berjalan di lajur kanan, namun entah mengapa berpindah ke lajur kiri, tempat kedua mahasiswa itu berjalan kaki.
Rendra terlempar ke depan hingga kepala membentur aspal dan kaki patah serta tidak sadarkan diri, sedangkan temannya, Faiq, terpelanting ke kiri dan hanya menderita luka ringan. Pengemudi mobil bukan menolong, tapi malah tancap gas melarikan diri. Saat dibawa ke rumah sakit, Rendra dalam keadaan kritis.
Pelaku baru tertangkap pada Jumat (1/1) dan langsung ditahan. Pelaku bersedia membayar biaya perawatan keduanya di rumah sakit sebesar 40.000 yuan (Rp 86,3 juta) per hari atas perintah pihak kepolisian Xianyang.
Selanjutnya, pihak KBRI Beijing juga sedang mengurus hak-hak korban, termasuk asuransi. KBRI Beijing juga mengirimkan staf untuk persidangan kasus tersebut.
Di Shaanxi Polytechnic Institute terdapat lima mahasiswa asal Paiton yang semuanya mendapatkan program beasiswa parsial dari pihak kampus, termasuk Rendra dan Faiq.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…
KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…
KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…
KalbarOnline, Jakarta - PT PLN (Persero) terus menggalang kolaborasi global demi mendukung upaya pemerintah dalam…