KalbarOnline.com – Pemandangan malam Tahun Baru 2021 di Wuhan, Tiongkok, seolah membuat negara lain di dunia yang berjuang melawan Covid-19 kaget. Padahal, virus itu bermula dari Wuhan yang sempat di-lockdown.
Anggota parlemen Partai Konservatif Inggris, Tobias Ellwood menyebut pemandangan Wuhan itu terasa seperti pukulan yang miris. “Ada perasaan kapan ini akan berakhir untuk kita juga,” katanya seperti dilansir dari Express, Kamis (7/1).
Ekonomi Tiongkok telah berkembang pesat dalam beberapa bulan terakhir, dengan Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis (CEBR) Tiongkok menyebut manajemen pandemi yang terampil sebagai alasan utama. “Pertanyaannya, apakah mereka (Tiongkok) telah melakukannya dengan sengaja,” kritiknya.
Baca juga: Wuhan yang Mencekam saat Awal Munculnya Covid-19, Kini Semakin Ceria
“Apa yang dapat kami katakan adalah pandemi telah benar-benar menghancurkan ekonomi dan rezim otoriter telah menggunakan tangan besi mereka untuk dapat menekan dan menegakkan aturan dengan cara yang jauh lebih keras daripada demokrasi terbuka seperti kami,” paparnya.
Terlebih, baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang akan menyelidiki asal-usul Covid-19 di Wuhan telah ditolak masuk ke Tiongkok. Dua anggota telah memulai perjalanan, satu kini telah kembali dan yang lainnya sedang dalam perjalanan.
WHO mengatakan masalahnya adalah kurangnya izin visa dan itu sangat kecewa. Ellwood, yang merupakan anggota Parlemen Konservatif untuk Bournemouth East, percaya bahwa ada upaya Tiongkok untuk menutup-nutupi dan diatur oleh pemerintahnya. Bahkan, dia menyebut bahwa kondisi kematian akibat Covid-19 di Wuhan sebetulnya bisa lebih parah dari angka di atas kertas.
“Saya tidak percaya Tiongkok telah berhasil melalui ini menuju kesuksesan yang mereka klaim,” tegasnya. “Angka kematian di Wuhan 10 kali lebih tinggi dari yang saya yakini di ranah publik,” ucapnya.
“Tapi, mereka (Tiongkok) menekan setiap komentar di internet dan menangkap siapa saja yang berani berbicara dan menantang garis pemerintah,” tegasnya.
“Jadi kita harus menerimanya apa yang diklaim Tiongkok dan negara serupa lainnya sebagai sukses dalam pandemi,” paparnya.
Virus Korona jenis baru pertama kali terdeteksi di Wuhan pada akhir 2019, dengan wabah awal terkait dengan pasar basah. Pada minggu ini, kota berpenduduk 11 juta orang itu telah melaporkan 50.354 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 3.869 kematian menurut Komisi Kesehatan Kota Wuhan. Tetapi sebuah studi baru-baru ini oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tiongkok menunjukkan jumlah infeksi bisa mendekati 500.000.
Studi ini menggunakan sampel 34.000 orang dalam populasi umum di Wuhan dan kota-kota lain di Provinsi Hubei, serta Beijing, Shanghai, dan Provinsi Guangdong, Jiangsu, Sichuan, dan Liaoning untuk memperkirakan tingkat infeksi Covid-19. Para peneliti menemukan tingkat prevalensi antibodi 4,43 persen untuk Covid-19 di antara penduduk di Wuhan.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang dilakukan mantan karyawan Ria Ricis kembali disidang…
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…
KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…
KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…