Categories: Internasional

Pasien Covid-19 Bertambah, RS di Inggris Terapkan Mode Bencana

KalbarOnline.com – Sistem kesehatan di London, Inggris, makin kritis. Kemarin Wali Kota London Sadiq Khan mendeklarasikan status insiden besar. Sebab, lonjakan kasus Covid-19 di ibu kota Inggris tersebut tidak terbendung. Salah satu penyebabnya, peredaran virus SARS-CoV-2 yang sudah bermutasi dan 70 persen lebih mudah menular.

”Kenyataannya, kami kehabisan tempat tidur pasien dalam beberapa pekan mendatang. Kecuali, penularan melambat secara drastis,” ujar Khan sebagaimana dikutip Agence France-Presse. Dia meminta dukungan yang lebih besar dari pemerintah pusat. Sebab, jika situasi tetap sama, layanan kesehatan mereka bakal kewalahan.

Petugas medis Sistem Kesehatan Nasional (NHS) memang menyatakan bahwa yang terjadi saat ini di luar kontrol mereka. Layanan di Royal London Hospital bahkan menerapkan mode bencana sejak sebelum pergantian tahun. Mereka tidak bisa menerapkan standar pelayanan maksimal kepada pasien yang kritis karena banyaknya pasien yang berdatangan.

Di pihak lain, vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech berpeluang besar ampuh mengatasi mutasi virus SARS-CoV-2. Baik yang berasal dari Inggris maupun Afrika Selatan (Afsel). Penelitian dilakukan ilmuwan Pfizer dan University of Texas Medical Branch. Hasilnya menunjukkan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech mampu menetralkan virus yang memiliki mutasi N501Y. Mutasi di area itu mengakibatkan virus lebih cepat menular.

”Hasilnya menunjukkan mutasi N501Y tidak membuatnya resistan pada respons imun yang diinduksi vaksin Pfizer-BioNTech,” terang pihak BioNTech.

Penelitian itu masih awal. Sebab, vaksin tersebut tidak digunakan secara langsung pada mutasi virus baru di Inggris, B.1.1.7, dan mutasi di Afsel, 501.V2. Sebelumnya, Pfizer menguji coba vaksinnya pada 15 mutasi lain.

Bagaimanapun juga, hasil penelitian itu melegakan banyak pihak. Sebab, vaksin Pfizer-BioNTech menjadi salah satu yang paling banyak dipesan. Vaksin tersebut diharapkan bisa menghentikan lonjakan kasus yang kini terjadi di berbagai belahan dunia, terutama di Inggris.

Sementara itu, Wuhan, Hubei, Tiongkok, tidak pernah benar-benar bebas Covid-19. Kota yang menjadi tempat kali pertama ditemukannya virus SARS-CoV-2 tersebut memiliki banyak orang tanpa gejala (OTG) saat lockdown dibuka awal April tahun lalu. Itulah yang terungkap lewat penelitian periset Wuhan University yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases pada Kamis (7/1).

”Jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Wuhan sekitar tiga kali lipat dari data resmi (milik pemerintah, Red),” tulis para peneliti dalam jurnal tersebut sebagaimana dikutip South China Morning Post.

Saksikan video menarik berikut ini:

Redaksi KalbarOnline

Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Tayang Hari Ini di Bioskop, Berikut Sinopsis Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu

KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…

4 hours ago

Pergoki Rumah Berantakan dan Kotor, Nana Mirdad Trauma Punya ART

KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…

5 hours ago

Pj Gubernur Harisson Minta Rumah Sakit Daerah di Kalbar Berikan Layanan Prima Bagi Masyarakat

KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…

6 hours ago

Mentan Andi Amran Sulaiman Dorong Kalbar Jadi Lumbung Pangan Nasional

KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…

6 hours ago

Anggota DPRD Ketapang Rion Sardi Serap Aspirasi Masyarakat di Tepian Sungai Pawan

KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…

6 hours ago

Tangani Ruas Jalan Pelang – Sungai Kepuluk, Dinas PUPR Ketapang Bakal Siagakan TRC

KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…

6 hours ago