KalbarOnline.com – Pelaksanaan vaksinasi Covir-19 di Indonesia akan dimulai untuk tenaga kesehatan terlebih dahulu pada Rabu 13 Januari dengan vaksin Sinovac asal Tiongkok. Bagaimana urut-urutan pelaksanaannya? Setelah tenaga kesehatan, lalu siapa lagi sasarannya?
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan dari 260 juta rakyat Indonesia, penduduk di atas 18 tahun ada 188 juta. Lalu orang-orang yang masuk daftar seperti ibu hamil, komorbid dan pernah terpapar Covid-19 sekitar 7,2 juta.
“Masing-masing membutuhkan 2 dosis buffer stock 15 persen. Kita pakai asumsi efficacy rate 60 persen untuk keluar angka 426 juta dosis yang harus didatangkan untuk vaksinasi 188 juta orang,” jelas Budi dalam RDP di DPR, Selasa (12/1).
Tahapan pertama vaksinasi akan diberikan pada 1,48 juta tenaga kesehatan di Indonesia. Setelah itu, barulah petugas publik lalu lansia. “Nakes diberikan karena selalu terpapar pasien Covid-19 di garda terdepan. Lalu periode kedua, yakni 17,4 juta petugas publik (orang yang dalam tugasnya sehari-hari bertemu dengan banyak orang),” jelasnya.
Indonesia memang berbeda dengan negara lain karena meletakkan lansia di urutan belakang. Mengapa? Sebab menurutnya, uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia baru sampai 18-59 tahun.
“Maka kami harapkan (vaksin Barat) AstraZeneca dan Pfizer yang akan datang adalah vaksin yang sudah uji klinis digunakan di atas 60 tahun. Maka akan mulai disuntikkan pad petugas publik lansia sekitar Maret. Lalu akhir April dilakukan untuk seluruh masyarakat,” kata Budi.
Untuk tahapan vaksinasi nakes, sebanyak 566 ribu nakes pertama akan disuntik pada Januari. Pada tahapan kedua di bulan Februari, sekitar 900 ribu nakes akan disuntik.
Maka, total ada 1,46 juta nakes atau 3 juta dosis vaksin yang bisa disuntikkan Januari-Februari. Lalu mengapa dua tahap? “Sebab pengirimannya 2 tahap yakni 1,2 juta, lalu 1,8 juta dosis,” paparnya
“Saya sampaikan saat deliver 1,2 juta ada 8 provinsi yang belum bisa lansgung terima semua, jaringan rantai dingin di kami kurang lengkap. Ini hambatan karena baru 1,2 juta sudah tak mampu, apalagi 17 juta dan 25 juta,” ujarnya.
Kemenkes terus melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah. Sampai sekarang masih ada 2 provinsi yang belum selesai yakni Sumatera Utara dan Sumatera Selatan karena kapasitas penyimpanan rantai dingin belum mencukupi, sehingga baru dikirim sebagian.
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…
KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…
KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…
KalbarOnline, Jakarta - PT PLN (Persero) terus menggalang kolaborasi global demi mendukung upaya pemerintah dalam…