KalbarOnline.com – Pelaksaanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia memunculkan pertanyaan dari masyarakat dunia. Karena Indonesia memilih mendahulukan kalangan usia produktif yaitu pada rentang 18 – 59 tahun. Sementara negara-negara lain mendahulukan golongan lanjut usia.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan bahwa vaksin saat ini ditujukan bagi mereka yang masuk dalam golongan berisiko tinggi. Sementara untuk vaksin yang ditujukan pada kalangan lanjut usia perlu pengembangan lebih lanjut.
“Kami ingin memastikan keamanannya. Namun pemerintah berkomitmen untuk memperluas ruang lingkup program vaksinasi,” jelasnya dalam konferensi pers virtual baru-baru ini
Wiku menambahkan bahwa saat ini terdapat sejumlah kelompok yang masuk dalam risiko tinggi terpapar Covid-19. Seperti pegawai sektor pelayanan publik ataupun tenaga kesehatan yang menangani pandemi Covid-19 di garda terdepan.
Tak terkecuali kalangan lanjut usia. Penting untuk diketahui, bahwa vaksinasi saat ini dilakukan agar program vaksinasi dapat berjalan sesuai jadwal. Untuk itulah alasangya mengapa pegawai sektor pelayanan publik dan tenaga kesehatan menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19.
“Kita memahami bahwa terdapat beberapa kelompok yang berisiko tinggi terpapar Covid-19 termasuk kalangan lanjut usia. Sama halnya dengan pegawai pemerintah dan tenaga kesehatan, dan kita harus memastikan bahwa program vaksinasi berjalan sesuai jadwal,” lanjutnya.
Pemerintah menyadari bahwa saat ini jumlah vaksin yang ada tidak bisa mencukupi kebutuhan untuk memvaksin semua orang di dunia. Karenanya bagi kelompok berisiko lain termasuk kalangan lanjut usia tetap berikut masyarakat umum akan divaksinasi dengan memperoleh vaksin dari beberapa produsen lainnya.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa lansia akan segera divaksinasi pada akhir Maret-April. Menkes Budi mengatakan di bebarapa negara, tahapan kedua berbeda. Yaitu ada yang berdasar umur. Di Indonesia, lansia belakangan.
“Mengapa? Karena kita butuh waktu untuk memastikan bahwa vasin yang bisa digunakan nanti bisa berlaku di atas 60 tahun,” katanya.
Menurutnya, hasil uji klinis 3 di Bandung untuk vaksin Sinovac selama ini diperuntukkan rentang usia 18-59 tahun. Itu sebabnya, hasil diskusi dengan secara scientific memang disarankan menggunakan Sinovac sesuai dengan yang diujikliniskan di Bandung. Sehingga vaksin untuk lansia masih harus menunggu hasil uji klinis untuk lansia di negara lain seperti Brasil.
Menkes menyebut kelompok lansia akan disuntik vaksin yang sudah uji klinis pada mereka di atas 60 tahun. Lansia bakal disuntik sekitar Maret-April dengan vaksin Pfizer atau AstraZeneca, lalu dilanjutkan dengan masyarakat umum.
“Kami akan mulai dengan petugas publik dan lansia itu sekitar Maret-April. Kalau selesai diharapkan akhir April atau awal Mei kita bisa melakuan untuk seluruh masyarakat,” jelasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang dilakukan mantan karyawan Ria Ricis kembali disidang…
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…
KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…
KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…