KalbarOnline.com – Obet terkejut saat bed yang dia tempati di RS Mitra Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, tiba-tiba bergoyang keras.
Hanya dalam hitungan detik, pria 62 tahun itu sadar sedang terjadi gempa. Tanpa pikir panjang, dia mencabut infus di lengannya, lalu berlari keluar RS.
Obet selamat. Namun, tidak demikian pasien dan perawat yang bertahan di dalam RS. Mereka tertimbun bangunan saat gempa merobohkan gedung RS.
’’Saya dan orang-orang keluar rumah sakit setelah gempa pertama,” ujar Obet kepada FAJAR kemarin (15/1).
Beberapa kabupaten di Sulawesi Barat (Sulbar) memang dilanda gempa sejak Kamis hingga kemarin. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, rentetan gempa didahului gempa awalan (foreshock) pada Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB (14.35 Wita) dengan magnitudo M = 5,9. Episenter berada di sekitar 4 kilometer arah barat laut Kabupaten Majene dengan kedalaman 10 kilometer.
Kemudian, disusul guncangan utama (mainshock) yang berkekuatan magnitudo M = 6,2 pada Jumat pukul 01.28 WIB (02.28 Wita). Episenternya di darat 6 kilometer arah timur laut Majene dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa itulah yang menimbulkan kerusakan di beberapa kabupaten di Sulawesi Barat.
Sampai pukul 20.00 WIB tadi malam, Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Majene sebanyak 42 orang. Perinciannya, 34 orang meninggal di Kabupaten Mamuju dan 8 orang di Kabupaten Majene.
Sementara itu, laporan kerusakan terakhir yang dimutakhirkan Pusdalops BNPB menyebutkan, RS Mitra Manakarra dan RSUD Kabupaten Mamuju rusak berat. Begitu pula Pelabuhan Mamuju dan Jembatan Kuning. Di Kabupaten Majene, sedikitnya 300 rumah rusak berat.
Kapusdatinkom BNPB Raditya Jati mengatakan, saat ini terdapat tiga RS yang aktif melayani korban gempa di Mamuju. Yakni, RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju. Dia menambahkan, sebagian wilayah di Mamuju sudah bisa dialiri listrik. ”Kalau di Kabupaten Majene masih dilakukan perbaikan sehingga seluruh wilayah masih padam,” katanya. BPBD Majene, Mamuju, dan Polewali Mandar kini masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian untuk korban gempa.
Di Istana Kepresidenan Bogor, Presiden Joko Widodo menyatakan turut berduka atas bencana yang terjadi di tanah air. Mulai tanah longsor di Sumedang, banjir di Kalimantan Selatan, hingga gempa bumi di Sulawesi Barat. Presiden telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi hal itu. ”Saya ingin pemerintah daerah dan pemerintah pusat selalu hadir dalam keadaan bencana ini,” ungkapnya kemarin.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu telah menerima laporan dari Kepala BNPB Doni Monardo terkait gempa di Sulawesi Barat dan longsor di Sumedang. Jokowi juga telah menelepon gubernur Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan untuk memastikan keadaan di sana. Termasuk memastikan bantuan yang dibutuhkan masyarakat. ”Saya memerintah kepala BNPB, Mensos, Basarnas, panglima TNI, dan Kapolri untuk melakukan langkah-langkah tanggap darurat,” bebernya.
Pasukan dari TNI-AD, TNI-AL, maupun TNI-AU bergerak cepat ke daerah terdampak bencana tersebut. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kemarin mengantar Mensos Tri Rismaharini dan Kepala BNPB Doni Monardo bertolak ke Majene dengan menggunakan pesawat TNI-AU.
Kepala Dinas Penerangan TNI-AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Indan Gilang Buldansyah menerangkan, tiga pesawat telah dikerahkan ke Sulbar lengkap dengan bala bantuan. Yakni, C-130 Hercules A-1314, C-130 Hercules A-1321, serta Boeing 737 A-7302. ”Tiga pesawat tersebut mendarat di Bandara Tampa Padang, Mamuju,” imbuhnya. Bantuan logistik dan personel yang diangkut menggunakan tiga pesawat itu langsung didistribusikan ke masyarakat di Mamuju dan Majene.
Palang Merah Indonesia (PMI) turut merespons gempa di Sulbar. Organisasi kemanusiaan itu kemarin mulai mengirimkan bantuan. Ketua Umum PMI Pusat Jusuf Kalla mengatakan sudah menggerakkan sejumlah relawan PMI di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Dukungan penanganan darurat bencana gempa di Sulbar juga dijalankan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Baznas pusat memberangkatkan tim tanggap bencana yang beranggota empat orang dari Jakarta. Kemudian, tim Baznas Tanggap Bencana (BTB) di Sulawesi Selatan juga digerakkan ke lokasi bencana di Sulbar.
Bantuan Kemensos
Mensos Tri Rismaharini memerintah jajarannya untuk mengirimkan tambahan personel ke lokasi bencana. Mulai taruna siaga bencana (tagana) wilayah setempat hingga tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP).
Dia mengungkapkan, untuk pertolongan pertama, tagana setempat telah melakukan evakuasi bersama BPBD dan TNI-Polri. ”Tim LDP sudah lapor, mereka juga sudah bergerak. Kita upayakan bantuan secepat-cepatnya untuk penanganan warga terdampak,” tuturnya.
Termasuk mengirim bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan pokok para korban gempa di Majene dan Mamuju. Dia mengungkapkan, bantuan logistik dari gudang di Mamuju dan gudang regional di Makassar, Sulawesi Selatan, telah didistribusikan. Bantuan tersebut dikirim sejak Jumat pagi. ”Bantuan logistik sudah dalam perjalanan menuju lokasi terdampak gempa,” ujarnya.
Bantuan logistik seperti matras, tenda, perlengkapan anak, perlengkapan lansia, dan makanan siap saji dikirimkan bertahap mulai pagi ini. ”Semua logistik di gudang Sulbar dikeluarkan untuk membantu masyarakat,” sambung mantan wali kota Surabaya tersebut. Risma juga akan mendirikan dapur umum di titik-titik pengungsian.
Sementara itu, Radar Sulbar melaporkan, delapan orang yang meninggal di Majene berasal dari Kecamatan Malunda. BPBD Majene mendata, bangunan yang rusak diperkirakan lebih dari 300 unit.
Bencana tersebut juga direspons Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel). Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah telah menyediakan rumah sakit penyangga di Makassar bagi korban gempa bumi Majene dan Mamuju. ”Saya minta kita segera ke sini (Sulbar). Semua yang terkena gempa yang ada masalah kesehatan dan sebagainya yang serius kita evakuasi ke Makassar. Kita akan menjadi penyangga untuk perawatan kesehatan semuanya,” ungkap Nurdin Abdullah seperti dilaporkan FAJAR.
Nurdin telah berkoordinasi dengan sejumlah stakeholder. Mulai Pangdam, Lantamal, Kapolda, hingga pejabat PLN. Dia sudah mempersiapkan semua kebutuhan untuk korban gempa. Nurdin juga telah mengirimkan bantuan logistik berupa bahan makanan dalam bentuk cepat saji. Selain itu, tim medis dikerahkan ke lokasi bencana. ”Kita juga berkoordinasi dengan panglima AU agar stand by tiga heli,” kata Nurdin. Dia menyebut kebutuhan transportasi udara sangat penting. Sebab, akses darat terputus. Evakuasi korban pun dilakukan dengan menggunakan helikopter dan pesawat Hercules.
Baca juga: Gempa 5,0 Skala Richter Kembali Terjadi di Kabupaten Majene
Gempa kemarin juga menghancurkan kantor gubernur Sulbar. Kepala BPBD Sulbar Darno Majid membeberkan, kantor gubernur Sulbar kini tidak layak lagi digunakan. ’’Kerusakannya sangat parah. Separo kantor ambruk dan bagian belakangnya retak,” kata Darno kemarin (15/1).
Selain itu, banyak rumah di Kabupaten Mamuju yang telah rata dengan tanah. ”Rumah yang rusak ringan kurang lebih 100 dan pengungsi ini tersebar di daerah-daerah pegunungan. Ada juga pengungsi di depan rujab dan Bukit Taya,” bebernya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…