Kehamilan pada beberapa Mums bisa jadi pengalaman yang berat, baik secara mental maupun fisik. Tubuh Mums tidak hanya berubah dalam jutaan cara berbeda, tetapi setiap sentakan kecil dapat membuat Mums dan Dads panik karena khawatir ada sesuatu yang salah.
Tenang, Mums. Menurut ahli, wanita perlu mengingatkan diri mereka sendiri bahwa sebagian besar kehamilan berjalan lancar. Meski begitu, komplikasi kehamilan bisa terjadi meskipun angkanya relatif kecil. Itulah mengapa penting bagi setiap ibu hamil untuk mengetahui tentang tanda-tanda peringatan.
Salah satu yang perlu diperhatikan adalah muntah hebat meskipun sudah memasuki trimester kedua. Apakah Mums mengalaminya? Pada kasus tertentu, muntah yang hebat bisa mengganggu proses kehamilan yang sehat. Nah, Mums cari tahu yuk apa penyebabnya!
Mual dan muntah terutama di pagi hari adalah gejala kehamilan yang normal. Muntah umumnya dialami pada kehamilan muda. Normalnya, kebanyakan wanita hamil mengalami mual dan muntah selama awal kehamilan, dan akan mereda setelah 10 sampai 16 minggu.
Tetapi jika sudah memasuki trimester kedua, didefinisikan antara minggu ke 13 dan 26 kehamilan, dan Mums masih muntah terlalu banyak sehingga tidak ada asupan cairan yang masuk, atau Mums tidak buang air kecil, Mums harus segera memberi tahu dokter.
“Muntah hebat terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi parah, yang tidak baik untuk Mums atau janin Mums,” kata dr Isabel Blumberg,seorang dokter obstetri dan ginekologi di New York City.
Muntah ekstrem juga bisa menjadi tanda bahwa Mums menderita hiperemesis gravidarum, sejenis mual di pagi hari yang ekstrem yang dapat berlangsung selama masa kehamilan.
Penyebab muntah ekstrem juga bisa disebabkan keracunan makanan. Jika Mums tidak bisa makan selama dua hari berturut-turut, atau jika muntah disertai demam tinggi, jangan tunda pergi ke dokter ya Mums!
Wanita hamil yang mengalami morning sickness yang parah dan berkepanjangan berisiko tinggi mengalami komplikasi kehamilan, terutama jika masalahnya terjadi hingga memasuki trimester kedua. Ini merupakan hasil penelitian dari Swedia.
Dalam studi yang sudah diterbitkan dalam jurnal BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynecology, calon ibu yang dirawat di rumah sakit karena morning sickness yang parah, yang disebut hiperemesis gravidarum, selama trimester kedua memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami preeklamsia.
Selain itu, wanita hamil yang muntah hebat hingga trimester kedua juga 1,4 kali lebih mungkin melahirkan bayi yang kecil dibandingkan dengan wanita yang tidak menderita muntah yang parah. Wanita yang dirawat di rumah sakit karena hiperemesis gravidarum selama trimester kedua juga memiliki risiko tiga kali lebih mungkin mengalami solusio plasenta, yaitu plasenta terlepas dari dinding rahim, dibandingkan dengan wanita tanpa hiperemesis gravidarum.
Morning sickness yang cukup parah sehingga membutuhkan rawat inap memang sangat jarang. Selama penelitian, yang melibatkan lebih dari 1 juta wanita, hanya 1,1 persen wanita yang dirawat di rumah sakit karena kondisi tersebut. Morning sickness yang parah juga dapat menyebabkan malnutrisi dan dehidrasi pada wanita, dan dikaitkan dengan kelahiran prematur.
Temuan studi menunjukkan bahwa hiperemesis gravidarum selama trimester kedua harus menjadi peningkatan kewaspadaan dan pengawasan selama kehamilan agar tidak mendatangkan komplikasi kehamilan berbahaya.
Morning sickness yang parah diduga disebabkan oleh tingginya hormon human chorionic gonadotropin (hCG), yang dibuat oleh plasenta dan diproduksi terutama selama trimester pertama. Tingkat hCG yang tinggi selama trimester kedua dapat mengindikasikan pembentukan plasenta yang abnormal, kata para peneliti.
Referensi:
Parents.com. 6 reasons to always call the doctor during pregnancy.
Livescience.com. Morning sickness pregnancy complications.
Wahttoexpect.com. Worst second trimester symptoms.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…