KalbarOnline.com – Pemerintah Singapura mulai melakukan vaksinasi Covid-19. Tenaga medis untuk Covid-19 dan personel di Pasukan Bersenjata Singapura (SAF) menjadi kelompok yang disuntik perdana. Kementerian Pertahanan dalam unggahannya di Facebook menargetkan mayoritas pasukan aktif SAF sudah divaksin pada pertengahan tahun ini. Singapura menggunakan vaksin buatan Pfizer-BioNTech.
”Semua personel aktif SAF yang secara medis layak divaksin akan divaksinasi,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan seperti dikutip The Straits Times.
Pemerintah juga akan melakukan vaksinasi kepada pegawai yang terlibat dalam penanganan Covid-19. Misalnya saja mereka yang bertugas di fasilitas karantina dan panti jompo. Vaksinasi pada lansia juga bakal dilakukan bulan ini, dimulai dari mereka yang berusia 70 tahun ke atas.
Baca juga: Hanya Manjur 50,4 Persen, Singapura Masih Tunda Pakai Vaksin Sinovac
Pemerintah Singapura menggratiskan vaksin untuk semua penduduk dan mereka yang tinggal di Negeri Merlion itu dalam jangka waktu lama. Tapi, tidak ada paksaan bagi mereka yang tidak mau. Prinsipnya sukarela. Pemerintah mendorong penduduk yang memenuhi syarat agar datang dan divaksin.
Sementara itu, pemerintah Thailand berusaha mengembangkan vaksin Covid-19 lokal. Namanya ChulaCov19. Vaksin tersebut dikembangkan para peneliti di Fakultas Medis Universitas Chulalongkorn Bangkok. Vaksin itu akan memasuki uji klinis tahap I. Rencananya, April nanti ChulaCov19 diujicobakan kepada 72 relawan yang berusia 18–75 tahun.
”Dua bulan setelahnya kita akan tahu hasil dari uji klinis tahap I itu,” ujar Direktur Pusat Penelitian Vaksin Universitas Chulalongkorn Kiat Ruxrungtham.
Dari Oseania, kasus Covid-19 di Australia berhasil dikendalikan. Di Negara Bagian New South Wales bahkan tercatat nol kasus selama empat hari terakhir. Padahal, wilayah mereka adalah yang paling banyak penduduknya di Negeri Kanguru.
Pertengahan Desember lalu sempat terjadi lonjakan kasus di New South Wales sehingga wilayah pantai utara Sydney itu dikuntara. Masker diwajibkan dan jaga jarak diperketat. Kebijakan tersebut kini membuahkan hasil. Menimbang hal itu, Gubernur New South Wales Gladys Berejiklian ingin membuka travel bubble dengan negara-negara di Pasifik serta Selandia Baru dalam beberapa pekan ke depan.
”Tidak ada alasan kenapa kita tidak bisa melakukan perjalanan ke Selandia Baru atau beberapa Kepulauan Pasifik dalam kurun waktu 12 bulan ke depan,” ujarnya seperti dikutip Channel News Asia.
Menteri Kesehatan Federal Australia Greg Hunt berbeda pandangan. Dia menegaskan bahwa untuk saat ini belum ada rencana kapan travel bubble dengan negara-negara Pasifik bisa dilakukan. Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly juga sepertinya enggan menyetujui ide Berejiklian.
Dibandingkan dengan situasi negara-negara lain di dunia, Australia bisa disebut jauh lebih aman. Bandingkan saja dengan negara-negara di Benua Amerika dan Eropa yang kini terpuruk dan belum mampu mengatasi pandemi korona. Itu semua terjadi karena Australia menutup rapat perbatasannya dan hanya mengizinkan kepulangan warga negaranya.
Namun, pengecualian berlaku untuk mereka yang terlibat dalam ajang tenis Australia Open. Victoria yang menjadi tuan rumah grand slam perdana 2021 itu mencatat 15 hari berturut-turut tanpa kasus penularan lokal Covid-19.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…