Pernahkah kamu merasa kalau prestasi yang kamu raih bukan karena kemampuan cemerlangmu, tetapi karena faktor lucky (keberuntungan) atau kebetulan semata? Kamu merasa dirimu tidak sebagus seperti yang orang lain pikirkan tetang kamu.
Data menunjukkan bahwa 70% orang pernah mengalami hal ini di beberapa titik hidup mereka. Masih hal yang wajar jika Geng Sehat mengalami hal ini, namun jika sering bahkan selalu mengalami perasaan ini, bisa jadi kamu mengalami Impostor syndrome.
Fenomena Impostor pertama kali diperkenalkan pada tahun 1985 oleh psikolog Clance dan Imes, di mana dalam praktiknya dijumpai beberapa perempuan cerdas mengalami perasaan bahwa prestasi mereka tidak layak bahkan sebagai sebuah penipuan.
Studi terus berlanjut dan ditemukan tidak hanya di perempuan saja, tetapi juga pada laki-laki. Pada dunia kerja, fenomena ini dapat terlihat pada saat si pekerja menunjukkan performa kerjanya.
Impostor sindrom merupakan fenomena psikologis di mana seseorang tidak mampu menerima dan menginternalisasi keberhasilan yang dicapainya. Mereka dengan Impostor sindrom selalu mempertanyakan prestasi yang dicapai, merasa bahwa prestasi tersebut bukan karena kemampuan mereka, sehingga mereka cenderung khawatir dicap sebagai seorang penipu.
Siklus Impostor (Impostor Cycle) dapat menggambarkan karakteristik seorang impostor. Siklus dimulai dari saat mereka diberikan tugas atau proyek tertentu. Seseorang dengan impostor sindrom cenderung merasa cemas yang berlebihan yang ditunjukkan dengan reaksi seperti persiapan yang berlebihan atau penundaan pekerjaan di awal dengan persiapan yang berlebihan.
Setelah menyelesaikan tugas, ada perasaan awal kelegaan dan pencapaian, tetapi perasaan tersebut tidak bertahan. Walaupun mereka mendapatkan pujian dan tanggapan positif dari sekitarnya, mereka menyangkal kompetensi mereka. Mereka merasa bahwa kesuksesan mereka disebabkan oleh faktor dari luar atau keberuntungan semata.
Bagi seorang impostor, sukses bukan berarti kebahagiaan. Mereka seringkali mengalami ketakutan, stres, keraguan diri, dan merasa tidak nyaman dengan pencapaiannya. Stressor (tekanan) yang terus menerus ini dapat memicu timbulnya gangguan kecemasan.
Studi psikologis mencatat ada beberapa faktor pemicu timbulnya Impostor sindrom pada seseorang antara lain :
1. Pola asuh keluarga
Mereka yang diasuh di dalam keluarga perfeksionis yang cenderung mengutamakan pencapaian intelektual namun kurang mengajarkan tentang bagaimana merespon kesuksesan dan kegagalan, berpotensi mengalami Impostor sindrom. Sering membandingkan antar anak dapat menjadikan anak selalu berpikir bahwa apa yang dia lakukan tidak pernah dianggap baik.
2. Adanya peran baru dalam tahap kehidupan.
Memulai perkuliahan atau bekerja di tempat kerja baru, mungkin saja membuat kamu merasa tidak mampu atau tidak cocok berada di sana, dapat memicu timbulnya impostor sindrom.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Menumbuhkan pemahaman sejak dini bahwa pencapaian bukanlah yang menjadi poin utama namun proses dan usaha untuk mencapai kesuksesan itu yang perlu diapresiasi.
Berikut beberapa tips agar Geng Sehat tidak terjebak ke dalam Impostor syndrome:
1. Pahami kekuatan dan kelemahanmu
Di balik kelemahan, pasti ada kekuatan di dalam diri setiap orang. Kedua hal ini akan saling melengkapi satu sama lainnya. Lakukan penilaian terhadap dirimu sendiri, perkuat potensi yang ada dalam dirimu dan coba minimalkan kelemahanmu. Dengan demikian, kamu tidak perlu menghabiskan waktumu lagi untuk mencemaskan hal-hal yang sebenarnya kamu bisa kok.
2. Fokus pada apa yang kamu kerjakan
Pada saat kamu melakukan tugas atau proyek, dalam pelaksanaan pasti akan ada saja hambatan atau ada pihak yang mungkin menganggap kamu tidak kompeten. Abaikan saja hal itu Gengs. Fokus pada apa yang kamu kerjakan memberi manfaat buat orang lain, dibandingkan kamu terjebak dalam pikiran negatif dan kecemasan yang menjerumuskanmu ke Impostor sindrom.
3. Katakan “Ya” untuk peluang baru
Saat kita mendapatkan suatu kesempatan peningkatan karier misalnya, pasti ada dua suara yang muncul di pikiran kita “Kamu kurang pantas untuk peluang tersebut” dan satunya “Kamu pantas mendapatkan itu” Kesempatan ini malah kamu harus jadikan suatu tantangan. Kamu diberikan kesempatan ini, pasti kamu sudah dinilai kalau kamu memang pantas mendapatakanya dan kamu mampu. Jadi Gengs, jangan ragu lagi untuk berkata “Yes, I’ll do it”
4. Miliki kesuksesanmu
Saat kamu berhasil dan menerima pujian tersebut, terimalah dengan senyum sebagai bukti jika kamu memang bisa. Sebaliknya jika kamu gagal, tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri karena dalam suatu proses, jatuh bangun adalah hal biasa. Biasakan mencatat hal-hal positif maupun masukan yang kamu dapat sebagai pembelajaranmu.
Jika kamu mengalami Impostor sindrom, kamu dapat mencoba berbagi cerita dengan orang yang kamu percayai atau berkonsultasi dengan psikolog. Impostor sindrom bisa dicegah dan bisa diatasi.
Referensi
KalbarOnline - Debut solo Irene Red Velvet "Like a Flower" dikabarkan akan dilakukan pada 26…
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…
KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort (Polres) Ketapang siap mengawal pelaksanaan tahapan pilkada serentak, mulai dari…
KalbarOnline, Ketapang - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, Polres Ketapang mengikuti zoom meeting “Launching…