KalbarOnline.com – Wuhan, Tiongkok, tempat awal wabah Covid-19 benar-benar berbeda saat ini. Itu ketika dibandingkan dengan kota-kota lain di hampir di seluruh belahan dunia. Saat dunia kini tengah berjuang melawan lonjakan kasus akibat mutasi Covid-19, warga Wuhan justru berpesta di kelab malam.
Kehidupan malam di Wuhan kembali normal hampir setahun setelah penguncian atau lockdown. Di Super Monkey, kelab malam besar di pusat kota, para clubber santai menghadiri pesta dansa dan menghabiskan malam.
Hanya, para tamu tetap wajib mengenakan masker dan melakukan pemeriksaan suhu. Di dalam, para clubber bersantai di lantai dansa di tengah suara musik yang memekakkan telinga dan pertunjukan laser. Sayangnya walau catatan aturan masker wajib ada di depan pintu, namun DJ dan pengunjung pesta melepasnya ketika di dalam saat mengobrol dengan teman, menari, atau merokok.
Baca juga: Wuhan yang Mencekam saat Awal Munculnya Covid-19, Kini Semakin Ceria
“Saya terjebak di dalam rumah selama dua atau tiga bulan. Negara kami memerangi virus dengan sangat baik, dan sekarang saya bisa keluar dengan tenang sepenuhnya,” kata seorang pria bernama Xu, kepada AFP.
Chen Qiang, seorang pria berusia 20-an, memuji negaranya, Tiongkok, karena telah secara praktis memberantas epidemi. Namun dirinya tetap waspada sebab terjadi lonjakan kasus baru-baru ini di wilayah lain dalam beberapa hari terakhir.
“Pemerintah Tiongkok itu baik. Pemerintah Tiongkok melakukan segalanya untuk rakyatnya, dan rakyatnya adalah yang tertinggi. Ini berbeda dengan negara asing,” katanya seperti dilansir dari Straits Times, Sabtu (23/1).
Media pemerintah Beijing telah melihat kegagalan pemerintah Barat untuk mengatasi virus, membandingkan kekacauan di luar negeri dengan kembalinya Tiongkok menuju normal. Tiongkok memuji kesuksesan itu sebagai bukti keunggulan model politik otoriter Beijing.
“Namun memang di kelab, jumlah orang lebih sedikit dibandingkan sebelum pandemi,” katanya.
Manajer kelab malam Li Bo mengatakan virus telah menghantam industrinya dengan keras. “Dibandingkan dengan penguncian lain di negara lain, negara kami setidaknya setengah terbuka, tetapi konsumen masih merasa tidak nyaman,” katanya kepada AFP.
Dia memperkirakan bahwa kehidupan malam di Wuhan telah turun sekitar 60 hingga 70 persen. Aturan ketat yang diterapkan oleh beberapa perusahaan tidak membantu, dengan jumlah peserta terbatas dan diperlukan reservasi. Pengguna juga harus menunjukkan aplikasi pelacakan yang membuktikan bahwa mereka memiliki catatan kesehatan.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline, Ketapang - Kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan Trans Kalimantan, tepatnya di daerah…
KalbarOnline, Ketapang - Bupati Ketapang, Martin Rantan menghadiri Pagelaran Seni Budaya Melayu "Pawai Astagune Raksasa…
KalbarOnline, Ketapang - Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Donatus Franseda menghadiri senam massal dalam rangka…
KalbarOnline, Ketapang - Dewan Pertimbangan Partai Golkar Ketapang, Martin Rantan menegaskan, pasangan calon bupati dan…
KalbarOnline, Ketapang - Ribuan pendukung Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Ketapang nomor…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Internasional, Universitas Tanjungpura (Untan)…