KalbarOnline.com – Keberadaan Aung San Suu Kyi akhirnya diketahui. Nobelis Perdamaian itu kembali menjalani tahanan rumah menyusul kudeta yang dilakukan militer Myanmar.
Kali ini bukan di Yangon seperti dulu. Melainkan di rumah dinasnya di ibu kota Myanmar, Naypyidaw. Informasi itu didapat salah seorang legislator Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
“Kami diberi tahu agar tak khawatir. Tapi, kami tetap khawatir. Akan sedikit melegakan jika kami bisa melihat fotonya (Suu Kyi, Red),” terang legislator yang tak mau disebutkan namanya itu kepada Agence France-Presse.
Juru Bicara NLD Kyi Toe mengungkapkan bahwa penduduk sekitar melihat Suu Kyi berjalan di area kediamannya di Naypyidaw kemarin pagi (2/2). Analis politik Khin Zaw Win juga menegaskan bahwa Suu Kyi saat ini tampaknya dalam kondisi aman. Berbagai laporan menunjukkan dia tidak dalam bahaya.
Baca juga: Kudeta Militer, Myanmar Status Darurat Setahun
’’Saya rasa tujuannya adalah membuat dia jauh dari penglihatan publik. Makanya, dia dibawa ke Naypyidaw. Tempat itu jauh dari semua pusat populasi di mana aksi massa terjadi,’’ ujar Herve Lemahieu dari Lowy Institute.
Menurut dia, junta militer yang menggulingkan pemerintahan pada Senin pagi (1/2) waktu setempat memang sengaja menyembunyikan Suu Kyi. Mereka juga akan memastikan untuk menjaga kesehatannya. Sebab, mereka sadar jika Suu Kyi sakit ataupun meninggal saat ditahan, itu akan memicu reaksi pembalasan dari penduduk.
Bagaimanapun, penahanan Suu Kyi membuat simpati masyarakat untuknya kembali naik. Sebelumnya, dia sempat banjir kritikan karena memilih bungkam terkait isu pembersihan etnis Rohingya di Rakhine.
Baca juga: Sejumlah Negara Kutuk Kudeta Militer di Myanmar, Minta Hormati Pemilu
“Aung San Suu Kyi adalah dewa bagi negara kami,” ujar Merra, warga negara Myanmar yang ikut aksi menentang kudeta di Bangkok, Thailand.
Aksi menentang kudeta itu dilakukan penduduk Myanmar yang tinggal di luar negeri. Di antaranya, Thailand dan Jepang. Di dalam negeri justru relatif aman tanpa aksi massa.
“Kami ingin keluar dan menunjukkan ketidakpuasan kami, tapi Amay Suu (Suu Kyi, Red) ada di tangan mereka. Kami tak bisa berbuat banyak saat ini, kecuali tetap diam,” ujar salah seorang sopir taksi yang memilih tetap beroperasi meski jalanan sangat sepi. Kemarin sebagian penduduk sudah kembali bekerja seperti sedia kala meski dengan perasaan waswas. Bank-bank juga sudah kembali buka.
Suu Kyi bukan satu-satunya yang menjalani tahanan rumah. Ratusan anggota parlemen Myanmar juga senasib dengan putri Bapak Bangsa Myanmar Jenderal Aung San itu.
Mereka ditawan di kediaman masing-masing di kompleks perumahan pemerintah di Naypyidaw sejak Senin. Ada lebih dari 400 anggota parlemen yang menjalani tahanan rumah. Mereka bisa berkomunikasi satu sama lain ataupun menghubungi konstituensinya via telepon. Tapi, mereka tidak bisa keluar rumah maupun meninggalkan kompleks tersebut.
“Polisi berkeliling di dalam kompleks, sedangkan tentara berjaga di luar,” ujar salah seorang legislator seperti dikutip AP.
Mayoritas yang ditahan adalah anggota NLD dan partai-partai kecil lain. Mereka terjaga sepanjang malam karena takut dibawa pergi ke suatu tempat jika sampai tertidur.
Militer kini berkuasa penuh. Kabinet pemerintahan sudah dibubarkan dan diganti dengan yang baru. Ada 11 anggota kabinet yang terdiri atas jenderal militer, purnawirawan jenderal militer, dan mantan penasihat pemerintahan sebelumnya. Mereka dipimpin Jenderal Purnawirawan Thein Sein.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengancam akan menjatuhkan sanksi baru kepada Myanmar jika kudeta tetap berlangsung. Dulu Myanmar sempat disanksi, tapi dicabut di era kepemimpinan Presiden AS Barack Obama.
“Ini adalah serangan langsung terhadap transisi negara menuju demokrasi dan aturan hukum,” tegas Biden. Dia meminta komunitas internasional bersatu untuk menekan junta militer Myanmar agar melepas kekuasaan yang mereka rebut dari NLD serta membebaskan aktivis dan politisi yang mereka tangkap.
Di pihak lain, Dewan Keamanan PBB kemarin menggelar rapat darurat untuk membahas kudeta di Myanmar. Ada ketakutan bahwa kudeta tersebut bakal berdampak buruk pada sekitar 600 ribu penduduk Rohingya yang masih tinggal di Rakhine.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…