KalbarOnline.com – Junta militer menemukan cara untuk menjebloskan Aung San Suu Kyi ke dalam penjara. Rabu (3/2) pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) itu resmi didakwa melanggar aturan ekspor dan impor. Sebab, dia memiliki walkie-talkie yang diimpor secara ilegal. Alat tersebut selama ini dipakai pengawal Suu Kyi. Jika terbukti bersalah, dia terancam hukuman dua tahun kurungan.
Berdasar dokumen kepolisian Naypyidaw terungkap, militer menemukan walkie-talkie tersebut saat menggeledah kediaman Suu Kyi. Selain impor ilegal, radio komunikasi itu dianggap digunakan tanpa izin. Pengadilan sudah menandatangani surat penahanan Suu Kyi selama dua pekan. Dakwaan yang menjerat Suu Kyi juga dibenarkan petinggi NLD.
Junta militer juga bakal menyelidiki kecurangan pada pemilu November 2020. Partai Solidaritas dan Pembangunan Serikat (USDP) yang didukung militer kalah telak dari NLD. Mereka hanya berhasil mendapatkan 71 kursi. Sebaliknya, NLD meraup 920 kursi di parlemen.
Baca juga: Jenderal Min Aung Hlaing Sebut Alasan Kudeta Militer Myanmar Dilakukan
’’Presiden Win Myint didakwa melanggar aturan terkait dengan Covid-19 karena menemui penduduk saat kampanye tahun lalu,’’ bunyi laporan The Guardian.
NLD juga mengungkapkan, militer telah bertindak melanggar hukum. Mereka masuk ke kantor NLD di berbagai wilayah serta menyita berbagai dokumen dan komputer.
Langkah militer dan dakwaan yang menjerat Suu Kyi itu ditengarai bakal membuat penduduk kian berang. Sebab, saat ini mereka tidak setenang pada hari pertama dan kedua kudeta. Rakyat Myanmar mulai melawan. Seruan untuk membangkang dan menentang kudeta kian menggema meski belum ada aksi turun ke jalan secara besar-besaran.
Mulai kemarin, dokter dan tenaga kesehatan di rumah sakit yang tersebar di penjuru Myanmar mogok kerja. Mereka semua memakai pita merah dan hanya mau melayani kasus-kasus darurat. Merah adalah warna partai NLD. Beberapa staf bahkan memilih untuk benar-benar mogok tanpa melayani pasien sama sekali.
’’Saya tidak memiliki keinginan untuk bekerja di bawah kediktatoran militer,’’ kata Nor Nor Wint Wah, dokter di Mandalay.
Para aktivis juga mulai melawan dengan menyerukan Gerakan Pembangkangan Sipil dalam grup Facebook. Kemarin grup itu mendapat 150 ribu pengikut. Seruan protes juga muncul di berbagai media sosial lainnya. Mulai Selasa malam (2/2), penduduk Yangon membunyikan klakson dan menabuh alat-alat dapur sebagai bentuk protes atas kudeta.
Penduduk memang harus berpikir ribuan kali sebelum turun ke jalan. Jejak masa lalu membuat mereka sedikit ketir-ketir. Ini adalah kali ketiga militer melakukan kudeta.
Ketika aksi protes besar-besaran terjadi pada 1988 dan 2007, militer mengerahkan pasukan untuk menghalau demonstran. Pada 1988, jumlah korban jiwa mencapai 10 ribu orang. Ribuan aktivis bahkan melarikan diri ke Thailand. Militer juga melakukan sensor secara masif.
Terpisah, Dewan Keamanan (DK) PBB gagal mengeluarkan surat pernyataan bersama untuk mengecam Myanmar. Sebab, Tiongkok tidak setuju dengan kecaman tersebut. Sebagai anggota tetap DK PBB, negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu memiliki hak veto untuk menolak keputusan. Selama ini Tiongkok memang merupakan sekutu utama Myanmar, terutama pada era kepemimpinan junta militer.
’’Tiongkok dan Rusia meminta lebih banyak waktu,’’ ujar salah seorang diplomat yang ikut rapat DK PBB.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…
KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…
KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…
KalbarOnline, Jakarta - PT PLN (Persero) terus menggalang kolaborasi global demi mendukung upaya pemerintah dalam…