KalbarOnline.com – Selebgram Helena Lim menjadi perbincangan di jagat dunia maya. Bagaimana tidak, Helena yang diketahui bukan seorang tenaga kesehatan (nakes) atau orang lanjut usia (lansia) yang diprioritaskan mendapatkan vaksinasi Covid-19, malahan justru mendapatkannya.
Adapun, video tersebut terdapat di akun Instagram @helenalim899. Helena Lim ini juga diketahui sebagai publik figur Crazy Rich Pantai Indah Kapuk (PIK).
Dalam video berdurasi 1 menit 54 detik itu, Helena bersama dengan tiga anggota keluarga yang lain melakukan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Lagi antre vaksin. Semoga habis vaksin kita bisa ke mana-mana. semoga vaksinnya berhasil. Yang penting semuanya aman,” kata dia dalam video tersebut yang dikutip KalbarOnline.com, Senin (8/2).
Salah satu pihak yang geram akan hal tersebut adalah influencer Dokter Tirta Mandira Hudhi. Melalui akun Instagram-nya @dr.tirta mengatakan bahwa ada kejanggalan dan merasa bahwa Helena Lim ini bukan nakes ataupun lansia. Ia pun heran akan fenomena tersebut.
“Saya nggak kenal siapa yang ada di video ini. Tapi saya cek kayaknya bukan nakes ya. Terus bukan berisiko (lansia). Heran saya. Harusnya warga zona merah utamakan dulu. Kan mereka butuh vaksin. Contih Bali. Biar WNA bisa dateng ke situ. Dan vaksin sejauh ini gratis,” tulisnya dikutip KalbarOnline.com.
Tirta juga meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta untuk memberikan penjelasan mengenai hal itu. Pasalnya, vaksin Covid-19 juga terbatas dan untuk vaksinasi influencer pun sudah lewat pada 13 Januari lalu.
“Dosis vaksin ini limit (terbatas). Prioritaskan untuk nakes, warga berisiko, lalu guru dan pegawai publik dan warga kamping yang zona merah. Bukannya agenda awal dulu, guru-guru dapet agar sekolah bisa buka?,” tegasnya.
Namun, dari penjelasan Kasudin Jakarta Barat (Jakbar) Kristi Wathini, dikatakan bahwa Helena Lim dan keluarga termasuk dalam kategori yang mendapatkan prioritas vaksinasi Covid-19. Hal itu terlihat dari surat keterangan bekerja di apotik sebagai penunjang.
Tirta pun meminta bukti atas pernyataan Kasudinkes Jakbar tersebut. Komplain mengenai hal ini juga telah ia lontarkan ke Kemenkes dan Kantor Staf Presiden (KSP), yang kata dia saat ini tengah dalam investigasi.
“Jika mengaku nakes/staf apoteker pun harusnya ada surat izin praktek, setau saya apoteker ada surat izinnya. Ayo temen-temen yang kerja di apotek, berusahalah. Setau saya kawan-kawan di apotek belum dapet semua (vaksinasi),” ungkapnya.
Salah satu akun bernama @bakakakgajah di kolom komentar postingan Dokter Tirta yang mengaku seorang apoteker juga mengatakan perlu surat undangan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19.
“Saya apoteker, untuk mendaftarkan atau mendapatkan vaksin ada surat undangan dan harus mendaftarkan diri di web tertentu dan mencantumkan Surat Tanda Registrasi (STRA) serta menunjukkan STRA tersebut pas akan di vaksin,” jelasnya.
KalbarOnline - Kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang dilakukan mantan karyawan Ria Ricis kembali disidang…
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…
KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…
KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…