Ketapang Canangkan Pembangunan Food Estate Wujudkan Ketahanan Pangan
KalbarOnline, Ketapang – Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, pemerintah terus berupaya melakukan terobosan melalui pengembangan kawasan food estate. Program food estate sendiri mulai menjadi program pemerintahan Jokowi sejak tahun lalu. Presiden Jokowi juga telah memerintahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menangani langsung kawasan ini demi ketahanan pangan dalam negeri.
Program food estate di Kabupaten Ketapang berlokasi di Kecamatan Matan Hilir Selatan, Desa Pesaguan Kanan, Dusun Teluk Keluang dengan luas wilayah kecamatan 1.813 kilometer persegi atau 5,74 persen dari luas wilayah Kabupaten Ketapang. Kecamatan tersebut terdiri dari 11 desa, 37 dudun, 63 RW dan 166 RT.
Untuk mewujudkan itu, Pemerintah Kabupaten Ketapang menggelar lokakarya rencana pembangunan food estate. Kegiatan yang berlangsung di ruang rapat kantor Bupati Ketapang itu selain diikuti oleh Forkopimda Ketapang juga turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Provinsi Kalimantan Barat, Florentinus Anum, Selasa (9/2/2021).
Bupati Ketapang, Martin Rantan dalam sambutanya mengatakan, lokakarya ini dimaksudkan untuk menyempurnakan usulan Kabupaten Ketapang dalam rencana pembangunan food estate ini ke Kementrian Pertanian di Jakarta, namun terlebih dahulu harus ada rekomendasi dari Gubernur Kalimantan Barat.
“Pemerintah Kabupaten Ketapang telah melakukan pendekatan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Gubernur mendukung tentang program tersebut,” katanya.
Dasar pemikiran ini, menunrut Martin ialah peraturan tentang pangan dan Peraturan Menteri Pertanian dan Kehutanan tentang lingkungan hidup.
Menurutnya, hal ini berkaitan erat dengan masalah pandemi Covid-19 yang sangat berpengaruh dan menjadi ancaman bagi masyarakat.
“Dari segi perekonomian, menurut data ekspor dan devisa sangat menurun dari segi komoditas pangan, selain itu Presiden juga telah mengintruksikan kepada para kepala daerah tentang pembangunan food estate,” ucapnya.
Martin menyebut, saat ini yang masih manjadi kendala ialah legalitas lahan. Di mana, ada kurang lebih 13.000 hektar lahan yang masuk dalam kawasan hutan produksi dan kawasan konservasi. Pembangunan food estate juga membutuhkan biaya yang cukup besar karena tidak hanya pada satu area saja, ada blok-blok yang harus dikelola.
“Biaya ini tidak sedikit kita bangun. Dengan multi pihak. Baik dari APBD Ketapang, Provinsi dan pihak dunia usaha. Usaha ini akan dipegang oleh satu perusahaan, setelah adanya legalitasnya dari Kementrian Pertanian Republik Indonesia,” jelasnya.
Martin menyampaikan, selain sebagai program ketahanan pangan, manfaat pembangunan food estate ini juga memberikan keutungan bagi masyarakat dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
“Selain itu keutungan bagi Pemerintah Kabupaten Ketapang adalah PAD karena PAD kita kurang lebih Rp150 miliar, sedangkan yang lain ketergantungan dana dari pusat DAK dan DAU,” ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Martin dengan tegas memerintahkan kepada Camat dan para Kepala Desa di Kecamatan Matan Hilir Selatan di mana lokasi pembangunan food estate direncanakan ini untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
“Jangan ada masyarakat yang mematok tanah atau lahan yang manjadi rencana area food estate tersebut, karena lahan itu aset atau tanah milik negara,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Provinsi Kalimantan Barat, Florentinus Anum menyatakan dukungan atas inisiasi pengembangan food estate di Kabupaten Ketapang yang akan segera direalisasikan.
“Inisiasi ini sejalan dengan program dan kebijakan Bapak Gubernur Kalbar Sutarmidji untuk memperkuat cadangan pangan daerah dan selaras dengan program kebijakan pemerintah pusat. Nah, kita dari Distan TPH Kalbar sangat menyambut baik dan mendukung pencanangan tersebut,” ujarnya.
Ia menyebutkan, kebijakan Pemerintah Provinsi Kalbar sangat fokus untuk penguatan cadangan pangan terutama pada daerah-daerah yang selalu bermasalah dengan akses distribusi pangannya, yang dikarenakan terbatas karena infrastrukur.
“Daerah kabupaten harus memiliki cadangan pangan yang kuat minimal bisa memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dan bahkan sekitarnya, terutama bagi daerah kabupaten yang akses distribusi pangannya bermasalah dan sulit. Apabila ada hal sesuatu seperti krisis pangan terjadi, maka kabupaten tersebut bisa memenuhi kebutuhan sendiri,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga akan ikut membantu melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat agar di Ketapang benar-benar didukung penuh karena hal itu juga program strategis nasional yang diinginkan Presiden.
“Semua pihak berkolaborasi mulai pusat, provinsi dan daerah. Termasuk masyarakat itu sendiri karena tujuan akhirnya masyarakat pendapatanya meningkat dan menjadi lebih sejahtera,” tandasnya.
KalbarOnline, Pontianak - Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo yang sukses meraih medali emas di…
KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…
KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…
KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort (Polres) Ketapang siap mengawal pelaksanaan tahapan pilkada serentak, mulai dari…
KalbarOnline, Ketapang - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, Polres Ketapang mengikuti zoom meeting “Launching…
KalbarOnline, Pontianak – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kalimantan Barat menyelenggarakan…