Peran vaksin dalam membentuk kekebalan tubuh spesifik terhadap beragam jenis penyakit infeksi berbahaya tidak perlu diragukan lagi. Umumnya Mums memiliki catatan riwayat vaksinasi setiap buah hatinya, untuk memastikan tidak ada vaksin yang terlewat sesuai usia.
Nah, pada bulan Desember tahun 2020 lalu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) baru saja mengeluarkan pedoman jadwal imunisasi terbaru untuk anak 0-18 tahun yang disusun berdasarkan rekomendasi terkini dari WHO dan hasil-hasil penelitian yang relevan. Ada beberapa perubahan pada jadwal vaksinasi dibandingkan jadwal sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun 2017.
Sudahkan Mums memperoleh informasi mengenai hal ini?
Berikut beberapa perubahan yang perlu Mums cermati agar bisa memberikan vaksin sesuai rekomendasi terbaru:
1. Hepatitis B
Vaksin hepatitis B berguna untuk melindungi si kecil dari infeksi virus hepatitis yang bisa menyebabkan infeksi serius pada organ hati. WHO dan IDAI merekomendasikan semua bayi yang baru lahir untuk menerima dosis pertama vaksin hepatitis B monovalen sesegera mungkin sebelum berumur 24 jam, kecuali jika ada kondisi khusus.
Dalam jadwal vaksinasi IDAI 2017, vaksin hepatitis B diberikan sebanyak 4 kali yaitu pada saat lahir (monovalen), dilanjutkan pada saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan (bersama dengan vaksin untuk penyakit difteri, tetanus, dan pertusis/DTP). Jadwal vaksinasi terbaru tahun 2020 menambahkan 1 kali pemberian vaksin hepatitis B yaitu pada saat bayi berusia 18 bulan.
2. Inactivated polio vaccine (IPV)
Terdapat dua jenis vaksin polio yang berguna untuk mencegah buah hati kita terserang penyakit poliomyelitis, suatu penyakit infeksi berbahaya yang dapat menyebabkan kelumpuhan, yaitu oral polio vaccine (OPV) yang diberikan melalui mulut dan inactivated polio vaccine (IPV) yang diberikan secara injeksi. Setiap anak direkomendasikan untuk mendapat setidaknya 4 dosis vaksin polio.
Pada jadwal vaksinasi IDAI tahun 2017, IPV diberikan setidaknya 1 kali bersama dengan OPV ketiga, akan tetapi pada jadwal terbaru tahun 2020, IPV direkomendasikan untuk diberikan minimal 2 kali sebelum seorang anak berusia 1 tahun.
3. Bacillus Calmette–Guérin (BCG)
Vaksin BCG adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit tuberculosis (TB), suatu penyakit infeksi kronis yang angka kejadiannya masih tergolong tinggi di Indonesia. Untuk mengoptimalkan perlidungan terhadap penyakit TB pada anak-anak di Indonesia, maka pada jadwal vaksinasi 2020, IDAI merekomendasikan setiap anak untuk menerima vaksin BCG segera setelah lahir atau sebelum usia 1 bulan, berbeda dari rekomendasi sebelumnya pada tahun 2017 di mana vaksin BCG dianjurkan untuk diterima sebelum usia 3 bulan, optimal pada usia 2 bulan.
4. Difteri, Tetanus, Pertusis (DTP)
Pada jadwal vaksinasi tahun 2020 IDAI merekomendasikan pemberian vaksin DTP pada umur 2, 3, dan 4 bulan atau 2, 4, dan 6 bulan. Setelahnya, booster diberikan 1 kali pada umur 18 bulan, kemudian 1 kali pada usia 5-7 tahun (atau pada program BIAS kelas 1), dan booster selanjutnya pada umur 10-18 tahun (atau pada program BIAS kelas 5).
Booster Td diberikan setiap 10 tahun. Jadwal ini sedikit berbeda dengan jadwal sebelumnya pada tahun 2017 di mana booster diberikan pada umur 18 bulan, 5 tahun, dan 10-12 tahun.
5. Haemophilus influenzae b (Hib)
Vaksin Hib adalah vaksin yang berguna untuk melindungi seseorang dari berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus influenzae type b. IDAI merekomendasikan seorang anak untuk menerima 3-4 dosis vaksin Hib. Pada jadwal terbaru tahun 2020, booster vaksin Hib diberikan pada usia 18 bulan bersama dengan booster DTP (dalam bentuk vaksin pentavalen), berbeda sedikit dengan jadwal 2017 yang merekomendasikan pemberian booster pada usia 15-18 bulan.
6. Pneumococcus conjugate vaccine (PCV)
PCV adalah jenis vaksin yang berguna untuk mencegah pneumococcal disease, yaitu penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae. Dalam jadwal vaksinasi IDAI 2020, rekomendasi pemberian vaksin PCV primer adalah pada saat bayi berusia 2, 4, dan 6 bulan diikuti booster pada usia 15 bulan.
Jika PCV primer belum diberikan setelah usia anak melewati 6 bulan, maka rekomendasi yang berlaku sesuai usia adalah:
7. Rotavirus
Rotavirus adalah salah satu jenis virus yang mudah menjangkiti bayi dan anak-anak, menyebabkan gangguan kesehatan berupa diare, demam, dan nyeri perut dengan risiko dehidrasi yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Terdapat dua jenis vaksin rotavirus yaitu vaksin rotavirus monovalen dan pentavalen. Pada rekomendasi terbarunya, IDAI merekomendasikan pemberiannya sebagai berikut:
8. Measles, Rubella (MR)/Measles, Mumps, Rubella (MMR)
Sesuai namanya, vaksin MR/MMR adalah vaksin yang bertugas melindungi tubuh dari infeksi virus penyebab penyakit campak (measles), campak jerman (rubella), dan gondongan (mumps). Pada jadwal vaksinasi IDAI 2017, terdapat jadwal vaksin campak dan MMR, namun pada jadwal vaksinasi IDAI 2020, rekomendasi pemberiannya adalah vaksin MR pada saat anak berusia 9 bulan, diikuti dengan 2 kali booster MR/MMR pada saat anak berusia 18 bulan dan 5-7 tahun.
9. Japanese encephalitis (JE)
Virus Japanese encephalitis adalah jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit peradangan otak (encephalitis) yang cukup banyak dilaporkan di Asia serta western Pacific, termasuk Indonesia. Virus dapat menjangkiti melalui perantaraan vektor nyamuk golongan Culex sp.
Risiko terjangkit JE dapat berbeda antar satu daerah dengan daerah lainnya, oleh karena itu IDAI merekomendasikan pemberian vaksin JE terutama pada anak yang tinggal atau akan bepergian ke daerah endemis.
Vaksin diberikan mulai usia 9 bulan (pada jadwal tahun 2017 mulai usia 12 bulan) dilanjutkan booster 1-2 tahun setelahnya untuk perlindungan jangka panjang. Mums dapat berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui apakah daerah tempat tinggal Mums termasuk daerah endemis JE.
10. Varicella
Vaksin varicella berguna untuk melindungi tubuh dari infeksi virus Varicella zoster yang merupakan penyebab penyakit cacar air (chickenpox). Sebelumnya IDAI merekomendasikan setidaknya 1 kali pemberian vaksin varicella mulai usia 12 bulan, namun pada jadwal terbaru direkomendasikan 2 kali pemberian vaksin varicella.
Dosis pertama dapat diberikan saat anak berusia 12-18 bulan, diikuti dengan dosis kedua dengan interval 6 minggu hingga 3 bulan. Pada anak berusia 1-12 tahun direkomendasikan 2 kali pemberian vaksin varicella dengan interval 6 minggu hingga 3 bulan, sementara pada anak berusia lebih dari 13 tahun direkomendasikan 2 kali pemberian vaksin varicella dengan interval 4-6 minggu.
11. Hepatitis A
Jika pada jadwal vaksinasi sebelumnya vaksin hepatitis A direkomendasikan untuk diberikan mulai usia 2 tahun, maka dalam jadwal terbaru 2020, IDAI merekomendasikan vaksin hepatitis A untuk diberikan mulai usia 1 tahun. Setelah pemberian dosis pertama, dosis kedua dapat diberikan setelah interval 6-12 bulan.
12. Human Papillomavirus (HPV)
Vaksin HPV diberikan untuk melindungi seseorang dari infeksi HPV tipe high-risk, yaitu jenis HPV yang berpotensi menyebabkan beberapa jenis kanker, salah satunya adalah kanker leher rahim (serviks). Jika pada jadwal tahun 2017 IDAI merekomendasikan vaksin HPV untuk diberikan mulai usia 10 tahun, maka pada jadwal terbaru tahun 2020 IDAI merekomendasikan vaksin HPV untuk diberikan mulai usia 9 tahun. Apabila vaksin HPV akan diberikan pada remaja berusia 10-13 tahun, pemberiannya cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan.
13. Dengue
Tidak terdapat perubahan jadwal terkait usia untuk pemberian vaksin dengue, yaitu diberikan pada anak dalam rentang usia 9-16 tahun, namun dalam rekomendasi terbarunya, IDAI menambahkan syarat untuk pemberian vaksin dengue, yaitu hasil pemeriksaan seropositif dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti dengue.
Bagaimana jika usia anak sudah lewat dari jadwal rekomendasi vaksinasi terbaru?
Mums tidak perlu khawatir apabila ternyata usia anak sudah melewati usia yang dijadwalkan untuk menerima suatu vaksin pada rekomendasi terbaru IDAI, karena umumnya periode susulan atau catch-up setiap vaksin cukup panjang.
Ada baiknya juga Mums berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk memastikan vaksin apa saja yang diperlukan oleh buah hati. Semoga tulisan ini dapat membantu Mums untuk memberikan vaksin sebagai bekal perlindungan yang efektif untuk si kecil dari berbagai jenis penyakit berbahaya.
Referensi:
https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/polio/public/index.html
https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/rotavirus/index.html
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017
https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…