KalbarOnline.com – Tahun Baru Imlek kali ini memberikan kesedihan bagi Deng Wei, seorang gadis berusia 26 tahun asal Wuhan, Tiongkok. Bukannya merayakan dengan suka cita, dia justru akan memperingati setahun kematian ayah dan neneknya selama liburan tahun lalu.
Anggota keluarganya itu meninggal akibat komplikasi Covid-19 yang ganas saat itu. Wei ingat terakhir kali dia berbicara dengan neneknya di bangsal rumah sakit di pinggiran timur laut Wuhan, hanya beberapa hari sebelum kematiannya.
“Petugas keamanan tidak mengizinkan saya tinggal terlalu lama saat itu,” kata Wei dari lokasi kuburan tempat abu mendiang ayah dan neneknya bersemayam di pinggiran kota.
“Dia terbaring di tempat tidur dan bahkan tidak bisa melihat wajahku,” tambahnya sambil menahan air mata seperti dilansir dari Straits Times, Jumat (12/2).
“Dia tidak bisa bangun. Lalu aku menyuruhnya makan dengan baik dan dia akan baik-baik saja. Dia menyuruhku merawat ibuku dengan baik,” papar Wei.
Ibu Wei, Deng Yichun, juga berada di rumah sakit pada saat itu. Dan dokter mengatakan bahwa kesempatannya untuk bertahan hidup terbilang kecil.
“Para dokter mengatakan bahwa mereka akan mencoba yang terbaik,” kenang Wei. “Saya putus asa setelah mendengar ini. Tapi untungnya, ibu saya berhasil sembuh,” ungkapnya.
Ibu Wei, sekarang 51 tahun, masih menderita akibat penyakit Long Covid. Ibunya berjuang melawan penurunan kesehatan mental dan fisiknya.
Sekolah mengemudi yang dikelola Yichun bersama almarhum suaminya juga menderita karena kehilangan beberapa pelanggan. Keluarganya mengalami stigma negatif. Pelanggannya menjauh.
Ibu, ayah, dan nenek Wei tidak pernah dinyatakan positif mengidap virus tersebut, tetapi mereka menunjukkan gejala klasik, seperti demam tinggi, jaringan parut di paru-paru dan kesulitan bernapas. Dokter yang merawat mereka mengatakan mereka yakin ketiganya terkena virus Korona.
Wei tidak tahu persis bagaimana mereka bisa terinfeksi, tetapi mencurigai awalnya karena pertemuan puluhan anggota keluarga di rumahnya untuk pemakaman kakeknya pada minggu pertama Januari 2020 adalah tempat virus menyebar. Sedikit yang diketahui tentang hal itu pada saat itu. Beberapa dokter di Wuhan, termasuk dr Li Wenliang, yang kemudian meninggal karena virus, mencoba untuk meningkatkan kewaspadaan, bahkan ditegur karena menyebarkan rumor.
Banyak orang di Wuhan mengkritik pejabat lokal karena kurangnya transparansi selama hari-hari awal wabah, yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia untuk mengganggu bisnis dan kehidupan jutaan orang. Seandainya keluarga Wei mengetahui bahayanya, pemakaman mungkin masih berlangsung, tetapi pelayat bisa saja mengenakan masker.
“Setidaknya orang akan berhati-hati,” katanya.
Tahun ini, Wei kembali ke pemakaman untuk membakar dupa bersama anggota keluarga dekatnya pada hari ketiga dan keempat Tahun Baru Imlek. Itulah saat mereka memberikan penghormatan pada peringatan meninggalnya mendiang keluarganya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…