Categories: Pontianak

Harga Lada di Kalbar Mulai Beranjak Naik, Capai Rp60.000 Per Kilogram

Harga Lada di Kalbar Mulai Beranjak Naik, Capai Rp60.000 Per Kilogram

KalbarOnline, Pontianak – Harga lada yang merupakan satu di antara komoditas unggulan Kalbar saat ini mulai beranjak naik. Di mana, harganya sudah mencapai Rp60.000 per kilogram.

“Awal tahun 2021 harga lada di kisaran Rp50.000 per kilogram. Bersyukur saat ini mulai naik dan sudah mencapai Rp60.000 per kilogram,” ujar petani lada di Kabupaten Landak, Abin seperti dilansir KalbarOnline dari Antara Kalbar.

Meski harga lada saat ini mulai naik, namun ia tetap berharap terus meningkat sehingga bisa menjadi sumber pendapatan petani yang menjanjikan.

“Dulu harga lada pernah tembus Rp190.000 per kilogram dan kini dalam tiga tahun terakhir. Kita berharap lada tahun ini bisa baik. Sehingga menjadi andalan masyarakat sebagai sumber pendapatan petani,” jelas dia.

Senada kenaikan lada putih disampaikan petani lada di Kabupaten Sambas, Tomy. Menurutnya harga lada naik dan tembus Rp60.000 per kilogram.

“Sempat harga lada anjlok sekali. Bahkan hanya dibeli Rp40.000 saja per kilogram di tingkat petani. Kita bersyukur saat ini mulai naik,” kata dia.

Petani Desa Sendoyan itu berharap di tahun ini harga lada pulih, paling tidak menurutnya harga tembus Rp70.000 per kilogram.

“Kalau harga Rp70.000- Rp100.000 per kilogram tentu ini menjadi harapan. Biaya produksi akan bisa terlewati,” kata dia.

Menurut petani lada Batu Layar, Desa Sendoyan tersebut, kondisi harga lada yang belum membaik diperparah lagi sebagian besar lada petani mati dampak banjir yang terjadi belum lama ini.

“Saat ini lada petani mengalami kematian. Lada menguning dan mati dampak terendam banjir belum lama ini,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Heronimus Hero menyebutkan bahwa saat ini ada 11 ribuan hektar lada di Kalbar.

“Sentra lada di Kalbar sendiri yakni di Kabupaten Bengkayang, Sambas, Sanggau dan Sintang. Produksi kita lebih dari 24 ribu ton biji kering,” jelas dia.

Ia menjelaskan bahwa lada adalah komoditas dunia. Sehingga harga biji tergantung dengan fluktuasi pasar global.

“Solusinya memang harus diolah karena akan meningkatkan nilai tambah yang signifikan. Tantangannya pasar untuk produk olahan berupa lada bubuk harus stabil. Maksudnya pasarnya jelas terutama di pasar moderen,” tandasnya.

boskalbaronline

Share
Published by
boskalbaronline

Recent Posts

Mengenal Bulking dan Cara Menerapkannya untuk Orang Kurus

KalbarOnline - Bulking adalah fase dalam program kebugaran di mana seseorang sengaja meningkatkan asupan kalori…

13 minutes ago

Devy Harinda Buka Lomba Senam Kreasi HUT ke-53 Korpri 2024 Kabupaten Ketapang

KalbarOnline, Ketapang - Mewakili Bupati Ketapang, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemkab Kegapang, Devy Harinda…

22 minutes ago

Polres Ketapang Siap Amankan Kelancaran Tahapan Pilkada Serentak 2024

KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort (Polres) Ketapang siap mengawal pelaksanaan tahapan pilkada serentak, mulai dari…

24 minutes ago

Polres Ketapang Luncurkan Gugus Tugas Polri dan Tanam Jagung Hibrida Bersama Kelompok Tani

KalbarOnline, Ketapang - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, Polres Ketapang mengikuti zoom meeting “Launching…

26 minutes ago

Kanwil Kemenkumham Kalbar Gelar Seleksi Kompetensi Bidang CPNS 2024

KalbarOnline, Pontianak – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kalimantan Barat menyelenggarakan…

28 minutes ago

Tiba di Silat Hulu dan Silat Hilir, Logistik Pilkada 2024 Dikawal TNI-Polri

KalbarOnline, Kapuas Hulu – Dalam rangka mendukung pelaksanaan pilkada serentak 2024 di Kabupaten Kapuas Hulu,…

29 minutes ago