Satu studi menemukan bahwa orang dengan kadar vitamin D rendah memiliki peluang 7,2 persen untuk positif COVID-19. Yang lain menemukan bahwa kadar vitamin D yang tinggi dapat menurunkan risiko infeksi COVID-19 yang parah, terutama pada orang kulit hitam.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 3.000 orang yang kadar vitamin D-nya diuji dalam 14 hari sebelum mereka menjalani tes COVID-19. Orang kulit hitam yang memiliki cukup vitamin D dalam darah mereka – hanya di atas batas normal – dua kali lebih mungkin untuk dites positif daripada mereka yang memiliki kadar vitamin D yang lebih tinggi. Tetapi laporan lain menunjukkan tingkat vitamin D yang lebih tinggi tidak menurunkan risiko infeksi virus, atau keparahan COVID-19. Para peneliti mengamati lebih dari 1 juta orang keturunan Eropa dari 11 negara. Mereka juga memasukkan orang-orang dengan mutasi gen yang memungkinkan mereka memiliki tingkat vitamin D yang tinggi secara alami.
Baca Juga:
Dan studi ketiga menemukan bahwa memberikan vitamin D kepada pasien rawat inap dengan COVID-19 sedang hingga parah tidak membantu kondisi mereka atau mengurangi masa mereka dirawat di rumah sakit.
KalbarOnline, Kapuas Hulu – Dalam rangka mendukung pelaksanaan pilkada serentak 2024 di Kabupaten Kapuas Hulu,…
KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson mengingatkan tenaga kesehatan, baik itu perawat…
KalbarOnline - Drama thriller terbaru China berjudul See Her Again dibintangi William Chan dan tayang…
KalbarOnline - Kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang dilakukan mantan karyawan Ria Ricis kembali disidang…
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…