250 Ton Oksigen dari Malaysia Mulai Dikirim ke Pontianak Bertahap
KalbarOnline.com – Kasi Kepabeanan Bea Cukai Entikong Heri mengatakan, pihaknya bersama Polres Sanggau akan mengawal proses pengiriman oksigen dari Sarawak, Malaysia ke Kalimantan Barat.
“Hari ini tiga unit ISO Tank kosong sudah berada di PLBN Entikong, di mana tiga unit ISO Tank ini nantinya akan membawa oksigen dari Sarawak,” kata Heri seperti dilansir dari Antara Kalbar.
Dia menjelaskan, tiga unit ISO Tank tersebut akan dibawa masuk ke Malaysia untuk pengisian oksigen di Sarawak.
“Masih menunggu kendaraan angkut Malaysia yang akan memindahkan ISO Tank kosong di perbatasan,” tuturnya.
Heri menambahkan, tiga unit ISO Tank itu akan memuat 45 ton oksigen untuk memenuhi kebutuhan Kalbar saat ini. Total keseluruhan kurang lebih 250 ton akan dikirim secara bertahap.
“Oksigen yang didatangkan dari Malaysia tersebut tidak akan dikenakan bea masuk karena untuk penanganan kondisi darurat di masa pademi COVID-19,” katanya.
Sementara itu untuk pengawalan ISO Tank oksigen dari perbatasan sampai ke Pontianak akan dilakukan Polsek Entikong dan Sekayam secara estafet.
“Pengawalan kita lakukan dari PLBN sampai ke simpang tanjung, kemudian dilanjutkan Polres Sanggau sampai ke perbatasan Kubu Raya,” kata Kapolsek Entikong, Akp Oloan Sihombing.
Dijelaskan Oloan Sihombing, sepanjang jalur yang dilalui oleh tiga unit ISO Tank dijaga Polsek jajaran Polres Sanggau.
“Setiap unit ISO Tank ada satu petugas dengan senjata lengkap yang mengawal agar perjalanan pengiriman ISO Tank ke Pontianak bisa lancar tanpa ada gangguan maupun hambatan,” katanya.
Gubernur: Oksigen dari Batam dan Malaysia Tiba di Kalbar Besok
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyebut pasokan oksigen dari Batam Kepulauan Riau dan Malaysia akan tiba di Kalbar besok, Jumat, 22 Juli 2021.
“Dari Batam besok tiba, ada 800 tabung dan satu ISO tank. Kalau Malaysia saya sudah surati Menteri Besar. Beliau sudah oke. Nah yang dari Malaysia besok sepertinya, tapi kalau lancar urusannya. Kalau dari Malaysia datang, mungkin bisa 6.000 tabung. Ditambah yang dari Batam datang, Insya Allah besok saya rasa sudah mulai normal oksigen,” kata Midji, Kamis.
Untuk itu dia meminta masyarakat tak panik akibat kelangkaan oksigen. Sebab, pihaknya telah berupaya meminta pasokan oksigen dari luar. Bahkan kata dia, pasokan oksigen dari Jakarta akan tiba di Kalbar pukul 14.00 WIB ini dan akan segera diproduksi untuk didistribusikan ke daerah.
“Oksigen hari ini (Kamis) jam 2 ini Insya Allah sampai di pelabuhan dua ISO Tank. Kalau dua ISO tank itu artinya ada sekitar 4.000 tabung. Hari ini kita minta produksi dan malam bisa segera didistribusikan ke daerah-daerah. Hari ini yang kosong itu sepertinya Sambas, tapi saya sudah minta Singkawang kirim 10 tabung ke Sambas,” kata Midji.
Minta manajemen rumah sakit jaga hubungan baik dengan distributor
Sutarmidji menyebut persoalan oksigen yang dihadapi beberapa daerah di Kalbar ini salah satunya disebabkan manajemen rumah sakit yang kurang baik. Menurutnya, jika manajemen rumah sakit baik, tak mungkin akan ada persoalan.
“Kenapa (stok oksigen) Soedarso bisa aman? Karena mereka menjaga hubungan baik dengan pemasok oksigen. Masalahnya sekarang pemasok ini dilepas begitu saja, artinya diputus begitu saja, bahkan ada pemasok yang merasa tabungnya di waktu-waktu normal tidak dipakai, tersinggunglah mereka. Yang begitu itu ada kita temukan,” kata Midji, Kamis.
Kepala Daerah, kata Midji, seharusnya bisa mengantisipasi kelangkaan oksigen yang terjadi.
“Ada juga Bupati jam 12 malam hubungi saya, oksigen rumah sakit habis. Bupati harusnya mereka bisa antisipasi. Mereka jaga, cari di mana-mana. Contohnya kemarin yang terjadi di Sanggau. Ada 500 tabung lebih ditemukan. Saya suruh langsung didistribusikan ke Sekadau, Kapuas Hulu yang jauh-jauh dan lain-lain,” kata Midji.
Hal lain yang memunculkan kecurigaan Midji mengenai kelangkaan oksigen di Kalbar ini lantaran harga oksigen untuk rumah sakit jauh lebih murah dibandingkan harga indsutri. Ditambah lagi, dari lima distributor oksigen di Kalbar hanya dua distributor yang aktif.
“Ini kecurigaan saya saja. Kenapa di waktu normal mereka masukan (pasok oksigen), sekarang tidak? Kan tidak mungkin Jakarta tidak memasok,” kata dia.
Namun kembali disampaikan Midji, persoalan oksigen ini ada di manajemen rumah sakit. Hubungan antara manajemen rumah sakit dan distributor oksigen harus berjalan dengan baik.
“Kalau hubungan bagus, saya rasa tidak terlalu collapse. Ada rumah sakit yang benar-benar habis sama sekali, tapi mereka baru ngomong. Harusnya kan mereka sudah hitung,” kesalnya.
RSUD Soedarso yang merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalbar, dipastikan Midji, betul-betul diperhatikannya. Untuk itu Midji meminta Bupati/Wali Kota untuk betul-betul memperhatikan rumah sakit di daerah masing-masing.
“Soedarso itu makan pagi pasien apa, saya tanya. Berapa oksigen, Jam 12 siang saya tanya lagi oksigen berapa. Jam 6 saya tanya lagi oksigen berapa, jam 12 malam pun masih saya tanya berapa oksigen. Berapa jumlah pasien. Kalau di Kalbar ini keseluruhan kurang lebih ada 1.000an pasien covid di rumah sakit.”
“Kalau pasien yang menggunakan ventilator, satu orang itu bisa lima tabung satu hari satu malam. Lima tabung yang enam meter kubik. Bayangkan, kalau se-Kalbar ini di ICU ada 50 orang saja, artinya sudah menggunakan 250 tabung oksigen,” kata Midji.
Rumah sakit yang menurut Midji manajemennya kurang itu seperti Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Sekadau. Khusus untuk Kabupaten Sekadau sendiri, kata Midji, memiliki stok obat paling banyak di rumah sakit. Sementara kasus Covid-19 di Sekadau cukup banyak.
“Artinya apa? obat tidak didistribusikan dengan baik. Harusnya obat itu didistribusikan, saya bilang Pak Harisson bagikan saja,” tutupnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson mengatakan, ketersediaan oksigen di seluruh rumah sakit se-Kalbar meningkat seiring terjadinya peningkatan angka keterisian tempat tidur perawatan pasien Covid-19.
“Per tanggal 20 Juli 2021, seluruh rumah sakit di Kalimantan Barat ini sedang merawat sebanyak 949 orang di tempat perawatan covid. Semuanya membutuhkan oksigen. BOR (bed occupancy rate) kita 64,21 persen se-Kalbar. Ini meningkat dua kali lipat dari periode sebelumnya,” kata Harisson kepada wartawan, Rabu, 21 Juli 2021.
Harisson bilang, meningkatnya perawatan pasien covid di rumah sakit tentunya akan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan oksigen.
“Sementara oksigen di Kalbar, produksi dan suplainya sama dengan periode-periode sebelumnya. Tidak bertambah. Sementara pasien bertambah, kebutuhan oksigen bertambah, tapi suplainya sama dengan periode sebelumnya,” kata Harisson.
Dia pun mengungkapkan bahwa Kalbar sampai saat ini masih mengandalkan pasokan oksigen dari Jawa. Di mana, perusahaan pabrik oksigen dari Jawa yang memasok oksigen untuk Kalbar. Namun yang menjadi masalah, kata Harisson, di Pulau Jawa dan Sumatera sendiri saat ini mengalami hal serupa. Terjadi peningkatan dua sampai tiga kali lipat pasien covid yang dirawat.
“Hal ini menyebabkan kebutuhan oksigen di Pulau Jawa dan Sumatera pun meningkat dua sampai tiga kali lipat bahkan ada yang sampai lima kali lipat. Sementara suplainya sama besar dengan periode sebelumnya. Inilah yang menyebabkan terjadinya kelangkaan oksigen,” kata Harisson.
Berkenaan dengan hal itu, lanjut Harisson, pabrik oksigen di Pulau Jawa tentu lebih mengutamakan kebutuhan untuk rumah sakit di Jawa. Hal ini pun berdampak terhadap Kalbar. Otomatis suplai oksigen untuk Kalbar dikurangi.
“Sudahlah kebutuhan kita meningkat dua sampai kali lipat, tetapi suplai untuk kita dari pabrik oksigen di Jawa dikurangi karena mereka harus mensuplai kebutuhan oksigen di rumah sakit di Jawa. Tapi Bapak Gubernur tidak tinggal diam, selalu berusaha untuk mencari pasokan oksigen ini,” kata Harisson.
Baru-baru ini, kata Harisson, Gubernur Sutarmidji sudah mengontak Menteri Sarawak untuk mendapat suplai oksigen dari Malaysia.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita akan mendapat suplai oksigen dari Sarawak Malaysia. Sudah ada beberapa perusahaan yang sudah memulai mengirimkan ISO Tank-nya ke Kuching melalui Entikong dan Tebedu,” kata Harisson.
Jadi nanti, lanjutnya, ISO Tank tersebut akan diisi oksigen di pabrik di Kuching untuk kemudian dibawa kembali ke Pontianak.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat, kita mendapat tambahan suplai oksigen, sehingga kelangkaan oksigen di Kalbar segera teratasi,” imbuhnya.
Satu ISO Tank sendiri, kata Harisson, dapat menampung sebanyak 2.500 tabung oksigen berukuran besar. Diketahui, ada beberapa perusahaan di Kalbar yang sedang mengantarkan beberapa ISO Tank untuk diisi di Kuching.
“Mudah-mudhan lancar perjalanannya, sehingga kelangkaan oksigen di Kalbar dapat teratasi. Ini kebutuhan untuk semua kabupaten/kota di Kalbar. Ini juga berkat bantuan dari Konsulat Jenderal RI di Malaysia,” tutupnya.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…