Categories: HeadlinesNasional

Respon Pernyataan Menag Yaqut Soal Adzan dan Gonggongan Anjing, Ustadz Adi Hidayat: Taubat

Menurut hematnya, persoalan-persoalan kecil yang tidak membutuhkan perhatian level-level jabatan besar selevel Menteri dan semisalnya, kiranya bisa diteruskan kepada pejabat daerah atau di lingkungan terkait. Apalagi bila yang dimaksudkan adalah kasus-kasus yang sifatnya domestik, sifatnya kecil yang tidak harus menarik perhatian sehingga menjadi kebijakan nasional.

“Kepada pejabat publik saya berharap juga agar memperbaiki narasi, komunikasi yang ditampilkan kepada masyarakat. Jangan sampai menghadirkan kata-kata, kalimat-kalimat yang justru kontraproduktif atas visi misi yang akan dibangun,” kata UAH.

Menurut UAH, tidak mungkin toleransi bisa ditampilkan, bisa dikampanyekan, apabila dalam saat yang sama, kalimat yang ditampilkan para pejabat, atau ilustrasi yang dihadirkan justru bukan sekedar kontraproduktif, tapi berpotensi menyakiti kepada bagian-bagian unsur tertentu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Rasanya tidak pantas, bila persoalan TOA harus diilustrasikan dengan binatang tertentu atau hal lain yang tidak sejalan, tidak senafas, bahkan tidak sampai kepada logika. Pun persoalan-persoalan lainnya,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Menurut UAH, semua pihak tidak perlu saling menghujat, tidak perlu saling mencela, tidak perlu saling menyalahkan. Terpenting menurutnya, saling mengkoreksi diri dan bertanya apakah masih mencintai negeri (Indonesia) ini. Apakah masih mencintai bangsa ini.

“Bila memang anda mengatakan, saya Pancasila, saya NKRI, saya mencintainya, maka cinta tidak dibuktikan dengan kata-kata, cinta dibuktinya dengan tindakan, dengan kebijakan, dengan persatuan, dan dengan sikap dan perilaku yang mulia dalam berkehidupan,” kata UAH.

Di akhir pesan kebangsaannya itu, Ustadz Adi Hidayat memanjatkan doa agar Allah mengampuni masyarakat Indonesia dan membimbing ke jalan yang baik.

“Semoga Allah mengampuni kita, membimbing kita ke jalan yang baik, meridhoi langkah kita, dan pada saatnya siapapun kita, pasti akan berpulang kepada Allah. Pastikan saat pulang ada legacy (kebijakan) terbaik yang ditinggalkan, yang bermanfaat untuk kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat, dan jariah yang mengalir sampai kehidupan akhirat kita,” pungkas Ustadz Adi Hidayat.

Page: 1 2

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Polres Ketapang Siap Amankan Kelancaran Tahapan Pilkada Serentak 2024

KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Resort (Polres) Ketapang siap mengawal pelaksanaan tahapan pilkada serentak, mulai dari…

6 hours ago

Polres Ketapang Luncurkan Gugus Tugas Polri dan Tanam Jagung Hibrida Bersama Kelompok Tani

KalbarOnline, Ketapang - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, Polres Ketapang mengikuti zoom meeting “Launching…

6 hours ago

Kanwil Kemenkumham Kalbar Gelar Seleksi Kompetensi Bidang CPNS 2024

KalbarOnline, Pontianak – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kalimantan Barat menyelenggarakan…

6 hours ago

Tiba di Silat Hulu dan Silat Hilir, Logistik Pilkada 2024 Dikawal TNI-Polri

KalbarOnline, Kapuas Hulu – Dalam rangka mendukung pelaksanaan pilkada serentak 2024 di Kabupaten Kapuas Hulu,…

6 hours ago

Harisson Ingatkan Nakes Tidak Membedakan Pelayanan Pasien BPJS dan Umum

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson mengingatkan tenaga kesehatan, baik itu perawat…

6 hours ago

Tayang 20 November, Berikut Sinopsis Drama China See Her Again

KalbarOnline - Drama thriller terbaru China berjudul See Her Again dibintangi William Chan dan tayang…

7 hours ago