Isra’ Mikraj di Pendopo Bupati Sintang, Temanya Sangat Luar Biasa

KalbarOnline, Sintang – Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Sintang menggelar peringatan Isra’ Mikraj lebih awal, yakni pada Sabtu 26 Februari 2022 sore.

Dalam peringatan Isra Mikraj 1443 Hijriyah yang bertepatan pada Senin 28 Februari 2022 ini, PHBI Kabupaten Sintang menghadirkan penceramah dari Jakarta, Ustaz Akhmad Khan.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Adapun tema yang diusung dalam peringatan Isra Mikraj di Pendopo Bupati Sintang ini, yakni “Melalui Isra Mi’raj Kita Jadikan Salat sebagai Sarana Pembentukan Akhlaqul Karimah dan Mempererat Ikhuwah Islamiyah”.

“Tema ini memang relevan sekali dengan situasi kita saat ini, di mana masyarakat kita lebih kenal Hp, sehingga mengabaikan hal-hal yang berkiatan dengan Ukhuwah Islamiyah maupun akhlaqul karimah,” kata Ketua PHBI Kabupaten Sintang Abdurrani.

Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sintang Anuar Akhmad mewakili Bupati Sintang Jarot Winarno menyampaikan apresiasi dan sangat menyambut baik atas terselenggaranya peringatan Isra Mikraj yang digelar PHBI Kabupaten Sintang ini.

Anuar mengatakan, Isra Mikraj merupakan peristiwa yang luar biasa, tidak hanya bagi umat Rasullullah, tetapi juga bagi alam semesta.

“Ada orang yang dengan akal pendeknya meragukan perjalanan isra dan Mikraj Rasullullah, itu kehendak Allah, apapun bisa terjadi, dan Rasullullah benar-benar melaksanakan Isra dan Mikraj itu,” kata Anuar.

Sementara itu, Ustaz Akhmad Khan mengatakan, tema yang diangkat dalam acara peringatan Isra Mikraj ini sangat luar biasa,.

Baca Juga :  Resmikan Gereja GMII Binjai, Ini Pesan Wabup Askiman

“Dua-duanya ini adalah sesuatu yang hadir dan tercipta saat kita umat islam menjalankan perintah salat, seperti yang di jelaskan dalam Al-Qur’an, sesungguhnya salat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, “kata Ustaz Akhmad Khan

Perbuatan keji dan munkar adalah perbuatan dosa yang dilakukan seseorang dan itu biasanya berkaitan dengan perbuatan ataupun ucapan.

Perbuatan keji dan munkar yang dilakukan seseorang itu termasuk dari sifat-sifat tercela pada diri manusia.

“Itu semua bisa hilang, bisa diberantas dengan kita menenunaikan salat yang di fardhukan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,” jelas Ustaz Akhmad Khan.

Ustadz Akhmad Khan pun bercerita, sering ia mendapat pertanyaan dari para jemaah yang hadir dalam majelis, bahwa zaman sekarang banyak orang yang maksiat tapi salatnya jalan terus.

Dalam sebuah kitab karangan Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad, kata Ustaz Akhmad Khan, salat itu terbagi dua yakni yang pertama salat Suratun Dzohiroh atau shalat yang dilakukan hanya gambarannya saja.

“Seperti Takbiratul Ihram, kemudian membaca Al-fatihah, dia rukuk, dia sujud, bangun dari sujudnya, duduk di antara dua sujud, lalu kemudian dia berdiri lagi, sampai selesai salam shalat, kata Imam Haddad itu adalah gambaran salat,” terang Ustaz Akhmad Khan.

Baca Juga :  Bikin Betah, Kemenag Perbanyak Masjid Ramah Anak

Kedua, kata Ustaz Akhmad Khan, salat Hakikatun Batinah atau hakikat dari sesuatu di dalam shalat, yaitu kekhusu’an ketika salat saat menghadap Allah Swt.

“Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an, salat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar, salat itu bisa menjauhkan kita dari sifat-sifat tercela,” kata Ustaz Akhmad Khan.

“Sehingga sifat tercela itu sudah sirna dari diri kita maka tentu akan mudah untuk diisi dengan akhlak-akhlak yang terpuji, akhlaqul karimah,” jelas Ustaz Akhmad Khan.

“Ternyata salat yang maksud adalah salat hakikatun batinah atau salat yang hakikat tersembunyinya itu, yang bisa menyebabkan kita manjadi orang-orang yang bisa mengikis sifat tercela yang ada pada diri kita,” jelas Ustaz Akhmad Khan.

Untuk itulah, Ustaz Akhmad Khan mengajak dan berpesan kepada umat Islam di Kabupaten Sintang melalui momentum Isra Mikraj ini, untuk selalu taat dan istikamah dalam menjalankan salat lima waktu dan ibadah lainnya.

Terlebih perintah salat lima waktu yang didapat Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT secara langsung melalui perjalanan dan peristiwa yang sangat luar biasa yakni peristiwa Isra Mikraj.(*)

Comment