KalbarOnline, Pontianak – Kalimantan Barat (Kalbar) dituntut untuk terus menjaga kelestarian lingkungan hidupnya sebagai bagian dari paru-paru dunia. Terlebih dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.
Kalbar sendiri memiliki hutan mangrove di sepanjang pantai yang dinilai sangat luar biasa. Kemudian lahan gambut yang luas. Ditambah lagi tanaman-tanaman yang berpotensi menjadi komoditi dan industri dalam skala dunia. Hal ini diakui Kepala Program Doktoral SKSG Universitas Indonesia, Hanief Saha Ghafur.
“Itu perlu dipelihara dan dikembangkan, bukan hanya jadi tanaman pertanian di masyarakat saja, tapi juga berpotensi untuk menjadi komoditi dan industri yang luar biasa dalam skala dunia,” kata Ghafur, Rabu kemarin di Pontianak.
Ghafur menyebutkan, berdasarkan hasil riset lembaga riset dan konsultan bisnis ekonomi McKinsey, dampak perubahan iklim dalam jangka panjang lebih mematikan dari Covid-19 yang terjadi dalam jangka pendek.
Karena itu dia mengingatkan agar perhatian terhadap lingkungan hidup harus terus dilakukan.
“Tentu kita harus luar biasa perhatian terutama kepada lingkungan hidup. Konsolidasi dan penguatan lingkungan hidup di berbagai daerah itu sangat penting sekali, tak terkecuali Kalbar, karena paru-paru dunia ada di sini,” pungkas Ghafur.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…