KalbarOnline, Pontianak – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Hary Agung Tjahyadi turut memberikan tanggapan terkait kebijakan Pemerintah Malaysia resmi membuka pintu perbatasan darat dengan Kalbar.
“Kita sudah laksanakan rapat koordinasi persiapan termasuk dengan Konsulat Jenderal dan instansi terkait yang mengurus orang-orang yang akan masuk melalui PLBN,” kata Hary Agung.
Secara regulasi, kata Hary Agung, semua pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang masuk ke Indonesia harus menjalani pemeriksaan saat hendak masuk alias entry test.
“Kalau negatif tes PCR-nya, boleh melanjutkan perjalanan tanpa karantina. Kalau positif, tetap akan kita karantina di tempat yang sudah disiapkan. Ini berlaku untuk Entikong maupun Aruk. Karena sementara waktu ini baru 2 PLBN ini yang dibuka untuk pelaku perjalanan luar negeri. Nanti mungkin secara bertahap dibuka semuanya,” kata Hary Agung.
Hary Agung menjelaskan, Entry Test ini diberlakukan untuk memastikan orang-orang yang masuk ke Indonesia benar-benar tidak membawa virus.
“Ini juga bagian dari screening untuk melihat apakah ada varian atau subvarian virus corona yang masuk ke Indonesia,” kata Hary Agung.
Menurutnya, aturan itu tetap berlaku bagi setiap orang yang hendak masuk ke Indonesia melalui PLBN sekalipun sudah mengantongi surat negatif PCR dari Malaysia.
“Tetap akan kita periksa. Karena tidak menjamin. Virus inikan ada masa inkubasi. Bisa saja di waktu dia memeriksakan diri di Malaysia negatif, tapi ketika hendak masuk ke Indonesia justeru positif. Makanya tetap harus dites,” kata Hary Agung.
Pihaknya pun telah melakukan koordinasi dengan pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan Kemenkes di Kalbar, termasuk dengan Pemerintah Daerah yang memiliki Pos Lintas Batas Negara (PLBN) terkait kesiapan menghadapi lonjakan PPLN yang akan masuk ke Indonesia.
“Kami sudah koordinasi dengan Satgas Khusus Covid-19 perbatasan dan pihak terkait lainnya. Kami sudah komunikasikan agar disiapkan ruang tunggu yang representatif. Kemudian kami mendorong agar PCR Mobile di Sanggau diperbantukan ke PLBN Entikong. Karena hal ini bukan hanya masalah mesin, tapi SDM-nya juga harus ada. Kalau alat dan reagen kit tidak masalah, kami siap bantu. Tapi masalahnya ada di tenaga. Kami juga sudah komunikasikan dengan KKP untuk kesiapan operasional tambahan mesin PCR,” pungkas Hary Agung.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…