KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalbar, Sutarmidji menekankan bahwa akademisi berperan penting sebagai agen perubahan. Melalui berbagai disiplin ilmu pengetahuan, ide, dan keterampilan yang dimiliki, akademisi pun diharapkan mampu mendorong dan memberikan stimulan/percepatan dalam pembangunan melalui kajian akademik yang menjadi referensi aktual dan faktual bagi para pemangku kebijakan (pemerintah) dalam mengambil dan mengimplementasikan kebijakan yang tepat.
“(Sehingga) perlu adanya sinergitas yang baik antara pemerintah sebagai pelaksana pembangunan dengan didukung para akademisi, yakni mahasiswa dan para alumni dari lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi,” kata Sutarmidji saat memberikan sambutan sekaligus mengukuhkan Pengurus Ikatan Alumni Universitas Tanjungpura (IKA Untan) periode 2022-2027, di Pendopo Gubernur, Sabtu (20/08/2022).
“Kita sadari, saat ini kita belum dapat optimal mengembangkan organisasi ini, ditambah lagi kita dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Namun, kegiatan yang bersinergi bersama mahasiswa tetap kita laksanakan, pembagian masker, sembako, dan lainnya,” tambah gubernur.
Hal terpenting menurut Sutarmidji adalah, IKA Untan dapat memberikan warna dan memaksimalkan peran-perannya sesuai posisinya dalam membantu mahasiswa, Untan, bahkan pemerintah.
Sebagai kepala daerah, beliau menyatakan akan berusaha semaksimal mungkin agar Untan bisa lebih berperan, salah satunya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Gubernur Kalbar mengaku, kalau dirinya juga selalu berdiskusi dengan para akademisi dalam mengambil keputusan untuk menyusun kebijakan dan program-program pembangunan daerah sejak ia menjabat sebagai Wali Kota hingga sekarang.
“Dari dulu sampai sekarang saya selalu mendiskusikan setiap program yang memang merupakan program-program kearifan lokal kepada para pakar, sesuai dengan disiplin ilmu mereka. Sehingga, dapat maksimal dalam menyusun kebijakan dan program,” ujarnya
Kalbar, lanjut dia, masih sangat membutuhkan peran para alumni yang bisa memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia menyebut, tidak banyak yang peduli akan hal ini.
“Inilah kenapa saya kemudian berkeras agar penyusunan RPJMD bekerjasama dengan Untan,” lugas Gubernur Kalbar yang juga merupakan Ketua IKA Untan itu.
Beliau juga menegaskan salah satu langkah yang tepat dalam membangun daerah saat ini, adalah dengan mengacu kepada indikator yang tertera pada Indeks Desa Membangun (IDM).
“Misal, desa mandiri. Sekarang mereka berlomba-lomba untuk memajukan desa. Waktu awal saya menjabat sebagai Gubernur, ada 612 desa sangat tertinggal di Kalbar, 968 desa tertinggal, dan desa mandiri cuma 1,” katanya.
“Hari ini desa mandiri sudah mencapai 586 desa dan tidak ada lagi desa sangat tertinggal. Desa tertinggal masih 94, itupun karena permasalahan listrik. Hal ini karena merupakan urusan pusat. Saya yakin bila di semua desa tidak ada masalah listrik, maka tidak akan ada lagi desa tertinggal. Kenapa saya menyampaikan hal ini? karena hal ini cukup membanggakan,” jelas Sutarmidji.
Lebih jauh, ia juga menjelaskan tentang status desa mandiri di seluruh Indonesia yang saat ini hanya kurang lebih 6.700 desa dan belum mencapai 10% secara nasional. Sementara desa mandiri di Kalbar sudah mencapai 25% atau 586 dari 2.042 desa se-Kalbar.
“Hal ini penting karena ada 54 indikator yang semuanya bisa terukur. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bekerja berdasarkan indikator-indikator tersebut dengan didukung pendamping desa dan unsur lainnya,” ucapnya.
Dengan indikator yang ada, Mantan Dosen Fakultas Hukum Untan ini menganggap, daerah sudah sangat dimudahkan termasuk menata ekonomi hijau (ekonomi carbon) kedepan, yang dinilai cukup penting karena terdapat Indeks Kekuatan Lingkungan (IKL) yang masuk dalam indikator tersebut. Apabila IKL di setiap desa bagus, maka pembangunan diharapkan tepat sasaran.
“Ada 3 indeks yang harus kita jaga, yakni Indeks Kekuatan Sosial, Indeks Kekuatan Lingkungan, dan Indeks Kekuatan Ekonomi. Ini sudah jelas karena konsep ini juga berasal dari akademisi. Hal yang terpenting setelah itu adalah implementasi yang baik. Sehingga, rencana dan program yang dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat sasaran sesuai parameter ukur dan indikator yang tepat,” paparnya.
“Pemahaman terhadap data sangat penting. Data yang tidak benar akan merusak program yang kita susun dan akan mubazir. Perguruan tinggi/akademisi merupakan pihak yang memiliki data mendekati benar,” tutup Sutarmidji mengakhiri sambutan. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…
KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…
KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…
KalbarOnline, Jakarta - PT PLN (Persero) terus menggalang kolaborasi global demi mendukung upaya pemerintah dalam…