KalbarOnline, Pontianak – Selama 2 tahun terakhir pandemi Covid-19 melanda Indonesia, berbagai event yang memantik keramaian ditiadakan, termasuk perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Provinsi Kalbar.
Namun pasca kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terkait pandemi Covid-19 dicabut oleh pemerintah, maka perayaan tersebut dapat kembali digelar di tahun 2023.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Windy Prihastari menyampaikan, bahwa tahun 2023 ini menjadi tahun pertama Cap Go Meh dilaksanakan kembali usai pandemi Covid-19. Di mana tentunya, event itu sangat ditunggu-tunggu, tak hanya oleh masyarakat, namun juga para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
“Kita berharap agar pelaksanaan Cap Go Meh ini dapat terlaksana dengan baik, sesuai dengan yang sudah direncanakan baik dari segi keamanan, penyelenggaraan event maupun penyediaan akomodasi,” ujar Windy kepada media, Senin (16/01/2023).
Windy menyampaikan, bahwa dirinya sudah berkomunikasi dengan Kadisparpora Kota Singkawang agar segera dibuatkan sebuah posko terpadu, yang didalamnya berkumpul beberapa leading sektor, untuk pengamanan dan penyediaan akomodasi tersebut.
“Contohnya nanti pada saat Cap Go Meh, pasti untuk penyediaan hotel-hotel di Kota Singkawang tidak mencukupi dengan tamu yang datang, baik dari daerah, nasional maupun internasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Windy juga meminta kepada Kadisparpora Kota Singkawang agar mempersiapkan dan mendata jumlah homestay yang tersedia dan telah siap digunakan untuk para wisatawan. Pendataan homestay-homestay itu bisa dilakukan bersama pihak kecamatan dan kelurahan.
“Peran dinas disini diperlukan dalam rangka fungsi pengawasan dan pengendalian, artinya ada satu koordinator dalam penyediaan homestay tersebut yang bisa diajak berkomunikasi oleh para wisatawan yang tengah mencari homestay dan mencari informasi,” terang Windy.
Ia menyatakan, jangan sampai homestay-homestay ini sudah dibeli dulu oleh orang yang tidak bertanggung jawab, lalu dijual kembali ke wisatawan dengan harga yang tak masuk akal.
“Artinya yang tadinya kita ingin meningkatkan ekonomi untuk pelaku usaha pariwisata dan masyarakat setempat, baik dari segi pariwisata dan ekonomi kreatif, tetapi karena pengelolaan yang tidak baik dan diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Lalu dijual kembali dengan harga yang tidak semestinya,” papar Windy.
Menurut dia, praktik-praktik manipulatif seperti itu tentu akan sangat merugikan masyarakat setempat, kemudian juga bagi citra Kota Singkawang sendiri bahkan Pemerintah Provinsi Kalbar.
Windy menegaskan dalam upaya menarik wisatawan yang datang ke satu destinasi wisata, diperlukan adanya keinginan para wisatawan untuk kembali lagi dan lama tinggal di satu destinasi wisata. Maka dari itu informasi dalam hal ini sangat diperlukan.
“Jika ini terjadi dan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab (oknum) untuk menjual homestay dengan harga yang tidak seharusnya, maka akan berdampak buruk pada citra pariwisata di Kalbar,” tegas Windy.
Sehingga, ia kembali berharap, agar Disparpora Kota Singkawang terus berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan Cap Go Meh tahun 2023 ini. (Jau)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…