KalbarOnline, Pontianak – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Hary Agung Tjahyadi menyampaikan, bencana banjir yang melanda di Kabupaten Bengkayang dan Sambas tak hanya merendam rumah-rumah warga, namun juga fasilita pemerintah berupa pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
“Dari laporan, memang ada puskesmas yang terendam, sehingga terganggu pelayanannya, seperti di Kecamatan Ledo dan Kecamatan Sungai Raya Kepulauan,” ujarnya, Rabu (08/03/2023).
Namun begitu, Hary memastikan bahwa pelayanan kesehatan untuk masyarakat tetap bisa dilakukan, di mana untuk pelayanan kesehatan di puskesmas yang terendam, untuk sementara waktu akan dipindahkan di pustu dan balai desa.
“Intinya pelayanan kesehatan tetap dilaksanakan meskipun puskesmas ada yang terendam. Untuk puskesmas yang tidak terendam mereka memberikan pelayanan kepada desa yang terendam banjir,” katanya.
Ia menginformasikan, untuk di Sambas, terdapat satu puskesmas yang terendam, yakni di wilayah Sentebang, yang saat ini pelayanan kesehatan masyarakat di sana juga sudah dipinda ke kantor kecamatan.
“Untuk di Sambas, karena tidak ada pengungsian, maka pelayanan kesehatan dilakukan secara keliling. Puskesmas melakukan pelayanan keliling menemui masyarakat,” katanya.
“Inti pelayanan kesehatan tetap kita lakukan, kami Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar memberikan dukungan obat-obatan yang digunakan saat pelayanan banjir,” tambah Hary.
Adapun obat-obatan yang diberikan adalah obat-obatan yang biasa digunakan terhadap penyakit yang muncul sebagai dampak banjir. Seperti obat-obatan untuk penyakit ISPA, muntah, diare, penyakit kulit dan lainnya.
Di samping obat-obatan, Pemprov Kalbar juga memberikan bantuan berupa makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil, lalu ada kelambu, abate untuk pasca banjir termasuk oralit.
“Kita sampaikan ke dua kabupaten, Sambas dan Bengkayang. Untuk obat-obatan (ada) 14 jenis, ini untuk memastikan pelayanan kesehatan tetap berjalan,” katanya.
Saat ini, kata Hary, puskesmas memang masih memiliki stok obat-obatan untuk pelayanan, namun karena dalam manajemen bencana sarana prasarana yang terdekat daerah terdampak banjir akan digunakan terlebih dahulu.
“Kita di provinsi sifatnya dukungan dan menggantikan obat-obatan yang telah digunakan, sehingga tidak terganggu pelayanan seterusnya,” katanya.
Hary menambahkan, bahwa sejauh ini belum ada laporan pasti secara jumlah tentang masyarakat yang terkena penyakit pasca banjir, selain memang ada laporan terkait penyakit diare dan ISPA, karena penyakit itu memang biasa dilaporkan saat terjadi akibat banjir.
“Kita berharap bencana banjir yang terjadi tidak dalam waktu yang lama,” pungkasnya. (Jau)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…