Jaga Inflasi, Sutarmidji Minta Perusda Beli Beras Petani dan Subsidi Biaya Angkutannya

KalbarOnline, Sanggau – Gubernur Kalbar, Sutarmidji meminta kepada perusahaan-perusahaan daerah (perusda) di kabupaten/kota untuk dapat membeli beras secara langsung dari para petani. Hal itu salah satunya guna menjaga agar inflasi tetap stabil.

“Untuk meringankan beban Bulog, perusda saya suruh mengambil beras dari petani, pertama untuk meningkatkan nilai tukar petani (NTP) yang belum pernah 100 persen,” kata Sutarmidji saat memberikan pengarahan dalam Musrenbang RKPD Kabupaten Sanggau Tahun 2024, di Hotel Harvey Sanggau, Rabu (15/03/2023).

IKLAN17AGUSTUSCMIDANBGA

Terkait NTP, Sutarmidji menjelaskan, bahwa selama ini petani padi hanya memiliki nilai tukar paling tinggi di kisaran 96 persenan saja. Berbeda dengan petani kebun atau bahkan nelayan.

Baca Juga :  Sambut Kepulangan Jemaah Haji, Sutarmidji: Tingkatkan Kualitas Hablum Minallah dan Hablum Minannas

“Jadi, petani itu yang paling tinggi nilai tukarnya masih 96 persen. Artinya dia keluarkan 100 dapat 96. Bile die mau jadi kaye. (Kalau) perkebunan Alhamdulilah sudah 140-an, artinya dia keluarkan 100 dapat 140, kaya dia. Pertanian yang lain sudah di atas 100 (persen), nelayan 104 (persen) rata-rata,” ungkapnya.

Guna mendorong agara NTP tersebut bisa naik dan petani beras bisa diuntungkan, maka perusda tak hanya diminta membeli beras para petani, tapi juga memberikan subsidi kepada mereka.

Packaging-nya, semuanya kita tanggung, angkutannya juga, sehingga bisa dijual antara 10.500 ke bawah, bisa menyaingi bulog,” katanya.

“Karena untuk menahan inflasi 0,01 itu tak gampang, bisa mengeluarkan biaya lebih besar dari itu, karena orang berpikir tidak rasional, tapi itulah yang harus kita lakukan,” sambungnya.

Baca Juga :  Buka Rakernis 2023, Kapolda Kalbar Minta SDM Polri Profesional

Sutarmidji meminta, jangan sampai kondisi petani tidak diperhatikan–yang pada gilirannya menyebabkan beras mengalami inflasi dan daya beli masyarakat bisa menurun.

“Jangan sampai daya beli masyarakat turun, kalau daya beli turun, kemiskinan bertambah. (Karena) mau nurunkan kemiskinan lagi setengah mati, hanya gara-gara beras naik, lalu daya beli menurun. Makanya lebih bagus disubsidi, angkutan, packaging, sehingga harganya bisa stabil,” ujarnya. (Jau)

Comment