KalbarOnline, Bangkok – Pemerintah Kota Pontianak diwakili Kabag Adminbang Setda Pontianak, Elsa Risfadona dan Kabid Litbang Bappeda, Eko Prihandono menghadiri pertemuan GCoM Regional Workshop for Southeast Asian Pilot Cities di Bangkok, Thailand, Kamis (30/03/2023).
Dalam kesempatan itu, kedua delegasi Pemkot Pontianak itu berkesempatan memaparkan rencana aksi perubahan iklim Kota Pontianak sebagai wujud kontribusi Pemkot Pontianak dalam menyikapi isu iklim dunia.
Eko Prihandono menjelaskan, terdapat sebanyak 8 kota percontohan Global Covenant of Mayors for Climate and Energy (GCoM) Asia Pacific yang memaparkan rencana aksi iklim yang dibuat dengan pendampingan mitra GCoM di masing-masing negara.
Kota Pontianak sendiri, sampainya, mendapat pendampingan dari Center for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia and Pacific Institut Pertanian Bogor (CCROM IPB). Program itu berlangsung sepanjang tahun 2022 di bawah sekretariat Litbang Bappeda Kota Pontianak.
“Dari 4 kota percontohan di Indonesia, Kota Pontianak mendapat kehormatan untuk memaparkan rencana aksi yang telah dibuat. Selain sebagai bahan evaluasi, juga kesempatan kita promosi supaya mendapat bantuan dalam mewujudkan rencana aksi tersebut,” ujar Eko.
Kota Pontianak jadi 1 di antara 4 kota percontohan di Indonesia bersama Tangerang, Medan dan Minahasa Utara. Empat kota lain berasal dari berbagai negara di wilayah Asia Pasifik.
Lebih lanjut Eko menerangkan, bahwa kebakaran lahan, puting beliung dan genangan di Pontianak merupakan dampak dari perubahan iklim global. Di sisi lain, jumlah penduduk berpengaruh terhadap ketersediaan lahan dan produksi karbon dan sampah.
Rencana aksi perubahan iklim Kota Pontianak sebelumnya telah melalui proses konsultasi publik pada 13 Februari 2023 lalu. Untuk adaptasi perubahan iklim, Pemkot Pontianak memprioritaskan program pembangunan drainase perkotaan, sistem peringatan dini bencana, mendorong pemanenan (penampungan dan penyimpanan) air hujan dan penerapan teknologi pengolahan air bersih yang dapat mengolah air payau/asin.
Sedang dalam mitigasi, Pemkot Pontianak mengusung rencana konversi energi ke energi terbarukan. Contohnya, mengganti lampu halogen ke LED. Kemudian, mengubah sampah menjadi energi, dan penggunaan kendaraan listrik dan PLTS untuk dinas.
“Sebenarnya sudah banyak program yang dilakukan, namun masih perlu dukungan banyak pihak. Keikutsertaan kami di forum ini juga untuk membuka pintu kolaborasi dengan pihak luar,” katanya.
Penyusunan rencana aksi tersebut dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Perubahan Iklim Kota Pontianak yang tidak hanya dari unsur pemerintahan, tetapi juga kalangan universitas, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat dan media.
Keikutsertaan Pontianak di event iklim internasional juga bukan kali pertama. November 2022 lalu, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono juga berbagi pengalaman membangun rencana aksi perubahan iklim pada InfoPoint Conference yang digelar Uni Eropa.
“Hal ini menekankan bahwa Pontianak berkomitmen terhadap aksi perubahan iklim,” pungkasnya. (Jau)
Sumber: Bappeda Kota Pontianak.
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…