KalbarOnline, Pontianak – Dimulai dari dermaga Taman Alun-alun Kapuas Kota Pontianak, sebanyak 50 anak thalasemia diajak untuk menyusuri keindahan Sungai Kapuas dengan menggunakan kapal wisata, pada Minggu (23/07/2023) pagi.
Tampak hadir Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Harisson bersama Ketua Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalasemia Indonesia (Popti) Provinsi Kalbar, Windy Prihastari mendampingi anak-anak tersebut menikmati pemandangan yang indah dan menyenangkan di pagi yang cerah itu.
“Kegiatan menyusuri sungai ini dalam rangka Hari Anak Nasional dan kita mengenalkan kepada anak-anak thalasemia, bahwa Provinsi Kalbar yang merupakan provinsi yang kita cintai ini memiliki sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Kapuas, serta mengajak mereka berwisata agar mereka tidak memikirkan penyakit mereka itu,” ungkap Sekda Kalbar.
Kegiatan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalbar bersama Popti Kalbar tersebut juga dalam rangka untuk mendorong menciptakan kota layak anak, yang aman bagi anak-anak.
Sekda menerangkan, dari 14 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kalbar masih ada lima daerah yang belum dikategorikan sebagai kota layak anak, dan Pemprov Kalbar akan terus mendorong terciptanya kota layak anak di seluruh daerah yang ada.
“Adapun prioritas Pemprov Kalbar untuk mewujudkan pola asuh yang layak pada tumbuh kembang anak, agar meminimalisir kekerasan dan kriminalisasi pada anak-anak dan membangun kesadaran kepedulian orang tua, pengasuh, guru, dunia usaha dan masyarakat serta pemerintah sendiri dalam mengupayakan hak dan mewujudkan perlindungan kepada anak di Kalbar,” terangnya.
Tak hanya itu, Pemprov Kalbar juga mendukung semua keluarga untuk tumbuh kuat dan memastikan anak-anak tidak menjadi korban kekerasan, perkawinan anak pada usia dini dan pekerja anak di bawah umur.
Sementara itu, Ketua Popti Provinsi Kalbar, Windy Prihastari mengucapkan terima kasih kepada Sekda Kalbar dan Pemprov Kalbar yang telah mengajak anak-anak thalassemia untuk menyusuri Sungai Kapuas dan berwisata serta mengenalkan anak-anak destinasi wisata di Kota Pontianak dengan menggunakan kapal wisata hingga ke Tugu Khatulistiwa.
Windy mengatakan, bahwa kegiatan ini akan terus rutin dilakukan kedepannya, agar para anak-anak thalasemia bisa berwisata, karena selama hidup mereka hanya melakukan transfusi darah.
“Ada yang dimulai dari bayi, ada yang umur dua atau tiga tahun dilakukan transfusi darah, tergantung dari berat ringannya thalassemia yang mengidap pada anak tersebut, sedangkan di Kalbar setiap tahun semakin bertambah thalasemia, saat ini ada 225 penyandang anak thalasemia di Kalbar, tersebar di beberapa kabupaten dan kota,” ungkap Windy.
Maka dari itu, dirinya menilai perlu dukungan dari para pendonor darah tetap demi keberlangsungan hidup mereka.
“Mudah-mudahan kedepannya semakin banyak sahabat thalasemia yang peduli dan ingin menjadi pendonor darah tetap bagi para penyandang thalasemia,” harapnya.
Mewakili orang tua penderita thalasemia di Kalbar, dirinya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur Kalimantan Barat yang selalu memberikan dukungan dan perhatian kepada penyandang thalasemia khususnya ruangan thalasemia yang sudah sangat memadai dengan fasilitas-fasilitas nyaman untuk anak-anak penyandang thalasemia.
Windy mengatakan, bantuan obat-obatan untuk penyandang thalasemia yang belum tertanggung di BPJS, kemudian filter blood juga merupakan salah satu sarana penting untuk transfusi agar pasien tidak alergi saat transfusi.
“Untuk membantu penderita thalasemia, yang terpenting adalah adanya komitmen bagi sahabat thalasemia untuk menjadi pendonor darah tetap untuk penyandang thalasemia di mana sebaiknya mereka mempunyai 20 orang pendonor tetap untuk 1 anak semakin besar umurnya semakin banyak kantong darah yang diperlukan,” tuturnya.
Sementara itu, Erwandi satu di antara orang tua anak pengidap thalasemia mengutarakan, adanya kegiatan menyusuri Sungai Kapuas ini dapat menyenangkan hati anaknya yang menderita thalasemia dan memberikan pengalaman serta wawasan pembelajaran kepada sang buah hatinya dalam pengenalan sejarah Kota Pontianak dan Sungai Kapuas.
“Kita tadi menyusuri Sungai Kapuas menyenangkan hati anak-anak dan memberikan pemahaman sejarah tentang Sungai Kapuas kepada anak-anak,” kata Erwandi.
Lanjut Erwandi, anaknya menderita thalasemia sejak berumur tiga tahun dan setiap bulan dirinya bersama sang istri harus menemani sang buah hatinya untuk melakukan transfusi darah setiap bulan di rumah sakit.
“Setiap bulan anak saya harus ditransfusi darah sebanyak satu hingga dua kantong di Rumah Sakit Soedarso, dan setiap penambahan umurnya maka transfusi darah akan meningkat, apalagi anak saya ini perempuan yang dulunya dibutuhkan darah sedikit kini bertambah,” ujarnya. (Jau)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…