KalbarOnline, Sukadana – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji meletakkan batu pertama pembangunan baru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara (KKU), Senin (24/07/2023) siang.
Kegiatan yang berlokasi di Desa Batu Barat, Kecamatan Simpang Hilir itu, turut dihadiri Bupati Kayong Utara Citra Duani.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengungkapkan, dalam lima tahun pemerintahannya bersama Wakil Gubernur (Wagub) Kalbar, Ria Norsan, total ada 54 sekolah baru, baik Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar.
“Sejak menjabat gubernur saya berencana membangun 100 SMA/SMK se-Kalbar, tetapi hingga tahun ajaran 2023 hanya terwujud 54, dan penambahan ruang belajar baru,” ujarnya.
Tidak tercapainya target pembangunan 100 sekolah baru itu, menurut Sutarmidji, bukan karena Pemprov Kalbar tidak memiliki anggaran, melainkan karena ketiadaan atau kurangnya jumlah tenaga guru atau pengajar dan pengelola sekolah yang akan ditempatkan di sekolah yang akan diibangun tersebut.
“Karena kekurangan guru, apalagi sekarang kepala sekolah harus guru penggerak, dan lain sebagainya, syaratnya semakin banyak. Akhirnya yang bisa kita penuhi, kalau tidak 53 atau 54 (sekolah baru). Tetapi solusi lain saya tambah ruang kelas sebanyak-banyaknya, rombongan belajar (rombel) ditambah, cuma ketentuan kementerian pendidikan satu sekolah itu hanya boleh 36 rombel,” paparnya.
Karena itu, meski dari sisi anggaran Pemprov mampu membangun sekolah sebanyak-banyaknya, tapi secara teknis untuk operasionalnya masih banyak kendala. Khusus SMAN 5 Simpang Hilir sendiri, Midji-sapaan karibnya menyebutkan, akan dibangun bertahap.
“Tahun ini dibangun segitu dulu anggarannya, tahun depan Insya Allah lebih besar lagi, karena terus kami ingin membangun SMA/SMK yang ada di Kalbar ini. Supaya angka putus sekolah semakin kecil,” terangnya.
Bahkan orang nomor satu di Kalbar itu memperkirakan, di Kabupaten Kayong Utara, sedikitnya masih perlu dibangun lima SMA/SMAK lagi. Termasuk di wilayah-wilayah kepulauan yang ada di kabupaten tersebut.
“Hanya masalahnya kendala guru, banyak lulusan FKIP, IKIP tapi masalahnya kan belum tentu (bisa langsung mengajar). Masalah pengajar ini ada syarat-syaratnya,” tambahnya.
Ditambah lagi menurutnya, saat ini pemerintah daerah sudah tidak boleh menerima honorer. Sementara untuk mengangkat Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), jumlahnya juga dibatasi.
“Saya kalau boleh sebanyak-banyaknya, nanti Pak Bupati kalau ada penerimaan PPPK terima saja sebanyak-banyaknya. Jangan takut APBD karena gajinya dibayar pusat,” ucapnya.
Untuk itu, ke depan ia berharap akan semakin banyak jumlah guru atau tenaga pengajar di Kalbar ini. Dengan demikian, jumlah sekolah yang dibangun juga bisa semakin banyak. Sehingga angka putus sekolah, khususnya di Kabupaten Kayong Utara bisa diturunkan, kemudian ada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah.
“Di SMA 5 ini, sekaligus mewakili SMA 1 Karimata, saya bilang terima saja dulu murid-muridnya, sambil kita menyiapkan ini (bangunan). Nanti ini kan jalannya akan mudah diakses, jalannya (juga) akan diperhatikan. Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan sumber daya manusia di Kayong Utara,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Kayong Utara Citra Duani mengatakan, lahan untuk pembangunan sekolah tersebut memang sudah lama disiapkan atau dibebaskan.
“Lahan ini sudah lama disiapkan pihak perangkat desa dan juga kecamatan. Terima kasih kepada Pak Gubernur, yang telah membangun sekolah baru di Kayong Utara ini,” ujarnya.
Menurutnya tidak hanya satu sekolah, untuk tahun ini Pemprov Kalbar sekaligus membangun dua SMA di Kabupaten Kayong Utara. Yakni satu SMA lagi di Desa Padang, Kepulauan Karimata.
“Tentu dengan dibangunnya dua SMA ini, sangat membantu putra putri dan orang tua, sehingga sekolah bisa lebih dekat,” katanya.
Citra merasa bersyukur, dari sejak kabupaten tersebut dimekarkan selama 16 tahun, baru tahun ini ada sekolah negeri baru setingkat SMA sederajat yang dibangun di sana.
“Jadi saya sekaligus menyampaikan ucapan untuk dua sekolah yang dibangun. Sesuai arahan dari Pak Gubernur pelajar untuk dua sekolah tersebut juga sudah mulai diterima tahun ini, dan sementara menumpang di SMP terdekat,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalbar Rita Hastarita menjelaskan, pembangunan SMAN 5 Simpang Hilir dilakukan melalui dua tahap. Yakni di Tahun Anggaran (TA) 2023 dan 2024. Di tahap pertama tahun 2023 ini, dialokasikan kurang lebih Rp 1,6 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun satu ruang perpustakaan, tiga ruang kelas, satu toilet, dan penampungan air hujan.
“Sementara pada tahap kedua di tahun 2024 nanti dianggarkan sebesar Rp3 miliar sebagai lanjutan ruang tatalaksana, ruang kelas dan ruang laboratorium. Sehingga total anggaran untuk pembangunan SMAN 5 Simpang Hilir sekitar Rp 4,6 miliar,” terang Rita.
Sedangkan untuk SMAN 1 Karimata, di tahap pertama tahun 2023 ini pembangunannya dianggarkan sebesar Rp 2,5 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun satu ruang perpustakaan, tiga ruang kelas, satu toilet, satu asrama, dan penampungan air hujan. Sementara untuk tahap kedua pada 2024 nanti, kembali dianggarkan sebesar Rp 3 miliar.
“Khusus SMAN 1 Karimata kami buat asrama untuk menampung anak-anak dari dua pulau di sekitar Karimata. Karena tidak mungkin anak-anak pergi-pulang menggunakan kapal untuk sampai ke Desa Padang,” tutupnya. (Jau)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…