Categories: Pontianak

BKSDA Sebut Ada 411 Titik Rawan Kemunculan Buaya di Kalbar

KalbarOnline, Pontianak – Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, RM Wiwied Widodo mengungkapkan, ada 411 titik rawan kemunculan buaya di Kalbar. Untuk itu masyarakat diimbau untuk selalu waspada saat beraktivitas di wilayah rawan kemunculan buaya tersebut.

Adapun wilayah paling banyak yaitu daerah Kendawangan di Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, Kota Singkawang, Paloh di Kabupaten Sambas, dan Kabupaten Mempawah.

“Kita sudah memetakan ada 411 titik rawan kemunculan buaya. Yang paling banyak di daerah Kendawangan Ketapang, Landak, Singkawang, Paloh Sambas dan Mempawah. Tapi titik rawan ini bukan habitat asli mereka, pasti ada gangguan di habitat aslinya,” ungkap Wiwied.

Ia menjelaskan, dengan dipetakannya titik rawan ini, pihaknya akan membuat papan informasi besar, yang berisi himbauan untuk masyarakat apabila ada kemunculan buaya untuk mengurangi aktivitas di area tersebut.

“Dari 411 titik ini akan kita adakan sosialisasi, mulai dari pakannya hingga waktu berburu mangsanya,” kata Wiwied.

Banyaknya kasus konflik satwa seperti buaya yang memangsa manusia, menurut Wiwied lantaran habitat dari satwa tersebut diganggu.

“Ada beberapa jenis satwa liar buas yang memiliki perilaku dia tidak akan melakukan gangguan atau memangsa manusia kalau tidak ada gangguan terhadap satwa tersebut. Sehingga kalau dinyatakan ada munculnya buaya, ini perlu dikaji. Karena memang disana habitat buaya. Kalau habitat buaya terjadi gangguan, maka dia akan berinteraksi negatif terhadap semua penyebab gangguan termasuk manusia,” jelasnya.

Diakui Wiwied, saat ini edukasi terhadap konflik satwa dan manusia memang belum menyasar hingga sampai tingkat bawah. Oleh karena itu, BKSDA Kalbar berkomitmen akan terus menggencarkan edukasi baik tentang perlindungan satwa liar maupun imbauan untuk tidak beraktivitas di daerah rawan satwa liar dan buas.

“Konflik satwa adalah interaksi negatif antara manusia dengan satwa liar. Apabila terdapat kerugian khususnya potensi keselamatan manusia, otomatis keselamatan manusia menjadi utama,” katanya.

“Kami menyadari frekuensi untuk melakukan edukasi itu belum sampai tingkat bawah. Untuk itu kami juga minta teman-teman media bisa membantu dalam proses edukasi ini kepada masyarakat,” tukas Wiwied. (Indri)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

adminkalbaronline

Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Tayang Hari Ini di Bioskop, Berikut Sinopsis Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu

KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…

11 hours ago

Pergoki Rumah Berantakan dan Kotor, Nana Mirdad Trauma Punya ART

KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…

12 hours ago

Pj Gubernur Harisson Minta Rumah Sakit Daerah di Kalbar Berikan Layanan Prima Bagi Masyarakat

KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…

13 hours ago

Mentan Andi Amran Sulaiman Dorong Kalbar Jadi Lumbung Pangan Nasional

KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…

13 hours ago

Anggota DPRD Ketapang Rion Sardi Serap Aspirasi Masyarakat di Tepian Sungai Pawan

KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…

13 hours ago

Tangani Ruas Jalan Pelang – Sungai Kepuluk, Dinas PUPR Ketapang Bakal Siagakan TRC

KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…

13 hours ago