Categories: KesehatanPontianak

Hadapi Lonjakan Kasus, Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Latih Nakes Tangani DBD

KalbarOnline, Pontianak – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak menggelar pelatihan penyegaran penanganan lonjakan kasus demam berdarah kepada dokter umum, perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan perawat rawat inap di Aula RSUD SSMA, Kamis (14/09/2023).

Dokter Spesialis Anak, Rista Lestari menjelaskan, indikasi meningkatnya kasus demam berdarah sudah dirasakan dalam tiga hingga empat bulan terakhir. Angka yang biasanya hanya 20 – 30 persen dari total pasien yang dirawat, saat ini didominasi oleh pasien DBD.

“Sekarang total 26 bed (tempat tidur) yang kita miliki atau yang kita buka itu hampir 80 persen pasiennya memang demam berdarah, jadi angkanya memang tinggi,” ungkapnya.

Meskipun dengan kondisi demikian, untuk pasien DBD saat ini di RSUD SSMA sudah dilaksanakan penanganannya sesuai dengan standar World Health Organization (WHO), terutama berkaitan tata laksana penanganan demam berdarah.

Menurutnya, tata laksana demam berdarah terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah pasien tanpa tanda bahaya. Terhadap pasien ini hanya diberikan edukasi rawat jalan. Kedua pasien yang dikelompokkan dengan tanda bahaya atau yang memang berasal dari populasi dengan risiko tinggi yang bisa diprediksi bahwa saat kritis akan mengalami pemberatan.

“Terakhir atau ketiga adalah kelompok pasien yang memerlukan tata laksana intensif dan serius, yang mana biasanya sudah demam berdarah dengan manifestasi berat,” ujarnya.

Selain menyiapkan tenaga medis melalui pelatihan penanganan demam berdarah, RSUD SSMA juga mengedukasi masyarakat bekerja sama dengan Tim Humas dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Edukasi yang disampaikan adalah bagaimana menangani dan mengenali tanda-tanda bahaya, mulai dari bagaimana menghindari gigitan nyamuk pada anak-anak hingga memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar.

“Tujuannya agar tidak membiarkan genangan air yang akan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk terutama di musim sekarang,” tuturnya.

Rista bilang, hal yang terpenting adalah memberikan pemahaman yang benar tentang demam berdarah kepada masyarakat supaya tidak terjadi kepanikan yang luar biasa di masyarakat. Kemudian mereka juga harus memahami demam berdarah dalam konteks yang benar bahwa tidak semuanya demam berdarah menjadi berat, ada juga yang berjalan demam tanpa pemberatan.

Disamping itu, saat ini sudah tersedia vaksin untuk demam berdarah yang telah disetujui penggunaannya oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk anak-anak berusia 6 tahun ke atas, berupa dua kali suntikan dengan interval tiga bulan atau 12 minggu.

“Jika memungkinkan untuk mendapatkan dua kali suntikan vaksinasi demam berdarah, maka di satu sisi bisa meminimalisir angka kejadian demam berdarah dan juga kejadian Dengue Shock Syndrome (DSS) menjadi lebih hening. Oleh sebab itu, kita coba terus sampaikan ke masyarakat baik di kegiatan sehari-hari di Poli maupun lewat penyuluhan,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Unit Pelaksana Teknis (UPT) RSUD SSMA, Eva Nurfarihah menyatakan, di Pontianak memang sedang ada kenaikan angka kesakitan penyakit demam berdarah, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi memang demam berdarah didominasi oleh anak-anak.

“RSUD SSMA sendiri sudah menambah kapasitas bed untuk anak-anak menjadi 26 bed, dan ada bed khusus untuk observasi shock DSS,” sebutnya.

Eva mengatakan, penyebab dari demam berdarah adalah jentik nyamuk. Oleh karenanya, sebagai upaya mencegah penyakit demam berdarah adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan.

“Nyamuk ini berkembang biak di air yang menggenang, jadi jangan sampai ada air yang menggenang, intinya kita harus menjaga kebersihan,” tukasnya.

Dia mengimbau apabila anak-anak demam agar tidak terlalu panik, terlebih lagi melakukan pemeriksaan ke laboratorium dengan inisiatif sendiri. Namun sebaiknya, sebagai langkah pertama bisa ke dokter puskesmas atau rumah sakit untuk meminta saran, baru setelah itu jika diperlukan baru dilakukan pemeriksaan laboratorium.

“Sebetulnya penyakit demam berdarah itu bisa saja diobservasi dulu di rumah, tidak perlu terlalu panik. Obat yang diberikan oleh dokter diminum. Kalau perlu observasi ketat mengenai suhu atau gejalanya semakin berat, segera bawa ke rumah sakit atau ke IGD,” tutupnya. (Indri)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

adminkalbaronline

Share
Published by
adminkalbaronline

Recent Posts

Tayang Hari Ini di Bioskop, Berikut Sinopsis Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu

KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…

11 hours ago

Pergoki Rumah Berantakan dan Kotor, Nana Mirdad Trauma Punya ART

KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…

11 hours ago

Pj Gubernur Harisson Minta Rumah Sakit Daerah di Kalbar Berikan Layanan Prima Bagi Masyarakat

KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…

12 hours ago

Mentan Andi Amran Sulaiman Dorong Kalbar Jadi Lumbung Pangan Nasional

KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…

12 hours ago

Anggota DPRD Ketapang Rion Sardi Serap Aspirasi Masyarakat di Tepian Sungai Pawan

KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…

12 hours ago

Tangani Ruas Jalan Pelang – Sungai Kepuluk, Dinas PUPR Ketapang Bakal Siagakan TRC

KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…

12 hours ago