KalbarOnline, Pontianak – Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat menggelar seminar internasional bahasa dengan bertema “Bahasa Melayu: Pra Sejarah dan Masa Depan”, di Balairungsari Rumah Melayu Kalbar, Sabtu (07/10/2023). Seminar ini menghadirkan para ahli bahasa dan sejarah, satu di antaranya James T Collin.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono yang hadir memberikan sambutan mengapresiasi dan mendukung digelarnya seminar yang mendiskusikan pra sejarah bahasa Melayu sebagai pintu wawasan terhadap asal-usulnya dan bagaimana bahasa ini berkembang seiring waktu.
Ia berpendapat, bahwa memang para pakar terus menggali sejarah dan menemukan titik terang asal muasal bahasa ini sehingga menjadi identitas bangsa.
Melalui seminar ini, para peserta semakin mengenal kekayaan budaya dan sejarah yang tertanam dalam struktur bahasa Melayu, memberikan penghormatan kepada nenek moyang yang mewariskannya kepada generasi saat ini.
Menurut Edi, fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang berasal dari daerah atau lokal bisa menjadi penyambung sekaligus mempererat tali silaturahmi yang kuat.
“Oleh sebab itu, bagaimana kita mewujudkan bahasa Melayu sebagai bahasa yang komunikatif, mudah dimengerti dan bermakna serta berbudaya, artinya menjadi identitas adat istiadat Melayu,” ujarnya.
Edi menyampikan, bahasa Indonesia sejatinya berakar dari bahasa Melayu yang disempurnakan. Komunikasi yang baik lewat bahasa ini tentu harus dikembangkan sesuai dengan sastra dan makna dari bahasa itu sendiri.
“Mudah-mudahan melalui seminar ini bisa memberikan sumbangsih dan titik terang tentang asal muasal bahasa Melayu,” ungkapnya.
Di Pontianak, lanjut Edi, baik itu di kawasan pesisir sungai dan wilayah-wilayah komunitas Melayu, masyarakatnya masih menggunakan bahasa Melayu sangat kental. Penggunaan bahasa Melayu menjadi bahasa komunikasi masyarakat yang ada di Pontianak.
“Dari bahasa, bisa menjadi suatu komunitas, tidak hanya lingkup lokal tetapi juga internasional. Bahasa juga mencerminkan asal muasal penuturnya,” terang dia.
Ketua panitia seminar, Nur Iskandar menjelaskan, seminar bahasa yang mengupas bahasa Melayu ini digelar dalam rangka mewarnai bulan bahasa sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Jadi ke-252 Pontianak yang jatuh pada bulan Oktober.
“Mudah-mudahan bahasa Melayu yang menjadi alat dan simbol persatuan semakin menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di tengah globalisasi,” terangnya.
Melalui seminar ini, kata dia, menjadi bagian dari kebersamaan untuk memaknai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan baseline-nya bahasa Melayu untuk menjadi bahasa internasional.
Melalui seminar bahasa ini pula, pihaknya akan mengusulkan Kota Pontianak sebagai tangan nenek moyang Melayu. Sebab menurut hipotesa James T Collin, asal muasal Melayu berasal dari Borneo bagian barat, yang ibukotanya adalah Kota Pontianak.
“Apabila hipotesa ini sah diakui secara akademik, boleh kiranya di bandara, pelabuhan dan sudut-sudut Kota Pontianak terpampang bahwa Kota Pontianak adalah ibukota dari nenek moyangnya bahasa Melayu,” pungkasnya. (Indri)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…