KalbarOnline, Ketapang – Mewakili Bupati, Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo mengajak seluruh tokoh agama, para alim ulama dan tokoh masyarakat untuk membantu pemerintah mencegah penyalahgunaan narkoba.
Hal itu disampaikan oleh Alexander Wilyo saat menghadiri coffee morning dalam rangka 11 Tahun Tahbisan Uskup Mgr. Pius Riana Prapdi, di Aula Keuskupan Ketapang, pada Sabtu (14/10/2023).
Coffee morning ala Uskup Ketapang ini bertemakan “Peran Tokoh Agama Dalam Menghadapi Bahaya Narkoba”.
Uskup Ketapang, Mgr Pius Riana Prapdi dalam sambutannya mengatakan, masalah narkoba di Ketapang sudah sangat memprihatinkan, padahal narkoba itu jelas-jelas merusak sendi kehidupan umat beragama.
“Oleh karena itu, semua elemen masyarakat harus memberikan perhatian khusus terhadap kasus-kasus narkoba, terutama pada anak-anak generasi muda,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BNN Provinsi Kalimantan Barat, Sumirat Dwiyanto, dalam paparannya mengatakan, berdasarkan hasil survei BNN LIPI, pada tahun 2019, prevalensi penyalahgunaan narkotika di Kalimantan Barat diketahui sebanyak 33.552 orang (0,80%) pernah pakai narkotika, dan sebanyak 16.776 orang (0,40%) pernah pakai setahun terakhir.
“Prevalensi penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Ketapang sendiri, dari total penduduk pada tahun 2019, yang mencapai angka 579.927 jiwa, terdapat sebanyak 3.480 orang (0,80%) pernah pakai narkotika, dan sebanyak 1.740 orang (0,40%) pernah pakai narkotika setahun terakhir,” paparnya.
Oleh karena itu, ia mengajak para tokoh agama untuk terlibat aktif dalam perang melawan narkotika, dengan fokus pada upaya-upaya pencegahan serta memberikan perhatian serius terhadap rehabilitasi, terutama bagi anak-anak yang putus asa karena dampak narkoba.
Sekda Ketapang, dalam kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Uskup Ketapang yang telah menggagas kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini sangat membantu kita dalam rangka menjaga masyarakat kita, generasi penerus kita menjadi generasi yang tetap dapat diandalkan di masa mendatang,” ujarnya.
Oleh karena itu, Alexander mengajak semua elemen untuk memberantas dan meminimalisir peredaran narkoba.
“Tugas ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi tanggung jawab kita semua, termasuk para tokoh-tokoh agama,” ucapnya.
Alexander berharap agar kegiatan seperti ini tidak hanya dilaksanakan satu kali saja, tetapi juga terus berlanjut, baik oleh para kyai maupun para pendeta.
“Jadi, hari ini, kita sepakat bahwa narkoba adalah musuh kita bersama. Saya sendiri, setiap saya keliling-keliling selalu menyampaikan ini kepada semua pihak, termasuk tokoh agama, tokoh adat supaya membantu pemerintah untuk memerangi narkoba,” ujarnya.
“Semua orang tahu bahwa penyalahgunaan narkotika ini tidak benar, tidak baik untuk kita semua dan untuk generasi penerus bangsa kita,” tambah Alexander.
Dirinya juga menitipkan pesan kepada seluruh tokoh agama agar menyampaikan hal ini pada setiap kegiatan keagamaan, untuk membatasi ruang gerak penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Ketapang.
“Pemerintah Kabupaten Ketapang sendiri sedang mengupayakan untuk membentuk Badan Narkotika Nasional Kabupaten Ketapang. Saya sendiri yang mengawal, mudah-mudahan BNN Kabupaten Ketapang nanti bisa terwujud,” pungkasnya. (Adi LC)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…