KalbarOnline, Pontianak, – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengingatkan keterlibatan semua stakeholder dalam upaya percepatan penurunan stunting. Termasuk para lurah, kepala desa dan camat juga harus menunjukkan keseriusan dalam menekan angka stunting.
Hal tersebut diungkapkan Pj Gubernur Harisson saat turun langsung memberikan edukasi gizi bagi ibu-ibu di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Pelangi Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak pada Kamis (25/01/2024) pagi.
Harisson mengungkapkan, para lurah dan camat di Kota Pontianak harus hafal anak-anak yang mengalami stunting di wilayah mereka masing-masing. Dengan demikian maka akan mudah untuk melakukan intervensi terhadap anak-anak stunting di setiap kelurahan dan kecamatan.
“Lurah-lurah dan camat harus tahu berapa anak stunting di wilayahnya, lurah dan camat juga harus tahu langkah apa yang sudah dilakukan untuk menekan stunting,” kata Pj Gubernur Harisson.
Dirinya pun menyebut para camat dan lurah juga harus memaksimalkan upaya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengentaskan stunting di wilayah mereka. Sehingga upaya untuk mencapai target penurunan stunting secara nasional bisa semakin maksimal.
“Para camat dan lurah harus memastikan ada langkah nyata intervensi yang dilakukan terhadap anak stunting,” tegasnya.
Harisson menekankan urgensi percepatan penurunan stunting di Indonesia. Menyambung pesan Presiden RI Joko Widodo, untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045 harus dimulai dari sekarang dengan memenuhi gizi anak sejak balita.
“Dua puluh sampai tiga puluh tahun ke depan, anak-anak kita harus mencapai top management level di dunia kerja. Tidak ada lagi buruh kasar,” jelasnya.
Harisson berharap, adanya upaya serius dari berbagai pihak dalam percepatan penurunan stunting. Lantaran stunting akan berdampak pada kemampuan kognitif anak-anak yang berkurang.
Lalu akibat stunting kemampuan anak untuk berpikir lebih komplek dan mengembangkan nalarnya dalam memecahkan masalah akan lebih rendah. Sehingga nanti hal tersebut akan menghambat mereka pada saat menyerap ilmu pengetahuan di sekolah.
Maka stunting harus dicegah sejak dini mulai dari remaja putri pra konsepsi, konsepsi, ibu hamil, ibu menyusui dan kemudian sampai anak berumur dua tahun.
“Sekarang saatnya kita turun langsung ke ibu-ibu untuk memberikan edukasi gizi yang baik,” ujar Harisson.
Ditekankan Harisson dalam penanganan stunting tidak hanya sekadar berakhir di omongan belaka atau lip service. Misalnya usai dirinya turun langsung ke posyandu-posyandu lantas setelah itu tidak ada tindak lanjut lagi dari pemerintah kabupaten kota.
Menurutnya pasca ia turun ke posyandu harus dibarengi upaya lanjutan dengan berbagai program yang harus dilakukan dalam menurunkan stunting. Terutama dalam memasifkan edukasi gizi yang tepat dengan menyasar langsung para ibu-ibu.
“Penanganan stunting kita harus benar-benar melakukan aksi nyata tidak hanya sekadar lip service,” tegas Harisson.
Di tempat yang sama Camat Pontianak Barat, Ibrahim menyampaikan, terdapat 51 balita stunting di Kelurahan Sungai Jawi Luar. Angka ini turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 107 balita.
Dirinya menjelaskan, kader Posyandu Pelangi Kelurahan Sungai Jawi Luar telah proaktif melakukan penanganan terhadap balita stunting di wilayahnya.
“Sekarang stunting di Kelurahan Sungai Jawi Luar 4,76 persen, jauh di bawah target nasional 14 persen,” terangnya.
Ibrahim mengatakan, kader posyandu dibantu puskesmas senantiasa menyisir rumah orang tua balita stunting melakukan intervensi dengan pemberian pangan bergizi.
Dalam upaya menekan angka stunting, pihaknya tengah fokus membina calon pengantin secara fisik maupun mental. Dari data yang diperolehnya, setiap tahunnya terdapat 900 pasang perkawinan terjadi di Kecamatan Pontianak Barat.
“Kami melakukan pembinaan kepada calon pengantin, mulai dari kesehatan remaja putri di sekolah, pil tambah darah kepada ibu hamil serta konseling gizi anak. Pemantauan dilakukan secara langsung. Kemudian ada senam bersama,” tutur Ibrahim.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur Harisson turut didampingi Pj Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalbar, Windy Prihastari. Lalu Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi serta pejabat lainnya.
Pada momentum tersebut Pj Gubernur Harisson juga menyerahkan bantuan 200 paket sembako dari CSR Bank Kalbar. Lalu 200 paket bantuan bahan pangan yang berisikan beras premium, gula pasir, minyak goreng premium dan susu. Serta berbagai bantuan lainnya yang menyasar langsung masyarakat. (Jau)
KalbarOnline - Kasus dugaan pengancaman dan pemerasan yang dilakukan mantan karyawan Ria Ricis kembali disidang…
KalbarOnline, Pontianak - Uang korupsi pembangunan Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono menyempatkan…
KalbarOnline - Jalan kaki merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang paling sederhana dan mudah…
KalbarOnline, Kapuas Hulu - Calon Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Didi Haryono diminta…
KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPW Partai Nasdem Kalimantan Barat sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pasangan Midji-Didi,…