Kelindan Antara Fasilitas Olahraga yang Baik dan Bibit Atlet Berprestasi

KalbarOnline, Pontianak – Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari menilai, fasilitas olahraga yang baik sangat berkelindan untuk menelurkan bibit-bibit atlet berprestasi. Oleh karenanya ia tetap berupaya bagaimana fasilitas olahraga di Kalbar semakin baik.

“Untuk fasilitas olahraga di Kalbar itu pasti kita perhatikan. Saya sebagai Ketua KOI sangat berkepentingan dengan pencarian bibit yang baik. Pencarian bibit yang baik itu tidak lepas dari atlet, pelatih, wasit, fasilitas olahraga, event dan organisasi olahraga yang baik. Ini 6 format dasar yang selalu kami pegang,” ucapnya diwawancarai usai memberikan hak pilih di TPS 01 Kota Pontianak, Rabu (14/02/2024).

IKLANSUMPAHPEMUDA

Okto menyebut, bahkan dengan fasilitas seadanya, sejauh ini setidaknya terdapat 7 atlet Kalbar yang punya prestasi olahraga nasional maupun dunia, ada yang masih aktif dan tidak, seperti Restu Anggi atlet angkat besi, Maharani Azri Wahyuning Tyas atlet triathlon, Nuraya Kadafie atlet anggar, Bernard Van Aert atlet cycling, Feri Satriadi atlet billiard, Gusti Ayu Made Nadya Saraswati atlet renang dan Veddriq Leonardo atlet sport climbing.

Okto berharap, untuk kondisi seperti sekarang ini, kalau atlet belum ada, minimal Kalbar memiliki pelatih yang bisa mencari atlet. Kalaupun atlet dan pelatih tidak ada, minimal setiap daerah punya wasit yang bisa diandalkan.

“Contoh Asean Games kemarin di Indonesia, banyak wasit-wasit terpaksa kita impor, karena kualitas wasit kita masih belum bisa internasional, dan fasilitas-fasilitas kita jangan lagi gara-gara kontraktor ngejar anggaran di daerah bangun fasilitas olahraga asal-asalan, akhirnya kualitas atlet pun asal-asalan,” kata Okto.

Baca Juga :  Pulang Kampung, Veddriq Leonardo Disambut Meriah Warga Pontianak

Dirinya mengatakan, semua proyek yang berhubungan dengan keolahragaan selalu melalui pengprov olahraga di setiap provinsi, dan pengurus besar olahraga di nasional pun telah mempunyai format standar venue olahraga yang harus disesuaikan tiap-tiap daerah.

“Itu harus disesuaikan, jadi kami selalu berkomunikasi dengan pemerintah pusat maupun daerah, kalau ada yang mengajukan anggaran pembangunan fasilitas olahraga, syaratnya itu standarnya harus sesuai dengan standar internasional, sehingga Insya Allah kualitas atletnya pun (bisa sekelas) internasional,” tuturnya.

Okto pun bersyukur, pasca Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono didaulat menjadi Ketua Kontingen atau Chef de Mission (CdM) Indonesia di Asian Games 2023, banyak sekali cabang-cabang olahraga yang mendapatkan fasilitas bantuan atas persetujuan Presiden Jokowi.

“Dari balap sepeda saja pertama kali dalam sejarah, kita akan memiliki supercross bukan hanya 1 tapi 2. di Asia kita yang terbanyak memiliki supercross. Indonesia akan punya 2, 1 di Jakarta, dan satu lagi di Banyuwangi,” katanya.

“Pertanyaannya Kalbar bagaimana? Kalbar ada velodrome, tidak sesuai standar, apapun dinamikanya saya tidak mau mundur ke belakang. Kalau bisa segera dicari gantinya, karena Kalbar ini salah satu pabrik atlet berprestasi, salah satunya balap sepeda. Sampai hari inipun kita masih punya atlet balap sepeda kebanggaan Kalbar yakni Bernard Van Aert,” sebut Okto.

Ia pun optimis, kalau 6 format dasar di atas bisa terpenuhi, maka Kalbar akan mudah memiliki atlet-atlet yang berprestasi. Namun sebaliknya, jika tidak terpenuhi, semua daerah di Indonesia termasuk Kalbar akan sangat kesulitan mendapatkan atlet berprestasi, utamanya untuk di level internasional.

Baca Juga :  Penantang Juara Dunia: Saya Ingin Sekali Memukul Muka Si Zombie Korea

“Dan tidak harus semua cabor juga. Tidak bisa kita semuanya. Kita harus fokus saja. Harus menentukan potensi yang terbesar dari Kalbar atau dari daerah lain itu apa? Karena tidak memungkinkan (dibangun) semuanya. Kita inikan penduduknya 270 juta lebih, harusnya kita bisa mengambil mana yang terbaik dari anak-anak bangsa untuk cabang-cabang olahraga yang memang menjadi unggulan,” paparnya.

“Karena yang paling merasakan itu kami di KOI. karena apa? setiap olimpiade kita menyaksikan, negara-negara yang jumlahnya jauh lebih kecil penduduknya dari Indonesia tapi kontingennya lebih banyak dari Indonesia,” tambah Okto.

Mirisnya pula, dengan jumlah penduduk sebanyak 270 juta lebih, angka atlet yang mampu dihasilkan Indonesia saat ini dinilai masih tidak jauh beda dengan negara yang penduduk yang jauh lebih kecil.

“Artinya ada yang salah dan itu sudah menjadi perhatian Pak Jokowi. Karena pada saat Haornas 2019, waktu itu perintah Pak Jokowi coba cari dan selesaikan permasalahannya. kalau menurut kami di KOI, pemetaannya terhadap potensi olahraga kita yakni kita jangan lagi fokus untuk jago kandang. Tapi kita harus mampu untuk menyatukan kemampuan kita dan menjadi jagoan di panggung dunia,” pungkasnya. (Jau)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Comment