KalbarOnline, Pontianak – Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) menggelar Seminar Nasional bertema “Ancaman Cyber Crime di Era Digital bagi BPD Seluruh Indonesia” pada Kamis, 8 Agustus 2024, di Aula Garuda Kantor Gubernur Kalimantan Barat.
Seminar Nasional ini merupakan rangkaian dari event Undian Nasional Tabungan Simpeda Bank Pembangunan Daerah (BPD) Periode I XXXV-2024 yang digelar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), pada 6 hingga 8 Agustus 2024.
Diikuti oleh kurang lebih 23 BPD se-Indonesia, seminar nasional ini menghadirkan beberapa pemateri yang konsen terhadap kejahatan siber. Diantaranya Deputi Bidang Pelaporan dan Pengawasan Kepatuhan, Fithriadi, Deputi Komisioner Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen, Rizal Ramadhani, Pemred Majalah Infobank, Eko Budi Supriyanto dan Kepala BIN Daerah Kalbar, Brigjen Pol Yusup Saprudin.
Salah satu pemateri, Brigjen Pol Yusup Saprudin mengungkapkan, cyber crime adalah tindakan kriminal yang paling populer menyerang perbankan.
“Berdasarkan data tahun 2024, telah dilakukan antisipasi hampir 6 juta serangan siber yang didominasi lingkungan perbankan dan telekomunikasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya mendapatkan empat temuan terkait kerawanan perbankan daerah. Pertama, fokus perbankan lebih banyak pada digitalisasi mengikuti pergeseran perilaku nasabah. Padahal menurutnya investasi di bidang digital atau IT harus berbanding lurus dengan investasi di bidang cyber security.
Kedua, security awareness tidak merata pada setiap pegawai. Perbankan cenderung hanya berfokus pada tim IT atau CSIRT (cyber security incident response team).
“Ketiga captive market BPD, yakni pegawai atau PNS mayoritas boomer, gen x dan milenial yang tingkat literasi digital cenderung lebih rendah. Sehingga rentan mengalami serangan siber. Dibanding gen z yang lebih mengenal digital native,” ungkapnya.
Terakhir disebutkannya, pesatnya perkembangan media sosial, membuat tingginya reputasi terhadap bank daerah. (Lid)
Comment