KalbarOnline, Ketapang – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), khususnya di lahan gambut berdampak buruk pada kesehatan, ekonomi masyarakat sekitar dan keanekaragaman hayati. Tidak hanya itu, karhutla juga akan meningkatkan emisi gas rumah kaca.
Demikian antara lain yang disampaikan Bupati Ketapang, Martin Rantan saat membuka Kick-Off Meeting Program Community-Based Peat Forest Management Indonesia (ComPeat), Senin (02/09/2024), di Ruang Rapat Utama Kantor Bupati Ketapang.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Tropenbos Indonesia berkolaborasi dengan Sekber PSDA serta Pemerintah Kabupaten Ketapang itu juga menghadirkan praktisi dari Belanda.
Tujuan kedatangan para praktisi dari Belanda dan tergabung dalam program ini adalah untuk menyambut kerja sama yang sudah dimulai oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang, yakni dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berbasis tata kelola hidrologi gambut Sungai Pawan – Sungai Kepulu dan Sungai Kepulu – Pesaguan.
Program ComPeat merupakan kolaborasi antara universitas di Belanda (Van Hall Larenstein University, Inholland University dan Aeres University) dan Universitas Tanjungpura yang melibatkan para pemangku kepentingan daerah untuk mendiskusikan program pengelolaan hutan gambut berkelanjutan.
“Ini dapat menjadi sarana untuk menyediakan akses pengetahuan dari para ahli, serta menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat lokal dalam mengelola dan melindungi hutan gambut di Kabupaten Ketapang,” ujarnya.
Bupati menjelaskan, Kabupaten Ketapang memiliki lahan gambut yang cukup luas. Beberapa diantaranya telah memperoleh izin Hutan Desa (HD), seperti HD Sungai Pelang, HD Sungai Besar dan HD Pematang Gadung yang berada di kawasan hidrologis gambut Sungai Pawan – Sungai Kepulu dan Sungai Kepulu -Pesaguan.
“Keberadaan hutan gambut ini memberikan berbagai kebermanfaatan, tidak hanya untuk masyarakat lokal namun memiliki fungsi yang penting untuk keanekaragaman hayati. Di sisi lain, kondisi ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran hutan karena jenis tanah ini sangat mudah terbakar,” kata Bupati.
Oleh karena itu melalui kegiatan ini, bupati berharap seluruh peserta dapat mengikuti dan menyimak kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sehingga akan diperoleh pemahaman tentang apa dan bagaimana semestinya pengelolaan lahan gambut yang baik dan benar.
“Semoga hasil dari program ini kedepannya dapat menjadi pedoman untuk pemanfaatan hutan gambut secara berkelanjutan dalam meningkatkan nilai sosial, ekonomi dan ekologi hutan gambut yang ada di Kabupaten Ketapang serta dapat menjadi contoh bagi kawasan gambut lainnya di Provinsi Kalimantan Barat,” pungkasnya. (Adi LC)
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…