Film Pernikahan Arwah, Gabungkan Cerita Horor dengan Tradisi Tionghoa

KalbarOnline.com – Foto-foto film “Pernikahan Arwah (The Butterfly House)” resmi dirilis oleh Entelekey Media Indonesia (EMI) berkolaborasi dengan Relate Films.

Pernikahan Arwah merupakan sebuah film horor yang menggabungkan unsur tradisi Tionghoa dengan alur cerita mencekam.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Film tersebut menceritakan tentang Salim dan Tasya, sepasang calon suami istri yang memindahkan proses foto prewedding mereka ke rumah keluarga Salim setelah bibi Salim, satu-satunya, baru saja meninggal dunia.

Salim yang harus mengurus pemakaman bibinya, juga harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di altar misterius. Jika tidak, nyawanya bisa terancam.

Baca Juga :  Jadi Serial Terpopuler Netflix, King The Land Kalahkan See You in My 19th Life

Kehadiran pasangan tersebut dan tim foto prewedding di rumah itu, ternyata membuat arwah leluhur Salim di masa pendudukan Jepang muncul dan meneror mereka.

Melihat hal itu, Tasya tergerak untuk menguak misteri masa lalu dari keluarga Salim. Tujuannya agar bisa menenangkan arwah tersebut sekaligus membebaskan calon suaminya dari kewajibannya. Dengan demikian, mereka bisa pergi dari rumah itu.

Foto: Dok. Pernikahan Arwah

“Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) membawa elemen horor yang tidak hanya berfokus pada ketegangan, tetapi juga tentang budaya peranakan Tionghoa, terutama tradisi pernikahan arwah,” tutur sang sutradara, Paul Agusta dari siaran media pada Rabu (9/10/2024).

Baca Juga :  Spider-Verse 2 Dilarang Tayang di UEA Gegara Ada Simbol LGBT

“Ini adalah tantangan bagi saya untuk menggabungkan dua elemen ini menjadi sebuah narasi yang kuat dalam film,” imbuhnya.

Film yang dibintangi oleh Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, dan Brigitta Cynthia itu, juga mengharuskan para pemain untuk melakukan pendalaman karakter yang intens. Pasalnya, cerita film tersebut menggabungkan elemen spiritual dan tradisional. (*)

Comment