KalbarOnline – Menjadi seseorang yang selalu ingin menyenangkan orang lain atau dikenal sebagai people pleaser sering kali dilihat sebagai sifat positif yang membuat seseorang disukai banyak orang.
Namun, menjadi people pleaser yang berlebihan memiliki banyak dampak buruk, terutama bagi kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang.
Fenomena ini semakin banyak diperbincangkan, terutama di era media sosial, di mana tekanan untuk menampilkan citra positif terus meningkat.
Salah satu dampak utama dari menjadi people pleaser adalah kehilangan jati diri. Orang yang terus-menerus berusaha menyenangkan orang lain akan sering mengabaikan kebutuhan, nilai, atau keinginan pribadinya sendiri.
Mereka cenderung beradaptasi sesuai dengan harapan orang lain, sehingga sulit untuk memahami apa yang benar-benar mereka inginkan dan nilai. Akibatnya, mereka bisa merasa bingung dengan identitas diri sendiri dan sulit membangun kepercayaan diri.
People pleaser sering kali merasa harus menjaga kebahagiaan orang lain, sehingga mereka mungkin mengambil lebih banyak tanggung jawab daripada yang dapat ditangani. Tindakan ini membuat mereka rentan terhadap stres kronis, kelelahan mental, dan kecemasan karena takut mengecewakan orang.
Ketakutan akan penolakan atau ketidaksukaan orang lain juga bisa membuat mereka terus-menerus merasa cemas, yang pada akhirnya mengganggu kesehatan mental dan emosional mereka.
Demi menyenangkan orang lain, seorang people pleaser mungkin sulit menetapkan batasan pribadi yang sehat. Mereka sering merasa kesulitan untuk berkata “tidak” dan cenderung mengambil tanggung jawab yang tidak semestinya. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, kelelahan, dan bahkan bisa menimbulkan perasaan tidak dihargai oleh orang lain.
Mengorbankan batasan pribadi dalam jangka panjang juga dapat merusak hubungan karena akhirnya mereka merasa tidak dihargai atau dimanfaatkan.
Menjadi people pleaser juga membuat seseorang lebih mudah dimanipulasi. Karena mereka sering kali memprioritaskan orang lain, mereka cenderung menjadi sasaran orang-orang yang ingin memanfaatkan mereka.
Manipulator dapat dengan mudah memanfaatkan kebaikan mereka untuk keuntungan pribadi. Akibatnya, people pleaser bisa menjadi korban perasaan tertipu, dikhianati, atau bahkan merasa kesepian karena merasa tidak ada yang benar-benar peduli dengan mereka.
Dalam upaya untuk membuat semua orang senang, seorang people pleaser mungkin mengorbankan waktunya untuk hal-hal yang seharusnya bisa dinikmati untuk diri sendiri. Mereka sering kali mengutamakan orang lain hingga melupakan kesehatan, hobi, atau bahkan waktu bersama keluarga. Pada akhirnya, ini bisa mengganggu keseimbangan hidup dan menurunkan kualitas hidup seseorang secara keseluruhan.
Langkah-Langkah Mengatasi People Pleaser
Mengingat dampaknya yang merugikan, penting bagi seorang people pleaser untuk belajar menetapkan batasan yang sehat dan mengenali nilai diri sendiri.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecenderungan ini:
KalbarOnline - Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis, 21…
KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…
KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…
KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…
KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…
KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…