Mengenal Fenomena “Red String Theory”: Teori Benang Merah Penghubung Takdir

KalbarOnline – Istilah “Red String Theory” mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun konsep ini berasal dari mitologi Tiongkok kuno.

Mitologi ini berakar pada gagasan benang merah tak terlihat yang menghubungkan dua orang yang ditakdirkan untuk bertemu atau menjadi bagian penting dalam kehidupan masing-masing.

Kisah ini sering dijumpai dalam berbagai budaya populer, seperti novel, film, dan drama Asia, terutama yang bergenre romantis.

Asal Mula Legenda Benang Merah

Legenda benang merah ini bermula dari mitos Tiongkok yang menyebutkan bahwa Dewi Bulan atau dalam beberapa cerita disebut sebagai Dewa Takdir, mengikatkan seutas benang merah di pergelangan tangan dua orang yang kelak akan dipertemukan sebagai pasangan jiwa.

Terlepas dari waktu atau tempat, benang merah ini diyakini mampu membawa kedua orang tersebut bertemu, bahkan jika mereka terpisah oleh jarak atau mengalami tantangan hidup.

Dalam budaya Jepang, benang ini diilustrasikan dengan simbol yang serupa, yaitu benang merah yang diikatkan di jari kelingking.

Pandangan ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan takdir yang tidak dapat diputuskan atau diubah, seberapa jauh atau lama pun mereka terpisahkan.

Red String Theory di Era Modern

Saat ini, konsep “Red String Theory” menjadi inspirasi banyak karya fiksi, terutama dalam genre romansa dan fantasi. Istilah ini kemudian berkembang menjadi simbol dari hubungan emosional yang mendalam dan tak terpisahkan, yang seolah sudah ditentukan sejak lahir.

Cerita-cerita ini sering kali menampilkan dua orang yang dipertemukan secara kebetulan atau dalam situasi yang tidak terduga, namun hubungan mereka ternyata memiliki arti yang jauh lebih dalam.

Mengapa Red String Theory Menarik Banyak Orang?

Teori benang merah ini menciptakan harapan dan keyakinan tentang takdir. Di dunia yang serba cepat dan penuh ketidakpastian, “Red String Story” menjadi simbol keyakinan bahwa setiap orang memiliki seseorang yang ditakdirkan untuk mereka, tak peduli betapa sulitnya perjalanan hidup.

Fenomena ini bukan sekadar cerita, namun mencerminkan keinginan manusia untuk memiliki hubungan yang spesial dan takdir yang bermakna dalam hidup.

Tidak heran jika banyak orang merasa tersentuh atau terinspirasi oleh cerita-cerita yang mengangkat konsep benang merah ini.

Menghadirkan Teori Benang Merah ke Dalam Kehidupan Sehari-hari

Bagi banyak orang, “Red String Theory” lebih dari sekadar dongeng, melainkan sebuah filosofi hidup yang membimbing mereka dalam perjalanan cinta dan pertemanan.

Pada akhirnya, konsep ini mengingatkan kita untuk menghargai orang-orang yang hadir dalam hidup kita, karena mungkin saja mereka adalah bagian dari benang merah takdir yang mengikat kita bersama. (*)

Shella Rimang

Share
Published by
Shella Rimang

Recent Posts

Bertema Cerita Remaja, Berikut Sinopsis Drama China Grow Up Together

KalbarOnline - Drama China berjudul Grow Up Together mulai tayang pada Jumat, 22 November 2024. Drama…

7 hours ago

Pengguna Bisa Mention Nama Grup di Status pada Uji Coba Fitur Baru WhatsApp

KalbarOnline – Baru-baru ini, WhatsApp memberikan gebrakan dengan fitur baru yang sedang diuji coba, terutama…

8 hours ago

Pemancangan Tiang Pertama Gedung Sekretariat, PWNU Kalbar Sebut Sutarmidji Salah Satu Tokoh Paling Berjasa

KalbarOnline, Pontianak - Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji menghadiri pemancangan…

8 hours ago

Sapa Relawan Akar Beringin, Maman Abdurrahman Pastikan Sutarmidji Paling Komitmen Bangun Kalbar

KalbarOnline, Pontianak - Ketua DPD Partai Golkar Kalbar, Maman Abdurahman turut menyapa Relawan Akar Beringin…

11 hours ago

Jelang Pencoblosan, BEM se-Kalbar Imbau Masyarakat Waspada Terhadap Politik Uang

KalbarOnline, Pontianak - Menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 27 November 2024, Aliansi Badan…

11 hours ago

Tanggapi Soal Pemekaran Kapuas Raya, Relawan Midji: Cornelis Jangan Asal Bunyi

KalbarOnline, Pontianak - Ketua Relawan Midji-Didi (Remidi) yang juga Ketua Persatuan Orang Melayu, Agus Setiadi…

12 hours ago