Bahaya Tingginya Konsumsi Garam: Ancam Kesehatan Masyarakat

KalbarOnline — Tingginya konsumsi garam di masyarakat Indonesia semakin menjadi perhatian utama para ahli kesehatan.

Konsumsi garam berlebihan dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan yang serius, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal.

Data menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia mengonsumsi garam jauh di atas batas yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu maksimal 5 gram per hari atau setara dengan satu sendok teh.

Dr. Aisyah, seorang pakar kesehatan dari Kementerian Kesehatan, mengungkapkan bahwa pola makan tinggi garam bukan hanya berasal dari garam dapur, tetapi juga dari makanan olahan dan cepat saji.

“Sebagian besar makanan olahan mengandung natrium tinggi untuk menjaga cita rasa dan daya tahan. Sayangnya, hal ini justru berisiko bagi kesehatan jangka panjang jika dikonsumsi tanpa kendali,” terang Dr. Aisyah.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi garam berlebihan bisa memengaruhi fungsi ginjal dan menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.

Hipertensi yang tidak terkontrol menjadi faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke, yang merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia.

Selain itu, masyarakat yang sudah terbiasa dengan makanan asin akan cenderung sulit menyesuaikan diri dengan makanan rendah garam.

Padahal, penurunan asupan garam berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung. Beberapa negara, seperti Jepang dan Inggris, sudah menerapkan kebijakan pengurangan kadar garam dalam makanan olahan sebagai bagian dari kampanye kesehatan masyarakat.

Kementerian Kesehatan juga telah meluncurkan kampanye Garam Cukup untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya garam berlebih.

Salah satu caranya adalah melalui edukasi tentang cara membaca label makanan, sehingga konsumen lebih waspada terhadap kandungan natrium.

“Kunci utamanya adalah mengubah pola makan, memilih makanan segar, dan menghindari makanan tinggi garam,” lanjut Dr. Aisyah.

Dengan kesadaran yang meningkat dan dukungan pemerintah, diharapkan masyarakat Indonesia dapat lebih mengontrol konsumsi garam untuk mencapai hidup yang lebih sehat dan mengurangi angka kejadian penyakit kronis akibat kelebihan garam. (*)

Shella Rimang

Share
Published by
Shella Rimang

Recent Posts

Pergoki Rumah Berantakan dan Kotor, Nana Mirdad Trauma Punya ART

KalbarOnline - Baru-baru ini, Nana Mirdad curhat lewat akun Instagram pribadinya soal pengalaman tidak menyenangkan…

12 minutes ago

Pj Gubernur Harisson Minta Rumah Sakit Daerah di Kalbar Berikan Layanan Prima Bagi Masyarakat

KalbarOnline, Pontianak - Dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan peralatan medis di Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi…

1 hour ago

Mentan Andi Amran Sulaiman Dorong Kalbar Jadi Lumbung Pangan Nasional

KalbarOnline, Sambas - Dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) pertanian di Kalimantan Barat, Menteri Pertanian RI,…

1 hour ago

Anggota DPRD Ketapang Rion Sardi Serap Aspirasi Masyarakat di Tepian Sungai Pawan

KalbarOnline, Ketapang - Anggota DPRD Kabupaten Ketapang dari Fraksi Partai Demokrat, Rion Sardi melakukan reses…

1 hour ago

Tangani Ruas Jalan Pelang – Sungai Kepuluk, Dinas PUPR Ketapang Bakal Siagakan TRC

KalbarOnline, Ketapang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang bakal membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani…

1 hour ago

Tongkang Bermuatan Ratusan Ton Buah Sawit Tenggelam di Perairan Kendawangan

KalbarOnline, Ketapang - Sebuah tongkang bermuatan 100 ton buah kelapa sawit tenggelam di Perairan Bagan…

1 hour ago