KalbarOnline, Ketapang – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat menanggapi serius insiden serangan buaya yang menyebabkan seorang karyawan perusahaan kelapa sawit meninggal dunia di Desa Air Hitam Besar, Kecamatan Kendawangan, pada Kamis,(05/12/2024).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Ketapang, Birawan melalui Pengendali Ekosistem Hutan Yoga Budihandoko, mengungkapkan, bahwa kejadian ini adalah peringatan keras bagi PT Berkat Nabati Sejahtera (BNS) untuk mematuhi rekomendasi mitigasi yang telah diberikan oleh BKSDA.
Yoga menyampaikan, pada awal Agustus 2023 lalu, BKSDA telah mengeluarkan rekomendasi kepada perusahaan tersebut terkait upaya mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang. Rekomendasi tersebut sebagai respon atas insiden yang sama pasa akhir Juli 2023 lalu.
“Rekomendasi kami tahun lalu itu mencakup pemasangan plang peringatan, pembuatan peta rawan buaya, serta pelatihan kepada karyawan mengenai karakteristik buaya, musim kawin, ciri-ciri sarang dan langkah-langkah keamanan,” papar Yoga saat ditemui wartawan, Jumat (06/12/2024) siang.
Yoga menuturkan, pada Maret 2024 lalu, pihaknya melakukan pemantauan langsung untuk memastikan rekomendasi tersebut diterapkan. Hasilnya, plang peringatan sudah dipasang, namun langkah-langkah lainnya masih perlu ditingkatkan.
Yoga menegaskan, pihaknya bakal segera mengirimkan surat rekomendasi kembali kepada perusahaan tersebut. Terlebih dengan kondisi cuaca belakangan ini, yang menyebabkan buaya dapat dengan mudah berpindah lokasi. Surat tersebut berisi imbauan agar perusahaan melarang aktivitas karyawan dan masyarakat di sekitar lokasi kejadian serta menerapkan langkah-langkah kehati-hatian lebih ketat.
“Rekomendasi yang kami berikan tahun lalu harus segera diterapkan dengan serius,” ujar Yoga.
BKSDA juga mengingatkan perusahaan untuk mengurangi aktivitas manusia di area rawan, seperti tepi parit, dengan membangun pagar atau barikade dari kayu atau kawat untuk menghalangi jalur pergerakan buaya.
“Lingkungan harus direkayasa untuk menciptakan keamanan bagi semua pihak, jangan ada aktivitas manusia 10 sampai 15 meter dari kiri kanan parit,” tambah Yoga.
Yoga juga menyarankan agar area yang sudah dipenuhi rumput lebat di perkebunan kelapa sawit agar ditangani dengan alat mekanik, bukan tenaga manusia.
Yoga menambahkan, kebun PT BNS yang lokasi terjadinya serangan buaya, berada tidak jauh dari tepi laut Kendawangan. Ini meningkatkan kemungkinan bahwa buaya yang menyerang adalah buaya muara.
Yoga menekankan, jika perusahaan tidak juga mengambil tindakan yang tepat, BKSDA menyarankan langkah evakuasi buaya ke lokasi yang aman atau bahkan pembentukan kawasan konservasi buaya di sebagian lokasi perkebunan.
“Ini adalah tanggung jawab bersama antara BKSDA, pemerintah, khususnya perusahaan, terutama terkait kecelakaan kerja ini,” tandasnya. (Adi LC)
KalbarOnline.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi dimulai hari ini, Senin (6/1/2025), dan dilaksanakan…
KalbarOnline.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi dimulai pada Senin (6/1/2025). Inisiatif nasional ini…
KalbarOnline, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid menekankan…
KalbarOnline, Jakarta - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menegaskan, bahwa girik atau…
KalbarOnline, Ketapang - Kepolisian Sektor (Polsek) Kendawangan jajaran Polres Ketapang terus menunjukan konsistensi dalam upaya…
KalbarOnline, Pontianak - Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Kalimantan Barat mengawali tahun 2025…