Belajar dari YouTube, Tanjak Karya Suherman Laris Manis Hingga ke Negeri Jiran

KALBARONLINE.com – Suherman (51 tahun), seorang pengrajin tanjak asal Kota Pontianak sukses mengembangkan usaha kerajinan tanjak khas Melayu melalui usahanya yang diberi nama Kampung Tanjak.

Tanjak-tanjak produksi Kampung Tanjak turut dipamerkan pada Inacraft 2025—sebuah pameran kerajinan tangan terbesar se-Asia Tenggara di Jakarta Convention Center (JCC).

PelantikanKepalaDaerah2025

Tanjak yang diproduksi Suherman dengan merek Kampung Tanjak membanjiri pasaran di berbagai daerah, tidak hanya lokal, tetapi hingga mancanegara.

Berbagai daerah di Indonesia menjadi pangsa pasarnya, termasuk Kalimantan Barat, Riau, Sulawesi, Jawa dan Sumatera. Tak hanya itu, tanjak hasil karyanya juga telah menembus pasar di negeri jiran, seperti Kuching dan Kuala Lumpur.

Alhamdulillah, tanjak kami sudah sampai ke luar negeri, seperti di Sarawak dan Kuala Lumpur,” ujarnya di Stand Kota Pontianak di JCC, Jumat (07/02/2025).

Suherman menceritakan, ia mulai menggeluti usahanya ini sejak 2017, karena sulitnya mendapatkan busana khas Melayu di Pontianak, terutama tanjak sebagai pelengkap pakaian adat Melayu. Ia lalu berinisiatif untuk memproduksi dan menyediakan kebutuhan tersebut, yang kini telah mendapat sambutan positif dari masyarakat lokal hingga mancanegara.

“Awalnya sulit sekali mencari busana khas Melayu di Pontianak. Dari situ saya berinisiatif untuk membuat dan menyediakan tanjak. Alhamdulillah, respons masyarakat luar biasa,” katanya.

Baca Juga :  Patung Pantak Dicuri, DAD Sabung: Jika Tidak Dikembalikan Kami Akan Buat Ritual

Suherman bilang, awal mula dirinya sama sekali tidak memiliki keahlian membuat tanjak. Keterampilan itu dipelajarinya secara otodidak dengan memanfaatkan perangkat teknologi melalui tutorial di YouTube. Seiring waktu, ia berhasil mengembangkan dan menyempurnakan keahliannya.

“Awalnya memang sulit mencari orang untuk belajar langsung. Tapi berkat teknologi, saya bisa belajar dari YouTube,” ungkapnya.

Ia bercerita bagaimana proses membuat tanjak. Untuk membuat sebuah tanjak, Suherman membutuhkan waktu kisaran satu hingga setengah jam, tergantung pada tingkat kerumitan dan jenis bahan yang digunakan. Untuk harga tanjak yang ia produksi bervariasi.

“Mulai dari Rp 60 ribu hingga ada yang mencapai lebih dari Rp 1 juta, tergantung pada bahan dan desainnya,” ucap pemilik usaha Kampung Tanjak yang beralamat di Jalan Selat Panjang Gang Amal 18 B Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara.

Baca Juga :  Kukuhkan Pengurus FKSN, Harisson Harapkan Sinergitas Wujudkan Kalbar Lebih Maju

Dalam menjalankan usahanya, Suherman dibantu oleh dua orang karyawan. Ia juga aktif memasarkan produknya melalui media sosial dan pameran-pameran yang digelar oleh pemerintah maupun swasta.

Alhamdulillah, pemasaran kami terbantu dengan adanya pameran seperti ini. Selain itu, media sosial juga sangat membantu menjangkau pembeli dari berbagai kalangan,” imbuhnya.

Selaku pengrajin binaan Dekranasda Kota Pontianak, Suherman juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota Pontianak berupa pelatihan, fasilitas pameran, hingga bantuan mesin jahit untuk meningkatkan produktivitas usahanya. Bantuan berupa mesin jahit juga diperolehnya dari beberapa BUMN.

Alhamdulillah untuk pemasaran tanjak-tanjak produksi saya tidak kesulitan, pesanan tak pernah putus, hampir setiap hari ada terus,” sebutnya.

Simak cerita inspiratif Suherman di halaman berikutnya>>>

Comment