KALBARONLINE.com – Ketua umum MABM Kalimantan Barat, Chairil Effendi menyambut baik rencana Pemerintah Provinsi Kalbar untuk melanjutkan pembangunan Hotel Rumah Melayu yang berlokasi Jalan Sultan Syarif, Kota Pontianak, tepatnya di belakang Rumah Adat Melayu.
“Bersyukur sekali ada komitmen dari Pak Gubernur kita untuk menyelesaikan bangunan yang belum selesai itu,” ungkapnya saat ditemui usai acara milad ke-28 dan halal bihalal MABM Kalbar, Jumat (18/04/2025).
Gedung yang terbengkalai kurang lebih dari satu dekade tersebut rencananya akan dibangun kembali menjadi penginapan berbasis syariah sekaligus pusat pengembangan kebudayaan Melayu berlandaskan nilai-nilai Islam.
“Jadi nanti bisa kita wujudkan, kita fungsikan sebagai hotel syar’i, dan juga barangkali menjadi lembaga pendidikan semacam rumah tahfidz sebahagiannya. Sehingga betul-betul dapat menjaga kebudayaan Melayu yang berlandaskan pada nilai-nilai islami,” ujarnya.
Chairil menjelaskan, bangunan ini mulai dibangun sejak 15 tahun lalu, bersamaan dengan Rumah Radakng. Namun proyeknya sempat tertunda akibat persoalan konstruksi dan kekhawatiran terkait potensi masalah hukum.
“Gubernur yang lalu juga tidak berani membangun kalau belum ada semacam opini dari BPK. Kalau BPK mengatakan oke, barulah. Karena kalau tidak kan bisa jadi ada masalah hukum,” katanya.
Chairil mengungkapkan, sesuai dengan pernyataan Gubernur Kalbar, Ria Norsan, pengerjaan bangunan tersebut akan direalisasikan tahun 2026.
“Ya mudah-mudahan dapat direalisasikan dengan anggaran perubahan tahun ini. Kalaupun tidak, tadi kan katanya tahun 2026 ya,” ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Kalbar, Ria Norsan, menyatakan komitmennya untuk melanjutkan pembangunan hotel tersebut. Dirinya menyampaikan, jika anggaran pembangunan akan dimasukkan dalam APBD Perubahan atau tahun anggaran berikutnya.
“Kita banyak ahli-ahli konstruksi, nanti akan di cek terlebih dahulu, termasuk masih ada tidaknya permasalahan hukum bangunan tersebut, saya lihatnya sakit mata sebelah, karena mulai rusak bangunannya,” ucapnya.
Gubernur juga berharap, setelah pembangunan rampung, Hotel Rumah Adat Melayu dapat dimanfaatkan sebagai penginapan bagi masyarakat dari kabupaten/kota di Kalbar. Selain itu, pengelolaannya dapat menjadi sumber pemasukan bagi MABM Kalbar. (Lid)
Comment