KALBARONLINE.com – Mantan Gubernur Kalbar periode 2018 – 2023, Sutarmidji menilai program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat sebagai langkah yang bagus, namun ia menilai, sebaiknya pelaksanaan program ini harus dibuat sederhana agar tidak menyulitkan daerah.
“Program ini skalanya memang besar, tapi sebenarnya simpel (sederhana). Kalau bentuknya belum ada, ya wajar banyak masalah belakangan,” kaa Sutarmidji belum lama ini.
Menurutnya, pemerintah daerah seharusnya fokus dulu membangun kantin sehat, terutama di sekolah-sekolah di daerah perkotaan seperti ibu kota provinsi. Minimal, jika jumlah siswa di atas 1.000 orang, maka harus ada tiga kantin sehat yang disiapkan.
“Kantinnya tiga, tapi menunya beda-beda. Kandungan gizinya harus sama. Soal uangnya, itu bisa ditanggung pemda. Gak mahal kok,” tambahnya.
Ia mencontohkan langkah yang dulu pernah ia lakukan saat menjabat Wali Kota Pontianak. Kala itu, pemkot membangun kantin sehat di sejumlah sekolah. Biayanya murah dan lahan di sekolah pasti masih tersedia.
Sutarmidji juga menyarankan agar siswa nantinya diberi kartu seperti ATM yang bisa digunakan untuk mengambil makanan di kantin.
“Nah nanti kantin itu diminta untuk menyiapkan menu yang sudah disiapkan oleh tim MBG. Menunya apa, dan sebagainya. Tinggal diawasi saja. Harganya berapa. Nanti anak-anak bisa diberi kartu seperti ATM yang dipakai ketika hendak mengambil makanan. Begitu saja sebenarnya. Itu khusus perkotaan,” paparnya.
Sementara untuk daerah yang sulit dijangkau, ia menyarankan program MBG bisa dijalankan oleh Koperasi Merah Putih atau TNI sebagai pelaksana sementara.
“Tapi tetap kedepannya harus kembali ke konsep kantin sehat,” tegasnya.
Politisi Nasdem itu menyayangkan, bahwa masih banyak sekolah yang tidak memberi perhatian pada kualitas kantinnya. Sehingga makanan yang dijual ke pelajar belum tentu higienis, dan layak dikonsumsi. Dengan adanya kantin sehat, maka kontrol terhadap makanan anak bisa dilakukan lebih baik.
“Kalau di kota-kota sudah jalan pakai kantin sehat, maka pemerintah tinggal fokus bantu daerah yang sulit transportasi. Di Kalimantan misalnya, waduh, sekolahnya saja letaknya jauh-jauh dari rumah siswa,” katanya.
Midji menegaskan, MBG akan berdampak besar jika dijalankan dengan model yang tepat. “MBG ini program yang sangat bagus, tapi (harus) dijalankan dengan model yang benar, dan simpel, sehingga tidak ribet,” pungkasnya. (Jau)
Comment