KALBARONLINE.com – Seminar Agribisnis yang bertajuk “Sawit Berkelanjutan Mewujudkan Sinergi Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial” merupakan kolaborasi antara Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEP) dengan PT Tintin Boyok Sawit Makmur (TBSM), di Gedung Konferensi Teater 2, Univeristas Tanjungpura, Kota Pontianak, Selasa 20 Mei 2025.
Seminar ini bertujuan untuk mengupas pentingnya pengelolaan kelapa sawit secara berkelanjutan, tidak hanya dari sisi lingkungan, tetapi juga dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Kolaborasi dengan PT TBSM dinilai strategis karena perusahaan ini telah menerapkan praktik berkelanjutan, termasuk penggunaan limbah cair dan tandan kosong sawit sebagai pupuk organik alami di sekitar pohon kelapa sawit.
Salah satu pemateri dalam seminar ini adalah Maswadi, dosen dan peneliti di bidang Sustainable Supply Chain Management (SSCM). Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa tantangan besar yang dihadapi Indonesia saat ini meliputi pengelolaan limbah, degradasi lingkungan, dan eksploitasi sumber daya alam. SSCM menjadi salah satu pendekatan strategis untuk mendorong perusahaan agar menjalankan praktik yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Pemaparan dilanjutkan oleh tim dari PT TBSM yang diwakili oleh Yusman Suhairi Harahap sebagai Manager Humas dan Pembangunan Daerah serta Theo Filus Kurniawan sebagai Head EHS Sustainability.
Adapun pemaparan yang disampaikan antara lain mengenai komitmen perusahaan dalam praktik sawit berkelanjutan. Di antaranya perihal kebijakan NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation) yang mana memastikan pengelolaan sawit dilakukan tanpa deforestasi, tidak membuka lahan gambut, serta menolak segala bentuk eksploitasi dan kerja paksa.
PT TBSM juga menyampaikan kegiatan operasional dengan mengacu pada praktik terbaik Perkebunan dan juga memperhatikan aspek keselamatan kerja, lingkungan serta perlindungan terhadap hak-hak pekerja.
Selain itu dipaparkan juga terkait pentingnya komunikasi antara perusahaan dan Masyarakat untuk dapat mencegah konflik dan membangun kepercayaan.
Perusahaan juga memaparkan kegiatan CSR yang menyasar langsung ke masyarakat sekitar dan petani mitra, seperti pembangunan jembatan dan perbaikan akses jalan. Program ini bertujuan mendukung kesejahteraan sosial dan mendukung kegiatan ekonomi masyarakat sekitar.
Pada bagian akhir pemaparan, Perusahaan juga menyampaikan secara umum tentang informasi mengenai kebijakan regulasi Uni Eropa Deforestation Regulation (EUDR) yang diperkirakan akan mulai berlaku pada 30 Desember 2025.
Regulasi ini bertujuan untuk meminimalkan deforestasi dan kehilangan keanekaragaman hayati melalui standar ketat terhadap produk yang masuk ke pasar Uni Eropa.
Ia juga menjelaskan tujuh pasal penting dalam EUDR, mulai dari larangan deforestasi hingga mekanisme penilaian dan mitigasi risiko.
Seminar ditutup dengan sesi diskusi interaktif antara mahasiswa dan pemateri. Mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan seputar keberlanjutan kelapa sawit dan isu-isu lingkungan dan sosial yang berkembang.
Kehadiran Maswadi dan para praktisi dari PT TBSM serta konsultan lingkungan yang bekerja sama dengan PT TBSM diantaranya Senayan Pembangunan, Atrium Greentech Lestari dan Nusantara Bumi Pasific, memberi sudut pandang akademis dan praktis yang seimbang, serta membuka wawasan baru bagi mahasiswa Program Studi Agribisnis.
Kegiatan ini menunjukkan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan dunia industri dalam mewujudkan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan kelestarian lingkungan. (**)
Comment