Bocah 9 Tahun Disiksa Kekasih Ibu hingga Tewas, Polisi: Luka di Seluruh Tubuh

KALBARONLINE.com – Tragedi memilukan mengguncang warga Kota Pontianak. Seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun, penyandang disabilitas yang sehari-hari mengamen, ditemukan tewas mengenaskan di bawah Jembatan Landak, Kecamatan Pontianak Utara, Selasa (27/5/2025).

Korban diduga mengalami penyiksaan berat selama empat hari oleh seorang pria berinisial AP, yang awalnya dikira sebagai ayah tiri, namun ternyata hanyalah kekasih ibu kandung korban.

Taserna

Wakasat Reskrim Polresta Pontianak, AKP Agus Haryono, membenarkan bahwa korban meninggal akibat penganiayaan berat.

“Hasil visum menunjukkan luka lebam hampir di seluruh tubuh. Ini indikasi kuat akibat pukulan benda tumpul,” ujar AKP Agus, Rabu (28/5), di Polresta Pontianak.

Baca Juga :  Pontianak Utara Juara Umum MTQ XXVIII, Para Juara Siap Ikut TC

Kekerasan terhadap korban diduga terjadi sejak Sabtu (24/5) hingga akhirnya bocah malang itu mengembuskan napas terakhir pada Selasa malam.

Penganiayaan berlangsung di bawah Jembatan Landak, tempat keluarga ini biasa beristirahat setelah mengamen. Ibu korban, S, mengungkapkan bahwa kekerasan sering dipicu oleh hal-hal sepele, seperti anaknya makan terlalu lama atau buang air sembarangan.

“Bibir anak saya pecah, tubuhnya lebam, wajahnya biru. Sempat dibanting ke lantai. Saya sendiri juga sering dipukul,” kata S lirih kepada penyidik.

Puncak kekerasan terjadi pada malam terakhir sebelum korban meninggal. Ketika jenazah hendak dimakamkan, salah satu keluarga AP merasa ada yang janggal dan melaporkannya ke Polsek Pontianak Utara.

Baca Juga :  Demi Jamu Merah: Inovasi Siswa untuk Tingkatkan Angka Bebas Jentik di Parit Mayor

Pelaku AP kini telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Ia dijerat dengan pasal 80 ayat 3 UU nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Junto pasal 351 ayat 1 KUHP dan pasal 65 ayat 1 KUHP dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

Jenazah korban sudah menjalani visum di RS Bhayangkara Anton Soejarwo, yang menguatkan dugaan kekerasan sistematis terhadap korban. (Lid)

Comment