Menhut Tetapkan 52 Desa di Kalbar Jadi Sasaran Pencegahan Karhutla

KALBARONLINE.com – Kementerian Kehutanan Republik Indonesia menetapkan sebanyak 52 desa di Kalimantan Barat sebagai sasaran utama dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2025.

Penetapan ini disampaikan langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni saat memimpin Apel Siaga Pengendalian Karhutla Provinsi Kalbar, yang digelar di halaman Kantor Gubernur Kalbar, Kamis (5/6/2025).

Taserna

Raja Juli menjelaskan, langkah ini diambil berdasarkan prediksi BMKG yang menyebut Kalbar akan memasuki musim kemarau mulai Juni, sehingga kesiapsiagaan perlu segera ditingkatkan.

“Merujuk pada data prediksi tersebut, serta mempertimbangkan kondisi ekosistem hutan dan sosiokultural masyarakat desa di sekitar hutan, kami menetapkan total 518 desa sasaran pengendalian karhutla secara nasional. Sebanyak 52 desa di antaranya berada di Kalbar,” ungkap Menhut.

Adapun 52 desa tersebut tersebar di 12 kabupaten, yakni Bengkayang, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Kubu Raya, Landak, Melawi, Mempawah, Sambas, Sanggau, Sekadau, dan Sintang.

Baca Juga :  Terbang dengan Rute Fantastis ke Negeri Kanguru, Malindo Air Tawarkan Pilihan Terbaik Menuju Melbourne

Langkah strategis ini juga dibarengi dengan pembentukan dan pembinaan teknis Masyarakat Peduli Api (MPA). Hingga Mei 2025, MPA telah dibentuk di 29 provinsi dengan total 10.225 personel.

Khusus di Kalbar, jumlah personel MPA saat ini mencapai 1.165 orang, tersebar di beberapa kabupaten/kota seperti Bengkayang, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Kubu Raya, Melawi, Pontianak, Sambas, Sanggau, Singkawang, dan Sintang.

“Pembentukan dan pembinaan teknis MPA ini juga mendapat dukungan positif dari Komisi IV DPR RI,” jelasnya.

Raja Juli turut menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam pengendalian karhutla di Kalbar. Ia menegaskan pentingnya kerja kolaboratif lintas sektor dalam menghadapi tantangan ini.

“Apel ini menjadi penanda kesiapan kita menghadapi musim kemarau. Kita harus terus mengedepankan pencegahan dini dan memperkuat kerja sama antar lembaga dan masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemerintah akan Bangun Kantor Layanan Haji dan Umrah di Arab Saudi

Menteri juga menegaskan bahwa pengendalian karhutla akan tetap fokus pada tiga pendekatan utama, pencegahan, pemadaman, dan penanganan pasca kebakaran. Patroli rutin, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), pelatihan masyarakat, hingga pemberdayaan ekonomi warga sekitar hutan menjadi bagian penting dari strategi tersebut.

“Pemadaman akan dilakukan lewat jalur darat dan udara, dengan dukungan penuh dari Satgas dan Brigdalkarhutla di tingkat provinsi,” tambahnya.

Di akhir sambutan, Menhut optimistis bahwa sinergi lintas sektor akan membawa hasil yang signifikan dalam mengurangi dampak karhutla tahun ini.

“Dengan kerja sama dan semangat kolaboratif, saya yakin kita bisa lebih efektif menekan risiko karhutla tahun ini,” tutup Raja Juli. (Lid)

Comment